Jam menunjukan pukul setengah 10 malam, Diagra kini sudah siap dengan pakaian rapih nya. Ia lalu melangkah keluar dari kamar nya. Lalu ia tanpa sengaja bertemu dengan Gama di ruang tengah itu.
"Bang mau kemana?", tanya Gama.
"Ke Club, eh tapi jangan cepu ya lu. Sama jangan kasih tau Arcel kalo misalnya dia dateng ke sini kalo gue ke club, oke?".
"Bayarannya mana?".
Diagra memutar bola matanya malas, ia lalu mengeluarkan dompetnya dan memberikan selembar uang merah pada Dirgama.
"Nah gitu dong!".
"Gam, kan lu tau kalo Raven itu mantan gue, udah ya lu jangan bilang-bilang sama Arcel kalo misalnya dia besok dateng kalo gue habis pergi sama mantan gue".
"Ha?, emang banget Arcel siapa abang?".
"Biasa lah", Diagra menaik-naikan alisnya dan langsung di mengerti oleh Dirgama. Sejujurnya bukan hanya Dirgama yang tau bahwa Diagra itu tidak normal, melainkan ayah dan bundanya juga. Namun mereka tidak terlalu mempermasalahkan gangguan seks Diagra dan membiarkan Diagra selagi belum menikah.
Diagra lalu pergi, di depan rumah itu sudah ada Raven yang menjemputnya.
Saat di perjalanan mata Diagra menoleh kepada segerombolan geng motor yang kini juga terjebak di lampu merah bersama mobil Raven.
"Ven, Avros", ucap Diagra mengkode.
Raven menoleh ke arah Diagra sejenak, "Jangan di ingetin, Gra..."
Diagra mengangguk, ia mengerti. Raven lalu menatap sekumpulan geng motor itu.
"Andai gue bisa balesin dendam.. sayang nya gue lemah", ucap Raven bernada rendah.
Diagra mengelus lembut pundak Raven, "Jangan cari gara-gara ya?, nyawa lu taruhannya kayak dulu.."
Raven mengangguk, "Iya, lagian gue kan lemah, bakal kalah juga kalo berkelahi sama mereka".
Diagra bahkan mengingat sekarang bahwa Arcel juga salah satu anggota nya, bahkan Diagra juga tidak mampu jika melawan Arcel sebenarnya.
"Lu lemah di berkelahi bukan berarti lu lemah di akademik kan?, semua nya punya kekurangan dan kelebihan. Mereka pasti banyak kok yang kurang pintar di pelajaran. Intinya coba lu pikir aja kalo dendam gak selamanya fisik, bisa jadi lu nanti jadi orang sukses dan orang yang ngekroyok lu waktu itu enggak kan?".
"Tapi dendam fisik gue abadi, Diagra.."
Ya, setahun lalu Raven pernah di kroyok habis-habisan dengan anggota Averos. Namun Raven bahkan menolak untuk melapor ke polisi meski ia mengetahui nama geng nya.
Kejadian itu berawal dari Raven yang meminta untuk membuka jalan di sebuah jalan yang memang terlihat sepi dari luar. Namun saat Raven melajukan mobilnya semakin dalam ternyata di sana banyak sekali geng motor yang berkumpul hingga menutup jalan.
Raven mencoba untuk menyuruh mereka menepi sejenak karena ia sangat buru-buru dan hanya jalan itu yang paling dekat dengan tempat yang akan ia hampiri. Namun bukannya menepi ia malah cekcok dengan berberapa anggota geng itu yang membuatnya harus di kroyok habis-habisan malam itu juga karena mereka tidak terima.
"Ven, lu sebenci itu sama anak Averos?, walau orang yang gak masuk dalam pengeroyokan lu hari itu?".
"Banget, benci banget. Gue bener-bener dendam, Gra".
Diagra juga sebenarnya dendam, terlebih saat ia tau bahwa Arcel termasuk di dalam salah satu anggota nya. Kejadian hari itu membuat Diagra sangat terpukul saat melihat Raven yang mendatanginya di rumah nya tengah malam dengan tubuh lemas dan penuh lebam. Bahkan saat situasi begitu Raven tidak ke rumah sakit, namun ia memilih untuk pergi ke pacarnya, Diagra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcel dan Diagra
Novela JuvenilClub adalah awal kisah mereka di mulai. Ketertarikan Arcel kepada pria cantik bernama Diafra membuat Arcel sangat ingin memilikinya. Hingga pada titik dimana mereka saling mencintai. Arcel yang notabene nya adalah pria yang kasar dan selalu saja me...