11: Keluarga Arcel

106 5 0
                                    

'Tak!'.

Sebuah bola golf kini berhasil di pukul kan oleh sebuah tongkat. Membuat bola golf itu melayang begitu jauh di lapangan luas itu.

Seorang pria berumur 42 tahun itu lalu menatap bawahannya.

"Bagaimana kabar Arcel?", tanya nya

"Dari pantauan kami, tuan Arcel sekarang memiliki teman yang begitu dekat bahkan mereka selalu bersama tuan".

"Teman cowo?".

Pria itu lantas mengangguk, "Dia anak baru di sekolah Arcel dan masih kelas 11".

"Arcel dekat sama adek kelasnya?, dia temanan aja gak mau, kamu gak salah ambil informasi kan?".

"Tidak tuan, pria itu bernama Diagra".

"Fotonya ada?".

"Ada tuan".

Pria itu lantas memperlihat kan sebuah foto yang berada di tablet itu kepada tuannya.

Ayah Arcel lalu melihat foto Diagra. Ia terdiam sejenak.

"Kenapa Arcel masih gak mau pulang?", ayah Arcel mengalihkan topik itu.

"Tuan Arcel menolak tuan, kita sudah memaksa namun tetap saja".

"Dasar keras kepala", Pria itu menggeleng pelan.

"Antar saya ke apartemen Arcel hari ini".

"Siap tuan".

•'•'•

Disisi lain Diagra kini mengajar Arcel berberapa rumus matematika dan Informatika. Untung saja Arcel terlihat sangat tekun dalam belajar itu, membuat Diagra lebih mudah dalam mengajarnya.

"Ini di bagi dulu, terus yang ini di kali, oke?".

Arcel mengangguk, ia terus memperhatikan apa yang di ajarkan oleh Diagra. Penyampaian Diagra bahkan sangat bagus, membuat Arcel sangat betah dengan nada lembut pria itu.

Dari arah depan pintu seorang pria kini menatap mereka berdua. Pria itu terdiam sejenak sembari memperhatikan wajah Diagra yang tadi ia lihat di tablet serta wajah Arcel yang sangat serius belajar. Sebenarnya ini aneh sangat aneh. Mana mungkin Arcel belajar?!.

Pria itu bernama Denov, ayah Arcel. Ia lalu melangkah mendatangi mereka dan berhenti di hadapan mereka.

"Belajar kamu?", tanya Denov.

Arcel dan Diagra spontan mendongak, Arcel begitu terkejut melihat kedatangan ayahnya yang tiba-tiba itu, untung saja mereka sedang tidak mesra-mesra.

Denov lalu duduk di sofa depan mereka, ia lalu mengambil salah satu buku yang telah di jadikan sebagai soal dan di jawab oleh Arcel.

Denov menatap tugas matematika yang telah di kerjakan dengan baik itu, lalu ia beralih menatap Arcel.

"Kamu yang kerja?".

Arcel diam sejenak, sejujurnya ia begitu malu mengungkapkan bahwa ia bisa mengerjakan tugas itu.

"Iya Om Arcel yang kerja, berberapa hari lalu juga tugas matematikanya dapat seratus dan pas ujian harian juga dia dapat seratus", beritahu Diagra.

Denov mengangguk-angguk. "Ini lagi les privat?".

Diagra menggeleng, "Enggak Om, lebih tepatnya saya lagi ngajarin Arcel".

Arcel dan DiagraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang