사랑해

136 31 13
                                    

Mata mereka bertemu, dua pasang netra yang memancarkan emosi bertolak belakang. Bangchan, dengan sorot mata penuh kebencian, menatap tajam Hyunjin. Sorot matanya seolah menusuk, menusuk hingga ke relung jiwa Hyunjin. Hyunjin membalas tatapan itu dengan tatapan tak kalah tajam, namun di baliknya tersimpan rasa sakit yang mendalam. Udara di antara mereka terasa begitu tegang, seakan-akan setiap detik bisa memicu ledakan.

Pertarungan yang membingungkan Hyunjin pun terjadi.

Wajah Bangchan memerah menahan amarah, urat-urat lehernya menegang. Setiap pukulan yang ia layangkan sarat akan kebencian. Sebaliknya, Hyunjin terlihat lebih tenang, namun matanya berkobar dengan api permusuhan. Gerakannya lincah, menghindari setiap serangan Bangchan dengan mudah.

"Kenapa kau tiba-tiba menyerangku, sialan?" ujar Hyunjin sambil menghindari pukulan Bangchan. "Kau tidak bisa memiliki Felice! Dia milikku!" teriak Bangchan. Satu pukulannya berhasil mengenai wajah Hyunjin. Hyunjin mengusap darah yang keluar dari ujung bibirnya. Ia menatap darah di tangannya dan tersenyum sinis, "Ah... I see... Kau menyukai Felice juga, Hwang Bangchan?". Bangchan berdecih, "Lebih dari dirimu!"

Bangchan meraih sebuah vas bunga di dekatnya dan melemparkannya ke arah Hyunjin. Hyunjin dengan cepat mengelak, lalu mengambil sebuah kursi dan menggunakannya sebagai tameng. Keduanya saling bertukar serangan, mencari celah sekecil apapun untuk melumpuhkan.

"Jadi kau berniat membunuhku malam ini agar bisa memiliki Felice, begitu?". Bangchan terkekeh, "Membunuhmu sepertinya terlalu berlebihan. Aku hanya ingin membuktikan siapa yang pantas bersamanya."

Kini giliran Hyunjin yang memukul Bangchan dengan membabi buta. Bangchan terlihat tidak membalas dan justru memprovokasi emosi Hyunjin dengan tertawa terbahak-bahak. Bibir dan giginya penuh darah, namun Bangchan terus saja tertawa tanpa alasan. Hal itulah yang membuat Hyunjin muak. Hyunjin menindih tubuh Bangchan dan merarik kerahnya.

"Jangan membuatku justru membunuhmu, Bangchan!"

Bangchan menghentikan tertawanya, "Kau rela membunuhku demi Felice? Demi orang yang tidak kau inginkan sejak dia kecil itu? Hm?"

"Aku akan membunuh siapapun yang menghalangiku. Itu hanya masa lalu. Yang jelas, aku mencintai Felice lebih dari apapun!"

Bangchan mendorong Hyunjin hingga tubuh Hyunjin terlempar cukup jauh. Dengan nafas yang masih tersenggal-senggal keduanya duduk tanpa ada rasa ingin menyerang lagi. Bangchan mengusap darah di mulutnya.

"Eyyy, Changbin akan lebih marah dariku jika mendengarnya."

"Maksudmu?!"

Bangchan tersenyum, "Kau tau betul betapa kami menyayangi Felice selama ini. Kau tidak pernah hadir. Peranmu tidak ada, Hyunjin. Tapi kami tau, Felice sangat menyayangimu bahkan sejak kecil. Jujur saja aku senang saat kau amnesia dulu dan memperlakukan Felice layaknya seorang adik. Dan saat kau pulih, aku jauh lebih bahagia setelah tau kau memiliki perasaan lebih padanya. Aku selalu khawatir saat membayangkan Felice dewasa nanti bersama dengan siapa. Dan aku jauh lebih tenang jika kau adalah orangnya."

Hyunjin celingukan bingung seperti orang bodoh. Perkataan Bangchan benar-benar membuatnya kebingungan. "Tunggu! Apa maksudmu sebenarnya?"

Bangchan memutar matanya malas, "Lindungi Felice, Hyun. Sebagai seorang pria, bukan sebagai kakak. Dia sangat menyayangimu melebihi rasa sayangnya pada kami. Berjanjilah padaku kalau kau tidak akan membiarkannya terluka. Maaf sudah mempermainkanmu beberapa hari belakangan ini. Aku hanya ingin bermain-main sedikit dengan adikku ini. Sudah lama kita tidak bermain kan?"

Hyunjin bangkit berdiri, "Aish! Kau benar-benar!!"

"Cepat turun, Felice pasti kebingungan mencarimu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

• RENEGADES •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang