위험에

638 60 19
                                    

"Jin... jin.. jin... jin..." cicit bayi yang baru bisa merangkak itu

Lolos dari pengawasan sang kakak yang ketiduran saat menjaganya, insting bayi polos itu membawanya menuju ke kamar Hyunjin

Pintu kamar Hyunjin masih tertutup menandakan pria itu masih belum bangun. Felice kecil duduk didepan kamar, menunggu Hyunjin keluar sambil memainkan kalung dot nya. Bibir mungilnya terus menggumamkan ricauan lucu khas bayi

Benar saja, setelah 10 menit duduk disana sang kakak keluar dari kamar. Hyunjin sangat terkejut dan hampir saja menginjaknya jika saya Hyunjin tidak cekatan

Felice kecil tersenyum lebar menunjukkan gigi-gigi kecilnya yang baru tumbuh sekaligus merentangkan tangannya di hadapan Hyunjin. Ah, rupanya si kecil ingin dipeluk kakaknya

"Jin... jin... jin... jin..."

"Ck! Ngapain sih pagi-pagi disini?" ujar Hyunjin malas

Senyum Felice luntur. Meski masih belum mengerti apa yang diucapkan sang kakak, Ia bisa merasakan kebencian dari sorot mata tajam itu

"Minho!! Changbin!!" teriak Hyunjin

Minho yang ketiduran itu sontak terbangun dan segera menuju sumber suara. Ia baru menyadari Felice menghilang dari box nya setelah melihat si kecil itu duduk didepan Hyunjin

"Aigooo Felice~ sedang apa disini, hm?" Minho menggendong Felice, "Maaf kakak ketiduran. Lain kali bangunkan kakak ya kalau butuh sesuatu"

"Dan lain kali tutup pintunya kalau lagi tidur. Kalo ni bocah jatuh di tangga gimana? Ngrepotin banyak orang yang ada!" cibir Hyunjin

Hyunjin meninggalkan kedua saudaranya untuk pergi jogging. Mengabaikan ucapan Minho yang menceramahinya serta Changbin yang menyapanya di tangga

Setelah Hyunjin hilang dari pandangan, barulah si kecil menangis

"Aigo, Felice wae? Apa kau lapar? Popokmu penuh? Atau kau sakit?" ujar Minho panik

"Loh, kok menangis? Adik manis Kak Abin kenapa? Hm?"

Bibir kecil yang bergetar itu berkata lirih, "Jin... hiks.. Jin.. hiks.. hiks.. Jin..."

Minho dan Changbin saling menatap

"Kak Hyunjin sedang sibuk, Felice sayang... main sama Kak Ino aja ya~"

Felice menggeleng, "Njin.. Jin.."

"Iya, nanti ya sayang... kalau Kak Hyunjin sudah tidak sibuk, kita bermain bersama" ujar Changbin

Keduanya membawa Felice ke kamar dan berusaha menghiburnya. Bangchan sudah bekerja keras mendekor kamar sang adik sedemikian cantik dengan ornamen lucu dan beberapa mainan. Setiap malam, 3 Hwang juga bergantian menemani Felice tidur. Jika mereka sedang menjalankan misi, biasanya Bangchan meminta tolong kepada sepupunya ㅡJeongin untuk menjaga sang adik

"Malam ini misi kita cukup berbahaya, Bin. Bagaimana ini?" Minho khawatir

"Aku tau, aku juga memikirkannya sejak semalam. Tapi kita tidak boleh lemah. Aku sudah bosan mendengar ocehan Hyunjin yang semakin menyakitkan akhir-akhir ini"

Minho mengangguk, "Sebenci itu kah dia pada Felice? Maksudku, ini terlalu lama. Felice bahkan tidak tau apa-apa. Cuma kita berempat yang dia punya didunia ini"

Changbin menepuk pundak Minho, "Sabar, kita hanya perlu bersabar sedikit lagi. Felice punya kita bertiga dan ada Jeongin juga disinya selama kita bertugas. Kau tidak perlu khawatir"

Minho hanya bisa menghela napas dan mengangguk pelan. Ia menatap iba adiknya yang sedang bermain dengan boneka anak ayam seolah melupakan tangisnya beberapa menit yang lalu

• RENEGADES •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang