자아 존중감 ⚠️

374 44 11
                                    

Jam terus berdetak, mendekati waktu pelaksanaan misi balas dendam. Matahari terbenam menjadi pertanda dimulainya operasi.

Peta kota terbentang di atas meja komando, dipenuhi tanda-tanda merah yang menandai target utama: markas besar Renegades.

Setiap inci kota telah dipelajari, setiap kemungkinan telah diantisipasi. Rencana serangan udara telah dirancang dengan cermat, memanfaatkan keunggulan ketinggian dan elemen kejutan.

Selama ini, Yakuza tidak pernah menggunakan serangan udara. Namun, salah satu kelompok mereka memberikan ide itu setelah mengetahui betapa kuatnya Renegades. Mereka merasa kalau Renegades pasti tidak akan mengira kalau Yakuza menyerang lewat serangan udara

Ide itu disetujui oleh Tuan Nakamoto. Dengan penuh perhitungan dan strategi, dia memimpin semuanya. Taktik mereka tetap sama, mengecoh Renegades lewat darat sekaligus mencoba taktik baru lewat serangan udara

Udara malam terasa mencekam. Di dalam markas rahasia Yakuza, Tuan Nakamoto menatap peta kota dengan tatapan tajam.

"Yuta, ingat! Tidak ada ruang untuk kesalahan. Renegades harus hancur."

Yuta, dengan senyum licik, "Tenang saja, Ayah. Aku sudah menyiapkan segalanya. Mereka akan menyesal karena bermain-main dengan kita."

Tuan Nakamoto dan Yuta memantau layar radar. "Apakah helikopter kita sudah siap?"

Yuta menjawab, "Siap, Ayah. Mereka sudah berada di posisi. Tinggal menunggu perintah."

Tuan Nakamoto mengangguk puas, "Bagus. Saatnya untuk mengakhiri permainan ini."

Saatnya tiba. Tuan Nakamoto dan Yuta memasuki helikopter lain yang dikhususkan untuk mereka memantau dan memerintah.

Sementara Helikopter Pasukan Yakuza meluncur ke langit malam, meninggalkan jejak cahaya di belakangnya. Mereka terbang rendah, menghindari radar musuh. Helikopter itu membawa muatan kematian yang siap dilepaskan kapan saja

Baru saja lepas landas, Tuan Nakamoto menerima laporan yang membuat darahnya mendidih

"Tuan, Pasukan A tak bersisa. Mereka menghabisinya"

Melihat ayahnya yang sudah naik darah, Yuta segera memutar otak. Dilihatnya dari atas, beberapa pasukan Renegades berada di rooftop mansion mereka. Ada satu orang yang mengenakan pakaian berbeda. Yuta meyakini kalau itu salah satu dari inti Renegades

"Tembak dia! Lalu terbangkan heli kita beberapa meter ke arah barat!" ujar Yuta

Dan benar saja, peluru mereka mengenai Minho. Tembakan jarak jauh itu tepat mengenai paha Minho

"Bagus, kita tunggu saat yang tepat untuk turun. Ayo kita teror mereka dengan serangan-serangan tak terduga. Jangan langsung menyerang semuanya, karena itu kelebihan mereka" ujar Tuan Nakamoto

**********

Minho merintih kesakitan, darah segar merembes dari luka tembak di kakinya. Hyunjin, dengan wajah memerah menahan amarah segera memerintahkan staffnya yang berada dekat dengan Minho untuk mengevakuasinya, "Brengsek! Cecunguk Jepang sialan!!" teriaknya, matanya menyala tajam.

Para staff berlari secepat mungkin menuju ruang bawah tanah untuk memberikan Minho pertolongan.

Minho merasakan tubuhnya semakin lemas. Darah terus mengalir dari lukanya, membasahi celananya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk tetap sadar. "Jake... aku tak apa," ucapnya dengan suara yang hampir tak terdengar.

Jake hanya bisa menggelengkan kepala, "Jangan mengatakan apapun, Tuan. Kami akan segera mengobatimu."

Tiba-tiba, suara tembakan kembali terdengar. Jake langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai, menarik Minho bersamanya. Mereka bersembunyi di balik tembok, jantung mereka berdebar kencang. "Sialan!" maki Jake

• RENEGADES •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang