BAB 29 - Boo and Bee

689 73 9
                                    

Sorry banget td gw udh publish malah unpub. Karena gue lupa ngasih judul anjir?! 😭

***

.

.

.

"Bina."

Wonbin samar-samar mendengar suara seseorang memanggil namanya, suara yang amat sangat ia kenali. Maka, tangannya yang semula bergerak untuk menggapai deretan buku di rak perpustakaan terhenti seketika. Kepalanya ia tolehkan kesana kemari, mencari keberadaan suara tersebut. Lalu dengan langkah yang tidak yakin, ia mencoba untuk mencondongkan kepalanya untuk memeriksa di balik rak buku yang sedang ia hadapi.

Kemudian Wonbin mendapatkannya. Sosok Eunseok yang tersenyum simpul tepat di hadapannya.

"Hai, enjoy your time sweetie?"

Sapaan itu tak ayal membuat Wonbin terkejut. Bahkan dahinya sempat akan menjadi korban benturan dari rak kayu di depannya. Jika saja yang lebih tua tidak memiliki reflek bagus.

"Hati-hati dong, Bina." ingatnya, dengan satu tangan yang mengelus dahi itu.

Bukannya ucapan terimakasih atau balasan dari perkataan Eunseok, Wonbin malah memberikan pertanyaan yang menurut Eunseok sendiri ia tidak perlu menjawabnya.

"Kakak ngapain di sini?"

Tawa kecil mengalun dari bibirnya, Eunseok menekan kecil hidung bangir milik si manis, lalu bersandar pada rak buku.

"Apa lagi yang orang lakuin di perpustakaan, hm?"

Pemuda manis yang mendapat pertanyaan balik mulai menampilkan wajah yang mencebik. Menurutnya, apa susahnya menjawab pertanyaannya? Walau itu sedikit konyol.

Wonbin hendak membuka belah bibirnya lagi. Menanggapi pertanyaan Eunseok, sebelum sebuah suara menyita perhatian mereka.

"Seok, udah nemu belum bukunya?" Suara samar yang tidak asing bagi Wonbin.

Laki-laki Song itu melirik sejenak, melihat orang yang datang bersamanya ke perpustakaan masih sibuk mencari buku yang menjadi alasan mereka datang. Tanpa membalas, Eunseok kembali mensejajarkan wajahnya pada Wonbin, lalu menatapnya dengan senyuman lima jari.

"See? Semangat belajarnya ya manis. Kakak mau bantuin Heeseung dulu." Bersamaan dengan itu, Eunseok dengan kilat menyambar pipi bersih milik kekasihnya untuk dia kecup lalu pergi tanpa mengatakan apapun lagi.

Si manis termenung, berbalik untuk mencoba mengingat tujuannya berdiri di depan rak buku itu. Lalu satu tangannya terulur, guna menyentuh pipi yang baru saja di kecup oleh seseorang. Debaran jantung tak bisa ia kondisikan, rona merah pun dengan lancang terpampang di kedua pipi seputih salju miliknya. Walau begitu Wonbin menggerutu. Mengapa Eunseok bersikap sangat tidak tahu tempat begitu?

Memilih untuk mengabaikan kejadian yang baru saja dialaminya, Wonbin kembali pada kesibukan yang baru saja ia tinggalkan. Jari-jari indahnya kembali terulur, mencari keberadaan buku yang menjadi fokusnya yang sempat tertunda. Lalu ketika dirasa sudah menemukan buku yang pas, si manis membawa langkahnya untuk menjauh dari rak buku. Kemudian duduk di tempat yang sebelumnya ia tempati, dengan atensi Park Jisung yang sudah duduk bersama tumpukan buku tugas di atas meja.

Secret of Song   |   SeokBin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang