Baby marah kepada Boy karena kejadian di kolam renang tempo hari. Benar-benar marah yang membuatnya beberapa hari terakhir sengaja menghindari Boy, menatap wajah Boy saja rasanya Baby tak sudi.
Boy sendiri tentunya tak berputus asa, setelah segala cara ia coba untuk bisa berbicara dengan Baby namun selalu gagal, kali ini ia meminta bantuan langsung kepada Revan, Papa perempuannya itu. Boy beralasan ada kesalahpahaman yang membuat Baby marah padanya beberapa hari terakhir.
Maka dari itu malam ini Boy datang berkunjung ke rumah Baby yang Revan terima dengan tangan terbuka. Berbanding terbalik dengan Baby, jika bukan paksaan sang Papa sekarang ini ia lebih baik masuk ke dalam kamar daripada berada di satu ruangan yang sama dengan Boy.
"Jangan kelamaan ngambeknya, Kak. Nanti Boy cari perempuan lain nangis" ucap Revan.
"Enggak perduli" balas Baby, acuh.
"Sini temenin kakak" Baby melambaikan tangan kanannya meminta Lea untuk mendekat. Baru saja Baby lihat adik kecilnya akan bangkit menghampirinya namun Papa mereka sudah menahannya.
"Sudah malam, waktunya Lea dan Kevan tidur" ucap Kevan, membawa Lea masuk dalam gendongannya.
"Tau udah malem, masih diterima aja ini tamu enggak tau diri" Baby berujar sebal sambil melirik Boy yang duduk di sofa tak jauh darinya dengan tatapan sinis.
"By..." Revan memperingati sang putri untuk tak bersikap seperti itu, namun Baby sendiri tak menghiaraukannya. Kini malah dengan terang-terangan Baby menatap tak suka kehadiran Boy.
"Sabar hadapin sikap Baby ya, Boy. Sogok aja pake makanan nanti juga luluh" ujar Revan sambil menatap Boy, setelahnya Revan mengajak anak dan istrinya pergi masuk untuk memberikan waktu Boy membujuk Baby yang sedang marah. Revan sendiri belum mengetahui dan tidak akan ikut campur masalah apa yang membuat Baby marah kepada Boy.
"By, maaf" Entah sudah berapa puluh kali kalimat itu keluar dari mulut Boy. Ia beranjak berdiri berjalan menghampiri Baby, lalu ikut duduk di sofa yang sama dengan yang Baby duduki.
"Baby, gue bener-bener serius sama lo"
"Gue janji enggak akan gitu lagi asal lo juga coba terima gue, ya. Gue bener-bener serius sama lo. Kita udah sama-sama dewasa gue gak mungkin main-main sama lo" ujar Boy.
"Gue mau putus, belum apa-apa aja lo udah berani begitu" ucap Baby.
"Kasih gue satu kesempatan, please. Waktu itu udah coba gue tahan, tapi liat lo pake bikini bikin gue nafsu. Tapi, gue janji enggak akan gitu lagi" Boy berbicara sambil memasang tampang paling memelas yang ia miliki. Terdengar hembusan nafas berat dari Baby, sebelum perempuan memfokuskan pandangannya kepada Boy.
"Kenapa gue? Semuanya terlalu tiba-tiba untuk gue?" Tanya Baby, menatap Boy dengan tatapan serius.
"Enggak tiba-tiba sejak lo pergi gue sadar gue mau lo, bukan cuma tubuh lo tapi gue bener-bener kehilangan lo" Boy menggeser duduknya, perlahan mendekati Baby hingga kini keduanya duduk berhadapan dengan jarak dekat. Boy bisa melihat wajah cantik Baby tanpa polesan apapun yang malah menambah kadar kecantikan perempuannya itu. Boy membawa tangan Baby masuk dalam genggamannya, awalnya Baby menolak namun Boy berhasil menahan tangan Baby agar tetap dalam genggaman tangannya.
"Gue bener-bener serius sama lo, By. Kalo lo mau sekarang juga gue lamar lo ke Om Revan"
"Enggak usah" tolak Baby langsung.
"Oke gue kasih lo satu kali kesempatan lagi. Berani lo kaya kemarin gue aduin lo sama bokap" ucap Baby, disertai ancaman.
"Kalo itu yang ada kita langsung dinikahin, By" balas Boy, sambil terkekeh pelan. Melihat pelototan mata Baby segera saja Boy menghentikan kekehannya, jangan sampai Baby kembali marah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy [21+]
Roman d'amourCerita Dewasa! Warning 21+ Boy punya misi, setelah bertemu kembali dengan Baby ia berniat untuk membuat wanita itu bertekuk lutut padanya lalu setelah itu ia akan mencapakannya pergi, seperti yang pernah Baby lalukan padanya dulu.