istri yang bijak

2.1K 27 1
                                    

1 Minggu telah berlalu, kini aku dan keluarga kecil ku sudah tinggal dirumah baru kami dikota Jakarta. Rumah ini tidak terlalu besar. Rumah ini cukup luas untuk ditempati oleh keluarga kecilku.

Memiliki 2 lantai, dan 6 kamar. Oleh karena itu, sudah tidak ada lagi drama tidur di ruang tv. Masing-masing anak-anak kami mempunyai kamar tidurnya sendiri.

2 Minggu lagi kami akan kembali ke Padang untuk mengantarkan Excel ke pondok pesantren. Oleh sebab itu pak Sean akan mengambil cuti selama 2 hari untuk perjalanan pergi dan pulang dari Padang ke Jakarta.

Malam ini, setelah selesai makan malam, aku membersihkan make up yang tersisa di wajahku. Ya, aku memang sekarang selalu menggunakan make up tipis-tipis agar pak Sean tidak pernah bosan denganku.

Tiba-tiba saja pak Sean memeluk tubuhku dari belakang. Sambil sesekali menghirup aroma leherku. Dulu, sebelum menikah aku adalah seorang gadis yang gampang geli. Namun sekarang, hal itu sudah menjadi hal yang biasa untukku karena pak Sean selalu melakukan itu.

"Cantik banget sih istri aku," goda pak Sean.

Aku selalu bangga dengan pujian yang dilontarkan oleh suamiku. Sejak aku menikah dengan pak Sean, aku lebih sering melakukan treatment wajah. Sehingga wajahku cerah dan mulus. Tidak sama seperti dulu, kulitku kusam dan banyak jerawatnya.

Pak Sean menyerahkan sebuah kartu kepada ku. "Ini ada uang 50 juta. Tolong di simpan ya, ayah pengen beli mobil, sayang." Ucap pak Sean.

"Emang ayah pengen beli mobil yang gimana?" Tanya ku.

"Yang penting besar, sayang." Ucap pak Sean.

Aku mengangguk, "kita pergi beli mobilnya sekarang aja yok yah!" Ucap ku.

"Mana cukup uang 50 juta untuk beli mobil," ucap pak Sean.

Aku berdiri dan mengambil kartu yang berikan oleh Tante Sara. Aku bahkan belum ada menyentuh uang itu sama sekali. Bahkan Tante Sara juga rutin mengirimkan ku uang setiap bulannya kedalam rekening itu.

"Bunda udah ada uangnya kok," ucap ku

Pak Sean memeluk tubuhku. "Sayang... Maaf udah ngerepotin kamu," ucap pak Sean.

Aku tersenyum senang. "Kayak nya kita gak usah pergi ke showroom mobilnya deh sayang. Ayah ada temen yang kerja di showroom. Kita minta browsurnya aja," ucap pak Sean.

Aku hanya menuruti semua keinginan suamiku. Aku benar-benar percaya kepadanya. Walaupun suatu saat nanti dia mengambil mobil itu. Aku tidak akan rugi, karena aku adalah wanita yang mempunyai uang.

*****

Aku dan pak Sean bersiap untuk tidur. Seperti biasa sebelum tidur aku dan pak Sean akan bercerita sampai kami tertidur. Lampu sudah di matikan, hanya tersisa lampu tidur saja.

"Ayah, ayah dulu sering modus kan ke bunda?" Tanya ku kepada pak Sean.

"Modus gimana maksud bunda?" Tanya pak Sean.

"1. Ayah pernah ngajak bunda tidur berdua didalam kamar pas bunda mau naik sabuk," ucap ku

Pak Sean tertawa mendengar itu. "2. Ayah pernah ngajak Acha pergi berduaan tanpa ngajak Bu Nita," pak Sean kembali tertawa terbahak-bahak.

"3. Ayah pernah minta dipangku sama Acha!" Tidak hanya pak Sean, kini akupun juga sudah mulai tertawa karenanya.

"Ada lagi?" Tanya pak Sean memeluk perutku yang masih rata itu.

"4. Ayah pernah grepe kaki Acha di kolong meja pas Adel Sama Bu Nita lagi shalat!" Pak Sean terdiam mendengarnya.

Aku menatap kearah pak Sean yang menatap ku dengan tatapan yang sulit diartikan. Lalu pak Sean melumat bibirku. Pak Sean menekan kepalaku agar ciuman kami semakin dalam.

Tok

Tok

Tok

Pintu kamar kami di ketok dari arah luar. Membuat pak Sean mendesah kasar. Pak Sean segara beranjak dan membukakan pintu.

Kulihat ada Adel dan Excel didepan pintu. Aku segera beranjak dan menyusul suamiku. "Kenapa?" Tanya pak Sean kepada kedua anak-anaknya.

"Ayah... Kami berdua takut. Hujannya deres banget," ucap Adel.

Pak Sean melirik kearah kasur kami, lalu melirik ke arah ku. Dan kembali menatap anak-anaknya. "Yaudah, kalau gitu kita tidur diruang keluarga aja semuanya. Excel bantu ayah ambil kasur!" Ucap pak Sean.

Aku merangkul Adel dan berjalan menuju ruang keluarga. Namun sebelum itu kami mengambil camilan di dapur. Aku yakin malam ini kami semua tidak akan tidur. Aku berinisiatif untuk menonton film di Netflix bersama suami dan anak-anakku.

"Wihh film baru di Netflix?" Tanya Excel. Aku dan Adel mengangguk. Kami berempat menonton film horor sambil memakan camilan.

Pak Sean mematikan lampu, membuat suasana dimalam ini semakin mencekam. Adel dan Excel masuk kedalam selimut. Menyisakan kepala mereka.

Sedangkan aku duduk disamping pak Sean. Aku sudah mulai merasakan kantuk, akhirnya aku merebahkan kepalaku dibahu pak Sean. Hingga tiba-tiba aku dibangunkan oleh pak Sean di jam 02.00.

Ku lihat Adel dan Excel sudah tertidur lelap. Aku melirik kearah pak Sean dengan tatapan bingung "pindah kekamar aja yok. Kasian, Acha lagi hamil." Ucap pak Sean.

Aku menuruti keinginan pak Sean. Bagaimanapun kandungan ku masih sangat muda. Aku tidak ingin mengambil resiko tidur diruang keluarga yang hanya beralaskan karpet bulu-bulu.

"Gendong..." Rengek ku.

Pak Sean mengangkat tubuhku Ala brindal style. Aku tersenyum melihat wajah pak Sean dari bawah. Ku cium brewok pak Sean hingga membuat pria itu menggelitik wajahku dengan brewok nya.

Istri Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang