BAB 30 - Bitter Reality Pill

808 76 14
                                    

***

.

.

.

"Awas Kak, tiang!"

Langkah Sungchan terhenti kala mendengar ungkapan peringatan dari pemuda manis di sampingnya. Tatkala kepalanya ia bawa untuk mendongak, tiang besi dari lampu jalan langsung berhadapan dengan wajahnya.

"Anjir." refleknya. Kemudian menghela nafas dan mulai menyingkir.

"Makanya jangan HP terus. Makasih gak lo?"

Sungchan menoleh mendengarnya. Bukan, yang barusan bukan orang yang sama yang sudah memberi peringatan kepadanya.

Sungchan berdecak, "Tanpa lo kasih tau juga gue udah tau. Makasih Bin."

Eunseok memutar bola matanya malas.

"Harusnya tadi gak usah dikasih tahu, Bina. Biarin jidatnya dicium tiang."

Cowok kodok yang merasa diperbincangkan melirik tidak Terima ke arah Eunseok, kemudian tanpa suara mengeluarkan jari tengah khusus ditujukan oleh si batu, dan di balas oleh dua jari tengah dari Eunseok.

"Udah Kak, masih pagi." lerai Wonbin di tengah-tengah mereka.

"Tau tuh cowok lu Bin, sirik."

"Anjing?"

"Kak...."

Eunseok mengatupkan mulutnya, namun masih memandang sengit Sungchan. Sedangkan cowok itu malah menyeringai sembari mengedipkan satu mata.

"Kak Sungchan juga jangan rese, nanti ku bilangin ke Kak Shotaro."

Ucapan si manis membuat raut wajah Sungchan berubah drastis, lalu sesaat kemudian si kodok menampilkan cengirannya.

"Siap Binbin-nya Eunseok, jangan kasih tau Kak Shotaro ya." tanggapnya, membuat Wonbin reflek melayangkan pukulan kecil pada lengan Sungchan.

"Anjir, kok di pukul?" protes Sungchan dan Wonbin hanya mengangkat kedua bahunya acuh.

Pagi ini, secara tidak sengaja Eunseok dan Wonbin bertemu dengan Sungchan di area parkiran. Alhasil mereka memutuskan untuk pergi bersama, menyusuri area parkir yang panjang tak lupa dengan genggaman tangan dia sejoli yang saling bertaut, menyisakan Sungchan dengan helaan nafas panjangnya.

Parkiran tampak sepi, mungkin karena bel masuk sekolah akan berbunyi lima menit lagi dan tidak ada siswa-siswi yang berlalu-lalang.

Sungchan masih dengan sesuatu yang ada di gawainya. Berbalas pesan pada tambatan hati untuk mengurangi rasa iri akibat berjalan berdampingan dengan Eunseok. Mengakibatkan kelalaiannya dalam berjalan sehingga hampir menabrak sebuah tiang jika saja Wonbin tidak mencegahnya.

Baru saja Eunseok akan membuka mulut untuk menertawakan Sungchan. Sebuah suara lantang memenuhi penjuru area parkir yang sepi, membuat Eunseok menahan tawanya lalu berhenti berjalan untuk menengok.

"Barusan ada yang teriak?" tanya Sungchan mengudara.

Eunseok tidak yakin, tapi barusan itu sangat mirip dengan suara Heeseung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret of Song   |   SeokBin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang