***
.
.
.
Malam itu tidak seperti kebanyakan malam yang Eunseok miliki, di atas kasur ber-seprai Manchester United dan sarung bantal yang memiliki motif sama sudah terbaring tubuh gagah milik sahabatnya yang sekarang tengah memainkan handphone di genggaman tangannya.
Setelah melewati hari yang panjang untuk memainkan drama musikal dan berhasil membawa pulang satu piala besar, Sungchan memilih untuk menginap di rumah Eunseok, mungkin lebih layak disebut menumpang. Jika kita lihat dengan seksama, bungkus bungkus snack yang Eunseok yakini berasal dari stoknya dalam lemari sudah terkumpul rapi di sisi kasur, satu botol minuman f*nta berukuran besar tinggal sisa seperempatnya. Sinyal Wifi lancar dan juga steker listrik yang terletak tepat di sisi tembok di atas nakas. Mungkin ini yang disebut-sebut dengan surga.
Berbeda dengan tamu beda juga dengan tuan rumah. Si pemilik kamar masih anteng duduk di kursi meja belajarnya tanpa mempedulikan eksistensi Sungchan yang dengan nyaman berbaring di atas kasur, toh cowok itu nggak ganggu Eunseok sama sekali. Yang mengganggu Eunseok, tak lain tak bukan adalah Shin Ryujin dan segala ucapannya tadi.
Tujuan Eunseok duduk di mari adalah untuk belajar, menggantikan tiga harinya yang dia habiskan hanya untuk berlatih drama, harusnya Eunseok bisa bernafas lega karena kembali menikmati waktu belajarnya secara full. Tetapi di luar kehendaknya, sedari tadi isi kepala Eunseok tak jauh jauh dari ucapan Ryujin membuatnya tidak fokus belajar sama sekali. Bahkan Eunseok yakin belum ada satupun materi yang masuk ke kepalanya.
Eunseok melirik sahabatnya kecil-kecil, tampak sekali dia sedang menikmati masa-masa berbalas pesan dengan Shotaro.
“Chan.”
“Hmmm.”
Sesuai dugaan, hanya dehaman yang Eunseok dapat sebagai jawaban. Cowok itu memutar kursinya, menghadap ke arah Sungchan, untuk kemudian kembali bertanya.
“Menurut lo, gue harus putusin Chaeryoung?”
Sungchan mengangkat kedua bahunya ketus sembari terus memakan snack milik Eunseok.
“Yaa terserah lu, kenapa dah tiba-tiba nanya gitu. Lu mau nyari yang lain?” jawabnya dengan mata yang masih tertuju pada layar handphone.
Eunseok menatap sahabatnya gusar, dia menggaruk kepalanya sebelum memulai berbicara.
“Ryujin tau gue gay.”
Kembali, seperti yang diduga nya. Sungchan langsung menbeku di tempat, bahkan jajanan yang sudah hampir masuk ke mulutnya dia taruh lagi dalam bungkus, cowok tinggi itu mengetikkan sesuatu pada handphonenya sebelum dia langsung merangkak menuju ke sisi kasur yang lain yang dekat dengan Eunseok.
“Pertama. Itu beneran?!”
Eunseok mengangguk.
“Oh syidd.” umpat nya sembari menyisir poni ke belakang.
“Kedua. Kok bisa anjing?!” herannya.
Eunseok memejamkan matanya frustasi, kembali mengusap usap tengkuknya merasakan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Song | SeokBin
FanfictionWanita mana yang tidak akan tergila-gila begitu nama Song Eunsok dikumandangkan? Silver Stone adalah julukan yang resmi ditujukan pada Song Eunsok, sang buaya kelas kakap dari kelas 3-3. Tapi di balik semua tingkah lakunya yang kerap kali menggoda...