Bab 12 🔞

450K 3.1K 57
                                    

"Kocokin kontol gue, sayang!" Setelah memberi sedikit waktu Baby menikmati pelepasannya, Boy
mendudukan Baby sejajar dengan penisnya. Meminta kekasihnya itu untuk segera memanjakan penisnya yang sudah semakin mengeras meminta dipuaskan.

Meski terlihat sedikit ragu Baby mulai menggenggam penis besar milik Boy lalu ia menggerakkan tangannya ke atas kebawah mengocok penis Boy yang sudah sangat keras. Seketika erangan berat Boy mulai terdengar.

Baby mendongkak melirik ke arah Boy yang ternyata juga sedang menatapnya dengan wajah sayu, pancaran penuh gairah terlihat dari matanya.

Tertantang untuk berbuat lebih Baby mulai memasukan penis besar Boy ke dalam mulutnya, sedikit kesulitan karena mulutnya tak mampu menampung diameter penis besar Boy namun ia terus mencobanya. Desahan dan erangan Boy terdengar semakin berat. Apalagi saat Baby mulai membelit penis Boy dengan lidahnya dan menghisapnya seperti sebuah permen lollipop. Baby mengingat dulu ia juga pernah melakukan ini kepada penis Boy, namun Baby rasa dulu milik Boy tidak sebesar ini.

"Ahh... Enak banget mulut lo, sayang" Erangan Boy mulai memenuhi seiisi ruangan. Mulut Baby terasa sangat nikmat, tanpa sadar Boy mulai mengoyangkan pinggulnya maju mundur hingga penisnya keluar masuk di dalam mulut Baby. Satu tangan Boy memegang tengkuk Baby sedangkan satunya merapikan rambut sang kekasih yang terlihat berantakan. Tangan Boy juga mengusap peluh yang keluar dari kening kekasihnya itu.

Baby sendiri tampak kewalahan saat gerakan penis Boy keluar masuk di mulutnya semakin cepat, wajahnya sudah memerah. Ia beberapa kali sampai tersedak karena ujung penis Boy mengenai tenggorokannya.

"Enak sayang ahh...."

Lama kelamaan mulut Baby mulai pegal namun tidak ada tanda-tanda Boy akan keluar. Dengan paksa Baby mendorong perut Boy menjauh hingga penis laki-laki itu terlepas dari mulutnya, yang seketika mendapat tatapan protes dari Boy. Padahal tadi terasa sangat nikmat.

"Pegel!" Keluh Baby, menatap Boy dengan bibir mencebik.

"Sebentar lagi, By" Boy sedikit memaksa mencoba kembali memasukan penisnya ke dalam mulut Baby, namun perempuannya itu menolak sambil menjerit kesal.

"Pake tangan gue aja" balas Baby, menggenggam penis Boy yang kini terlihat basah karena air liurnya. Kembali menggerakan tangannya naik turun di penis laki-laki itu.

"Gue mau gesek di dada lo aja, boleh?" Pinta Boy, yang tanpa banyak berpikir langsung Baby iyakan.

Boy membantu Baby melepas blouse dan juga bra yang dipakainya, hingga kini Baby berbaring tanpa memakai apapun di atas ranjang Boy. Melihat Baby saat ini sudah sepenuhnya bertelanjang membuat Boy hampir hilang akal.

Daripada nanti ia nekat memperkosa Baby, Boy memilih merapatkan kedua dada besar Baby. Sebelum melesakan kejantannya diantara celah dada Baby, tangan Boy terulur kebawah untuk meraih cairan yang membanjiri vagina Baby dibawah sana, yang ia gunakan untuk melumasi penisnya agar semakin mudah bergerak di celah dada Baby.

Namun, merasakan banyaknya cairan yang keluar dari vagina Baby membuat Boy tertarik untuk kembali bermain dibawah sana. Tubuh Boy bergerak turun, hingga kini ia sudah kembali berada di antara paha Baby.

"Enggak!" Baby menolak dengan menutup vaginanya menggunakan kedua tangannya. Ia berpikir Boy akan bermain dengan vaginanya karena tadi ia sempat merasakan penis keras Boy terasa menggesek belahan vaginanya.

Padahal Boy hanya ingin kembali merasakan cairan Baby, tak mau membuat kekasihnya itu marah Boy memilih kembali bergerak naik. Boy mengajak bibir Baby untuk kembali berpagutan. Ia mulai merapatkan kedua belah dada Baby, setelahnya ia mulai melesakkan kejantanannya diantara kedua celah dada besar Baby. Erangan Boy kembali terdengar kencang saat penisnya menggesek diantara celah dada Baby yang terasa sangat kenyal. Boy memejamkan matanya mulai membayangkan jika saat ini ia sedang bergerak di dalam vagina sempit Baby.

Baby Boy [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang