Kini kami sudah berada di rumah sakit. Sungguh, aku deg-degan sekarang. Ini adalah kali pertamaku memeriksa kandungan, aku khawatir terjadi sesuatu kepada anakku, mengingat dengan yang terjadi pada ku dan pak Sean tadi malam.
"Ini perkembangan Dede bayi nya bagus banget, udah masuk Minggu ke 16 ya," ucap dokter itu memeriksa kandungan ku.
Aku terharu saat melihat bongkahan kecil disana, begitupun dengan pak Sean. Meskipun ini adalah bukan kali pertama pak Sean memiliki anak, tapi dapat kulihat wajah bangga pak Sean sebagai seorang ayah.
"Tapi saran saya, untuk berhubungannya lebih hati-hati lagi. Takut Dede bayinya kenapa-kenapa, soalnya disini Dede bayinya keliatan kecil sekali," ucap dokter yang menangani ku.
aku melirik kearah pak Sean, pria itu tampak mengesal. Aku kembali memperhatikan monitor, "belum bisa liat jenis kelaminnya ya, dokter?" Tanya ku.
"Hmm... Masih belum keliatan. Bunda bisa datang lagi di Minggu ke 20," ucap dokter itu.
"Tapi kenapa di umur 16 Minggu perut istri saya masih belum keliatan besar ya, dokter?" Tanya pak Sean terlihat khawatir.
"Ini normal kok pak, soalnya bunda masih berada di kehamilanpertama kali, dimana perkembangan besar perut umumnya berjalan lebih lambat karena otot-otot ibu masih kencang dan belum pernah melebar sebelumnya. tinggi badan umumnya mempengaruhi ukuran perut ibu." Jelas dokter itu.
Pak Sean tampak lebih lega, pria itu mengecup keningku saat melihat gempalan daging itu.
*****
Hari ini kami berniat untuk melakukan shopping, karena selama aku menikah dengan pak Sean, aku sudah tidak pernah lagi shopping. kali ini pak Sean yang mengajakku, karena setelah di lihat-lihat pakaianku memang tinggal sedikit.
"Umur Vita berapa sih?" Tanya ku saat kami sudah berada di restauran di dalam mall.
Bukan tanpa alasan aku menyakan hal seperti itu kepada pak Sean. Sebab, saat kami sedang makan siang, ponsel pak Sean tak henti-hentinya memunculkan notifikasi dari Vita.
Pak Sean tersenyum, pria itu mengusap bibirku yang belepotan. "Vita itu umurnya 30 tahun, dia janda anak 2," ucap pak Sean memberikanku pengertian.
Aku hanya ber oh ria. Lagi pula aku tidak perlu khawatir jika pak Sean memilih berselingkuh dengan Vita, aku juga akan melakukan hal yang sama jika itu beneran terjadi.
"Gimana perutnya? Sakit ga?" Tanya Pak Sean.
Aku menggeleng, setelah itu kami melanjutkan makan siang dan berkeliling mall hingga malam tiba. Aku masih tidak menyangka, laki-laki yang bersamaku saat ini adalah pria yang pernah menjadi suami guruku.
Tangan yang dulu hanya ku sentuh ketika bersalaman saja, kini sudah dapat ku genggam dengan leluasa. Bahkan aku sudah melakukan yang lebih dari sekedar menggenggam tangannya.
Jika ku sadari, sepertinya aku gila. Aku menikahi pria yang dimana dulu menjadi suami guru yang sudah menganggap ku seperti anaknya sendiri. Ku tatap wajah pria dewasa ini, ia begitu tinggi. Tubuhku sangat pas berada didekapannya.
"Acha mau beli apa? Beli baju dulu atau beli sepatu?" Tanya pak Sean memecahkan lamunanku.
"Baju dulu aja kali ya?" Tanya ku.
Aku dan pak Sean berjalan menuju store pakaian. Aku tersenyum saat melihat model pakaian ku dulu, kini aku benar-benar sudah berubah. Sudah tidak ada lagi pakaian model remaja lagi, pakaian ku full pakaian orang dewasa.
"Kenapa bengong? Gak jadi milih baju?" Tanya pak Sean.
Aku menarik tangan pak Sean lalu memilih beberapa baju couple. Selama ini aku belum pernah memakai pakaian yang couple. "Ini bagus banget untuk pergi undangan," ucapku.
"Iya nih bagus. Oh iya, Minggu depan juga ada acara tuh di kantor. Kita pakai baju ini aja kali ya?" Tanya pak Sean.
Dan ya, kami menghabiskan waktu 1 harian penuh. Pak Sean benar-benar menjadikanku sebagai ratunya, aku berjanji tidak akan pernah menyakitinya lagi.
*****
"Padahal baru beberapa hari, tapi udah kangen aja sama Adek dan Excel," ucap ku kepada suamiku.
Kini kami sedang duduk diruang keluarga, aku bersandar di pundak pak Sean. Entah kenapa setiap berada didekat pak Sean jantung ku selalu bergedup kencang, aku benar-benar sudah terjatuh dihadapannya.
Cinta yang selama ini aku dambakan sekarang. Bu Nita, maafkan aku. Aku mencintai suamimu, meskipun sebelumnya Bu Nita sudah memberikan pak Sean kepadaku, tapi aku tetap merasa bersalah dari pertama aku melakukan hubungan suami istri dengannya.
Ku usap perutku yang masih belum tampak itu, padahal usia kandunganku sudah memasuki 16 bulan, tapi aku masih belum merasakan perubahan pada diriku. Apakah aku harus makan yang banyak agar perutku cepat membesar?
Pak Sean ikut serta mengusap perutku, ada perasaan sedikit geli ketika mengingat bahwa umurku dan pak Sean terpaut sangat jauh. Dan bahkan pak Sean pernah ku anggap sebagai ayahku sendiri.
"Coba aja Bu Nita masih hidup ya?" Gumam ku.
Sungguh, aku merindukannya. Ku raih ponselku dan ku perlihatkan foto dimana aku, pak Sean, Adel dan Bu Nita tengah bersenang-senang. Tidak terasa air mataku menetes, pak Sean segera memeluk tubuhku.
"Acha... Semuanya udah di takdirkan sama Tuhan. Jangan menyesali sesuatu yang pernah terjadi, Bu Nita pasti senang karena kamu berhasil menjadi istri dan ibu yang baik untuk Uda dan anak-anak," ucap pak Sean menenangkan ku.
Aku sedikit lega mendengar ucapan itu, sampai pada akhirnya aku tertidur di pelukan pak Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pengganti
Random18+ Menceritakan tentang seorang gadis SMA yang harus menikahi seorang pria yang jarak umur keduanya sangat jauh. Ham itu terjadi karena istri sang pria meminta agar gadis itu menikah dengan suaminya lantaran sang istri sudah tidak bisa lagi merawat...