20: Raven yang lemah lembut...

116 5 4
                                    

Hingga satu setengah jam berlalu, mereka telah mengakhiri ini semua dan mereka telah membersihkan cairan yang jatuh di mana-mana.

Diagra terduduk lemas di toilet itu, tenaganya sudah habis sekarang.

"Udah lah lu keluar deluan", ucap Diagra.

Arcel mengangguk, ia lalu keluar dari toilet itu dan untung tidak ada satupun orang di sana. Lalu tak lama kemudian Diagra keluar dari toilet itu
Ia menyandarkan tubuhnya di tembok.

"Capek?".

"Pake nanya, sakit tau posisi gitu!", ucap Diagra sedikit kesal.

Arcel tersenyum tipis, memang mereka sejak tadi seks dalam keadaan berdiri terus selama lebih satu jam membuat Diagra yang pihak bawah lebih pegal. Padahal biasanya mereka akan di sofa atau di kasur, itupun jika di kamar mandi mungki di bath up.

Diagra yang lelah itupun duduk di lantai, namun Arcel bergegas menariknya untuk berdiri, "Kotor, sini ikut gue", Arcel lantas menarik tangan Diagra keluar dari sana. Hingga akhirnya mereka berhenti di atas rooftop sekolah.

Mereka lalu duduk berdua di kursi yang berada disana, jarak mereka begitu dekat sekarang. Namun Diagra segera berdiri, kedua nya lantas saling tatap.

"Sakit", keluh Diagra. Pantatnya begitu nyeri sekarang.

Arcel lantas menarik Diagra ke pangkuannya agar duduk di pahanya yang lebih empuk dari pada kursi itu.

Tangan kanan Arcel melingkar di perut Diagra. "Balikan lagi mau ya?", tawar Arcel lagi.

"Enggak. Udah lah pokoknya ini terakhir, habis ini enggak lagi".

"Yakin?".

"Cel jangan bikin gak mood deh!".

Arcel tertawa kecil. "Iya-iya galak amat".

Hening, mereka diam berberapa detik, "Duh keram banget nih kaki", ucap Diagra lagi.

"Lu lagi caper ya?".

"Ck!, siapa bilang?!", Diagra lantas akan berdiri namun Arcel menahannya dan membiarkan Diagra kembali duduk di pangkuannya.

"Orang sering ngambek cepet tua".

"Bodoamat!".

Drrttt.. Drttt..

Diagra lantas merongoh kantongnya, ia mengambil ponselnya yang berdering lalu, itu adalah Raven.

"Raven nelfon, gue kesana dulu", Diagra yang hendak berdiri malah tidak bisa. Arcel begitu menahan tubuhnya.

"Gak usah, jawab di sini aja. Gue tau kok dia pacar lu".

"Gak ah!".

"Disini aja, apa yang lu takutin?, gue gak marahi lu".

Diagra akhirnya menjawab telepon itu. Diagram akhirnya menjawab telepon itu, terdengar suara lembut dari sang pacar.

"Diagra udah makan?".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arcel dan DiagraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang