candu🔞

8.2K 42 0
                                    

Aku dan pak Sean memutuskan untuk mengunjungi anak kami, Adel. Aku sudah lama merindukan anakku itu. Entah bagaimana kabarnya disana. Tidak lupa aku membawa buah tangan untuk keluarga Bu Nita.

Sejujurnya aku sedikit canggung berada disini, tetapi suamiku berusaha menguatkan ku dan meyakinkan ku bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Aku disambut baik di keluarga Bu Nita. Mereka banyak menanyaiku tentang banyak hal. Tentang bagaimana sekolah ku, karir ku sebagai seorang pelatih karate dan penulis. Bahkan mereka juga bertanya mengenai aku yang sudah isi atau belum.

"Doain aja ya, ibu," ucap ku kepada ibunya Bu Nita.

Pak Sea tertawa melihat tingkah ku yang canggung itu. Ku Adel yang duduk disamping ku itu melirik ke arah ku. Aku memeluk tubuh Adel yang semakin hari semakin besar saja.

"Uchhhh gemeshh banget," ucap ku memeluk erat tubuh Adel.

Adel sangat tinggi, bahkan dia lebih tinggi dari ku. Adel membalas pelukan ku tak kalah erat, membuat aku menjadi sesak.

"Pulang yuk," ucap ku pada Adel.

"Adel mau, tapi satu bulan lagi Adel lulus," ucap Adel sedih.

"Gapapa, satu bulan lagi ayah sama bunda jemput Adel ya?" Ucap pak Sean

Adel mengangguk. Cukup lama aku dan suamiku disana. Baru setelahnya aku dan pak Sean kembali kerumah kami. Berat rasanya hatimu melepaskan Adel, tapi apa boleh buat.

*****

Malam harinya setelah shalat isya, pak Sean membaringkan kepalanya di paha ku, aku mengusap kepala suamiku itu. Pak Sean sambil nonton tv, sedangkan aku memilih untuk membaca novel di wattpad.

Setelah bosan rasanya aku mencium wajah pak Sean dengan gemas. Ku gigit hidung mancung suami ku itu. Terakhir aku mengecup bibir pak Sean.

Pak Sean mengubah posisinya menjadi duduk, pria itu langsung saja mengecup keningku. "Jangan nakal deh," ucap pak Sean mengangkat tubuhku kedalam kamar. Sebelum itu pak Sean mematikan tv.

Sesampainya dikamar, pak Sean mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur. Dengan lembut pak Sean menjatuhkan tubuhku ke kasur dan meraba payudara ku.

"Boleh kan, sayang?" Tanya pak Sean.

"Iya, sayang. Boleh kok," ucap ku.

Pak Sean melumat bibir ku dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Pak Sean seolah tidak ingin menyakiti ku sedikitpun. Aku membantu pak Sean melepaskan pakaian ku. Pak Sean menghisap puting payudara ku dan memainkan lidahnya disana. Dengan lembut pak Sean meremas payudara ku hingga membuatku mendesah lembut

"Ahhhhh, sayang,"

Pak Sean menciumi perutku dan terakhir turun pada vaginaku. Seperti biasa pak Sean menutup tubuhku menggunakan selimut. Pak Sean tidak ingin melihat tubuhku yang benar-benar telanjang. Ia sangat menghargai ku sebagai wanitanya.

ku bantu pak Sean membuka celana dalam ku. Pak Sean membuka lebar kakiku hingga memperlihatkan vagina ku. Dalam keadaan remang-remang itu, pak Sean menjilati vagina ku.

Benar-benar rasa yang begitu nikmat, sapuan pada lidah pak Sean divagina ku membuatku melayang. Ku rasakan lidah pak Sean berusaha untuk masuk kedalam vaginaku. Vagina ku semakin lama semakin basah. Desahan demi desahan keluar dari mulutku.

Aku menekan kepala pak Sean agar semakin dalam menghisap vagina ku. Pak Sean berdiri, pria itu membuka celananya dan menggesekan penisnya pada vagina ku. Aku menggigit jempol pak Sean menahan rasa nikmat.

"Ahhhhh ayanghhh," rengek ku

"Ayah masukin ya, sayang?" Izin pak Sean. Aku mengangguk. Pak Sean selalu meminta izin kepada ku, padahal tubuhku ini adalah miliknya saat ini.

Pelan-pelan pak Sean mencoba memasukkan penisnya kedalam vagina ku, aku mendesah saat penis itu tertelan pada vaginaku. "Ahhhh, enakhhh," ucap ku

"Sempit banget, sayang punya kamu. Serasa di urut," ucap pak Sean memuji ku.

Aku tersenyum setiap mendengar kata pujian yang keluar dari mulut pak Sean. Mulai dengan kata-kata "ternyata badan acha mulus ya? Ternyata Acha putih ya?"

Pak Sean memaju mundurkan pinggulnya, aku memeluk tangan pak Sean dan menciumnya. Pak Sean melumat bibirku secara singkat, benar-benar nikmat. Tidak lupa pak Sean menyusu pada payudaraku bak seorang bayi.

Sekitar 5 menit, pak Sean meminta agar aku menungging. Aku menuruti semua keinginan suamiku itu. Pak Sean memasukan penisnya kedalam vagina ku lewat belakang. Ia kembali menggenjot vagina ku dan sesekali meremas bokongku yang sintal.

"Ahhh ahhh ahhhh enakhhh," ucap ku.

Pak Sean semakin semangat menggempurku. Tidak lupa pak Sean meremas payudara ku yang menggantung dibawah sana. Sepertinya pak Sean begitu gemas dengan Bokongku yang padat itu.

Pak Sean kembali meminta bertukar gaya, pak Sean meminta ku untuk naik ke tubuhnya. Membiarkan penisnya bersarang didalam vaginaku. Dalam keadaan aku berada di gendongan pak Sean, pria itu menghentakkan penisnya.

Sembari kami terus berciuman pak Sean semakin gencar. Hingga dirasa sudah, pak Sean memilih untuk berbaring, membiarkan aku yang bergoyang di atas tubuh pak Sean. Aku yang pernah membaca adegan seperti itu di wattpad, ku peragakan pada suamiku. Aku bergerak secara sensual sehingga membuat nafsu pak Sean semakin memburu.

Aku ambruk didalam pelukan suamiku saat merasakan orgasme kedua ku. Sedangkan pak Sean kembali menggoyangkan pantatnya dan akhirnya menyemburkan cairan spermanya didalam vaginaku.

Aku memeluk tubuh pak Sean yang berada di bawah saja. Membiarkan penyatuan kami seperti yang tadi malam. "Maafin Acha ya. Kalau gak bisa puasin sayang," ucap ku merasa bersalah.

Pak Sean mengusap kepalaku. "Sayang... Tugas kamu itu cuma memberikan hak suami, bukan memuaskan suami. Karna kamu bukan pelacur yang bisa memuaskan nafsu ayah, sayang," ucap pak Sean begitu manis ditelinga ku.

Istri Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang