Sudah masuk jam tidur siangnya, tapi diam-diam Baby malah melipir pergi ke rumah tetangga samping. Mbak Rita sendiri tadi jatuh tertidur saat menemaninya hingga Baby bisa pergi tanpa ketahuan.Seperti biasa ia menunggu didepan gerbang rumah tetangganya sampai nanti gerbang tersebut terbuka. Namun, saat mengintip ke dalam Baby melihat Boy sedang duduk di teras seorang diri.
"Kak!" Dari sela pagar tangan Baby terulur masuk ke dalam lalu melambai ke arah Boy.
"Kak Boy!" Baby tahu jika Boy menyadari kehadirannya namun sengaja pura-pura tak melihatnya. Tapi, mungkin karena Baby terus-menerus memanggilnya akhirnya mau tak mau Boy berjalan mendekati gerbang rumah.
"Kenapa?" Tanya Boy, tanpa membuka gerbang.
"Kakak enggak mau main?" Tanya Baby.
"Enggak" balas Boy, cuek.
"Kenapa?"
"Enggak punya duit" balas Boy. Uang jajannya dipotong oleh sang Mama karena nilai ujiannya turun. Percuma saja rasanya main jika tidak membawa uang.
"Aku punya banyak" ujar Baby, membuat Boy mencibir tak percaya.
"Anak kecil mana punya duit banyak" ucap Boy.
"Tunggu sebentar" Boy bisa melihat Baby berlari masuk ke dalam rumahnya, karena penasaran Boy memilih menunggu sampai tak lama Baby kembali sambil menunjukan lembaran uang dengan berbagai pecahan.
"Ini untuk Kak Boy semua, tapi nanti harus ajakin aku main" Mata Boy seketika berbinar melihatnya. Langsung saja ia rebut uang tersebut dari genggaman Baby.
"Sana ambil sepeda kamu!" Perintah Boy, sambil memasukan uang yang Baby beri ke dalam saku celananya tak perduli uang tersebut bisa Baby dapatkan dari mana.
"Enggak mau, nanti ditinggal" tolak Baby, sambil mencebikkan bibirnya.
"Enggak akan, udah sana cepet ambil atau beneran Kakak tinggal!" Ucap Boy, penuh ancaman. Pada akhirnya Baby menurut, melesat masuk ke dalam rumah untuk mengambil sepedanya. Baby melakukan semuanya dengan cepat karena ia tak mau ditinggal oleh Boy.
Dengan senyum ceria tak lepas dari wajahnya Baby mendorong sepeda roda empat miliknya mendekati gerbang rumah dimana terlihat Boy tengah menunggunya disana.
"Ayo, Kak!" Ajak Baby, penuh semangat. Namun, baru saja akan mengayuh sepeda masing-masing, dua anak itu dikagetkan dengan suara teriakan Mbak Rita yang memanggil nama Baby.
"Loh, Kakak Baby mau kemana?" Tanya Mbak Rita, tadi ia ketiduran saat menemani Baby tidur siang, saat terbangun ia dibuat kaget karena anak majikannya itu tiba-tiba sudah menghilang dari dalam kamar.
"Main!" Balas Baby, memilih cepat mengayuh sepedanya.
"Baby aman sama aku, Mbak!" Ucap Boy, sambil menyusul Baby yang sudah melaju mendahuluinya.
Namun, tentunya Mbak Rita tak lepas tangan begitu saja. Wanita itu tetap mengikuti kemanapun anak majikannya itu pergi.
****
"Bawa duit berapa?" Tanya Boy, berdiri di depan gerbang rumah Baby. Sejak tadi sudah duduk di atas jok sepedanya menunggu Baby keluar dari rumah.
Sudah dari 1 bulan lalu sejak Baby pertama kali memberikan uang padanya, sejak saat itu Boy memang sering membawa Baby main, namun tentunya Baby harus setor. Boy tak perlu khawatir perihal uang jajannya
karena uang yang Baby berikan berkali-kali lipat dari jatah yang diberikan sang Mama. Bahkan Boy bisa mentraktir juga teman-temannya. Entah dari pada Baby mendapatkan semua uang tersebut, Boy tak perduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy [21+]
RomantizmCerita Dewasa! Warning 21+ Boy punya misi, setelah bertemu kembali dengan Baby ia berniat untuk membuat wanita itu bertekuk lutut padanya lalu setelah itu ia akan mencapakannya pergi, seperti yang pernah Baby lalukan padanya dulu.