***
.
.
.
Seminggu berlalu, ujian tengah semester sudah selesai dilakukan, selama itu hubungan Eunseok dengan Wonbin makin makin dekat, pun selama itu pula Hendery tinggal bersama Eunseok.
Tentu hal ini membuat Eunseok tidak terbiasa, tahun tahun sebelumnya mungkin hanya ibu atau dua-duanya yang datang mengunjungi Eunseok, dan untuk menginap paling mereka hanya menghabiskan waktu tiga hari. Tetapi ini sudah satu minggu penuh Hendery menginap, dan tak ada tanda-tanda bahwa dia akan pulang ke Jerman. Bukannya Eunseok mau menjadi durhaka dan berharap untuk mengusir ayahnya kembali ke negeri seberang, dia hanya tidak bisa menahan lebih lama canggung di antara mereka yang tercipta tiga tahun berpisah. Tapi syukur bagi Eunseok, karena seminggu ini pula Hendery tidak mengungkit-ungkit masalah asmaranya. Tidak memaksanya untuk menerima perjodohan seperti yang sudah sudah, gantinya Hendery menjadi lebih cerewet dari biasanya. Seperti sekarang contohnya.
“Mau kemana?”
Baru saja Eunseok menyambar kunci motor dan sebuah helm, Hendery sudah berdiri memandangi anaknya.
“Sungchan.” jawabnya sekenanya.
“Rumah Sungchan cuma beberapa blok dari sini, kenapa bawa motor?”
“Main.” singkat Eunseok.
“Kemana?”
“Ke Jaehyuk.”
Lihat, Eunseok menjawab semuanya dengan ketus.
“Pulang jam berapa?”
Si batu yang hendak membuka pintu mengurungkan niatnya, berpikir sejenak sebelum menjawab. Kemudian berbalik.
“Malem.” singkatnya.
“Pake jaketnya, Eunseok.”
Hendery menyerahkan sebuah jaket kulit pada Eunseok, itu membuat sang anak keheranan. Sejak kapan ayahnya memegang jaket miliknya? Namun Eunseok tak menolak, dia mengambil jaket itu dan memakaikannya pada tubuhnya.
“Jangan kemaleman.” pesan Hendery sebelum akhirnya Eunseok keluar dari rumah.
Pergi menjemput Sungchan dan bermain di rumah Jaehyuk, itu hanya alibi. Tujuan sebenarnya Eunseok sore ini adalah ke rumah Wonbin. Eunseok tidak lagi denial, dia sadar sepenuhnya bahwa hatinya sudah jatuh untuk Wonbin. Tapi dia belum yakin bagaimana perasaan Wonbin untuknya, Eunseok tahu kalau Wonbin itu belok. Tapi dia belum ngerti siapa yang ada di hati si manis. Eunseok pengen ke-pedean, dia pengen ngeyakinin dirinya sendiri kalau Wonbin itu juga punya rasa yang sama ke Eunseok. Tapi balik lagi, takutnya realita gak seindah ekspektasi nya, itulah mengapa sampai sekarang Eunseok masih aja tarik-ulur. Sungchan sebagai sahabatnya padahal udah nasehatin kalau menunda-nunda confess tuh sama aja dengan nunda rezeki; anjay dapet quotes darimana pak, gak relate untuk gue tuh.
Pokoknya Sungchan udah bilang ke Eunseok untuk cepet-cepet jedor Wonbin. Tapi, si batu belum ada keberanian. Tiba-tiba dia keinget sama sepupunya Wonbin, si Minji. Dari tatapannya udah kentara banget Minji itu protektif ke Wonbin, pun juga Wonyoung. Tapi masa Eunseok harus mundur gitu aja? Pokoknya harus deket yang deket banget dulu, kalau udah dapet tanda dari doi. Eunseok bakal jedor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Song | SeokBin
FanfictionWanita mana yang tidak akan tergila-gila begitu nama Song Eunsok dikumandangkan? Silver Stone adalah julukan yang resmi ditujukan pada Song Eunsok, sang buaya kelas kakap dari kelas 3-3. Tapi di balik semua tingkah lakunya yang kerap kali menggoda...