Baby membuka bagian paling bawah dari lemari kerja yang ada di ruangan sang Papa. Dimana dibagian paling bawah sana terdapat sebuah kotak berisi barang-barang yang semenjak kepindahannya ke kota ini belum pernah Baby buka. Di dalam kotak itu berisi album-album foto Baby dan sang Papa dulu, saat mereka masih hidup berdua. Juga foto mendiang sang Mama yang masih tersimpan rapi di dalam sana.Sedikit kesusahan Baby menariknya keluar lalu membawanya ke arah sofa yang ada di ruangan itu. Meski sudah lama tak ia sentuh namun kotak itu maupun isinya masih terlihat bersih, Baby yakin sang Bunda yang dengan rajin membersihkannya.
Setelah kotak itu terbuka Baby meraih salah satu album foto yang ada disana. Ada banyak album foto karena karena dulu setiap tumbuh kembang Baby selalu diabadikan dengan sebuah gambar, bukan oleh sang Papa tapi oleh pengasuh dan keluarga Boy yang memang sangat perhatian padanya.
Ternyata yang pertama Baby ambil adalah kumpulan foto saat ia kecil. Di halaman pertama yang ia buka langsung menyajikan fotonya ketika ia sedang berulangtahun yang ke 6. Di foto tersebut sosok Baby kecil terlihat kesenangan, dengan wajah berbinar bersiap meniup lilin di hadapannya. Namun, perhatian Baby langsung teralihkan pada sosok anak laki-laki disebelahnya. Boy ketika anak-anak yang terlihat sedang tersenyum ke arahnya. Dulu, hampir bahkan Baby rasa semua hal penting dalam hidupnya pasti selalu ada Boy disisinya.
Selanjutnya Baby kembali membuka lembar demi lembar album tersebut untuk melihat-lihat gambar penuh kenangan tersebut terutama kebersamaanya dengan Boy. Padahal Boy juga memiliki satu adik perempuan yang usianya tak berbeda jauh dari Baby, tapi entah kenapa sejak dulu Baby bisa lebih dekat dengan Boy.
Saking seriusnya mengenang masa lalu sampai Baby tak menyadari sosok sang Papa yang masuk dan kini berdiri tak jauh darinya.
"Kak" Baby sedikit tersentak kaget saat mendengar panggilan dari Papanya. Kebanyakan melamun sampai ia tak sadar kini sang Papa sudah berdiri disampingnya
"Papa"
"Lagi ngapain?" Tanya Revan, mengambil duduk disamping sang putri.
"Ini liat foto-foto dulu" balas Baby seadanya.
"Kamu dulu manja banget sama Boy" ujar Revan, dengan pandangan menatap sebuah foto dimana disana terlihat Baby remaja yang terus bergelayut manja kepada Boy ketika mereka liburan bersama.
"Dulu cuma Kak Boy yang selalu sabar aku rusuhin" balas Baby, sambil terkekeh pelan. Dulu semasa kecil Baby tak memiliki banyak teman. Do rumah juga ia lebih sering berdua bersama pengasuh karena Papanya sibuk bekerja. Beruntungnya Baby memiliki tetangga yang baik yaitu keluarga Boy. Bahkan Baby rasa dulu ia lebih dekat dengan keluarga Boy daripada Papanya sendiri. Dulu ia tak punya siapa-siapa selain Papanya, beruntungnya Boy tak pernah risih setiap ia ikuti.
"Tadi sebelum izin ajak kamu keluar, Boy juga izin untuk pacarin kamu, Kak. Gimana? Apa ada kabar baik?" Tanya Revan, dengan terang-terangan menatap sang putri dengan pandangan menggoda.
"Enggak!"
"Masa iya? Boy bilang kamu udah lama suka sama dia, kak, makanya dari dulu kamu jomblo terus" ucap Revan, setengah mengejek. Baby yang mendengarnya menjerit sebal.
"Papa jadi ngerti sekarang kenapa kamu betah sendiri, dari dulu kamu maunya cuma sama Boy" mendengar ucapan samg Papa Baby hanya mencibir pelan.
Tidak tahu saja Papanya itu jika Boy yang sekarang berbeda dengan Boy yang dulu mereka kenal.
****
Meskipun tak setiap hari Baby selalu meluangkan waktunya untuk berolahraga, seperti yang pagi ini ia lakukan. Dengan earphone terpasang ditelinganya Baby berlari kecil disekitar komplek perumahannya yang masih terbilang sangat asri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy [21+]
RomanceCerita Dewasa! Warning 21+ Boy punya misi, setelah bertemu kembali dengan Baby ia berniat untuk membuat wanita itu bertekuk lutut padanya lalu setelah itu ia akan mencapakannya pergi, seperti yang pernah Baby lalukan padanya dulu.