***
.
.
.
Lempar batu sembunyi tangan. Hari ini Eunseok tidak akan menjadi apa yang seperti pepatah katakan, jalannya untuk melangkah sudah dibuka, tidak ada rasa khawatir lagi dalam dirinya. Semua hilang, Eunseok mempersiapkannya dengan matang tengah malam tadi, dirinya sudah menyiapkan diri untuk segala kemungkinan yang terjadi, dan sepenuhnya percaya dengan kebaikan yang dimiliki oleh kekasihnya-- yang akan menjadi mantan kekasih, Lee Chaeryoung.
Seperti apa yang Eunseok katakan pada Chaeryoung lewat bubble chat tadi malam. Mereka sepakat untuk bertemu di lapangan panahan selepas jam ke-4 berakhir.
Tak diduga, Chaeryoung sudah duduk di sisi lapangan saat Eunseok datang. Wanita itu menunggunya, perasaan bersalah semakin menyelubungi hati si batu, apalagi ketika Chaeryoung memberikan senyuman manis kepadanya. Eunseok mendudukkan dirinya tepat di samping Chaeryoung, kedua tangannya saling bertaut, menekan jari satu sama lain.
“Kenapa?” Suara lembut Chaeryoung menyapa pendengarannya.
“Maaf.” Permintaan maaf secara mendadak dari Eunseok membuat si wanita menengok.
“Kita putus.” ucapnya yang bahkan tanpa menatap sedikit pun ke arah Chaeryoung.
Dua patah kata itu membuat Chaeryoung seakan tersambar petir di siang bolong. Belah bibir yang semula tersenyum lebar itu perlahan luntur, menyisakan garis lurus di sana. Eunseok kembali berbicara seolah tak membiarkan Chaeryoung bereaksi barang sedetik pun.
“Dari dulu gue gak suka sama lo. Gue gak tertarik sama lo, Chaeryoung. Sampai sekarang pun gue masih gak bisa buat menaruh hati ke lo. Gue punya orientasi seksual yang menyimpang.”
“Selama ini gue memanfaatkan lo, dan semua mantan mantan gue gak lebih sebagai kedok. Sebagai perisai untuk menahan rahasia tentang orientasi seksual gue, semua rasa gue ke lo itu palsu, Chaeryoung.”
Eunseok menghentikan ucapannya, nafasnya tercekat. Mungkin kulit jarinya hampir tergores oleh kukunya sendiri saking kuatnya Eunseok menekan jarinya. Dia membungkuk dalam, mata bobanya masih tidak berani untuk menatap Chaeryoung.
“Maaf.” Satu permintaan maaf tulus yang keluar dari belah bibirnya.
“You deserve best, Chaeryoung. Not a bastard like me.” Sebuah ungkapan dari hati yang paling dalam.
Tidak ada suara balasan dari Chaeryoung, pun Eunseok tidak tahu apa respon yang dikeluarkan wanita itu sebab kepalanya yang terus menunduk. Sebuah suara isakan terdengar dari sampingnya, Chaeryoung menangis.
Terkutuk lah bagi Eunseok karena membuat seorang wanita baik hati seperti Chaeryoung menangis. Terlihat sekali bahwa Chaeryoung menahan tangisnya, membuat Eunseok bimbang antara harus menenangkannya atau membiarkan tangisnya reda.
Baru saja Eunseok hendak menawarkan sebuah pelukan, Chaeryoung terlebih dulu menatapnya. Membuka suara.
“Dari dulu ... aku menduga-duga kapan hari ini akan tiba, hari akhirnya kita berpisah.”
“Eunseok, katakan aku bodoh karena tetap menerima tawaran pacaran kamu walau aku tahu perasaan kamu ke aku semuanya bohong. Karena semua rasa aku ke kamu itu nyata, tawaran kamu terlalu menggiurkan untuk aku tolak bahkan saat aku tahu akhirnya akan gimana.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Song | SeokBin
FanfictionWanita mana yang tidak akan tergila-gila begitu nama Song Eunsok dikumandangkan? Silver Stone adalah julukan yang resmi ditujukan pada Song Eunsok, sang buaya kelas kakap dari kelas 3-3. Tapi di balik semua tingkah lakunya yang kerap kali menggoda...