12: mantan tapi....

64 4 1
                                    

"Gra, gue nginap ya", ucap Raven yang tiba-tiba masuk itu. Diagra lalu menoleh dan menatap Raven yang kini melangkah ke arahnya.

Diagra begitu ragu, ia takut jika Arcel tiba-tiba datang ke rumahnya, namun biar bagaimana lagi hubungan pertemanannya dengan Raven masih sangat baik.

"Alasannya apa?", tanya Diagra.

Raven lalu duduk di pinggir kasur itu, sedangkan Diagra kini berbaring dikasur.

"Ortu gue lagi keluar kota, gue nginep ya?".

"Ven tapi kalo misalnya pacar gue tiba-tiba dateng lu sembunyi ya, gue takut".

Raven mengangguk, "Udah tenang, tapi boleh kan?".

Diagra mengangguk, lalu Raven pun berbaring di sebelah Diagra.

Kedua nya saling tatap sejenak, sial jantung mereka kembali berdetak kencang seakan kembali merasakan getaran cinta. Diagra benar-benar masih mencintai pria baik di sampingnya itu namun tidak, ia telah memiliki pacar sekarang!.

Raven lalu mengambil ponsel yang masih di pegang Diagra dan menyimpannya di atas nakas, ia lalu kembali menatap Diagra.

"Gra, tau kan gue paling gak suka lu begadang?, besok sekolah". Diagra lantas mengangguk mengerti, ntah mengapa ia seperti di sihir dan mengikuti perkataan Raven tanpa menolak.

Raven tersenyum, ia lalu mengusap lembut pipi Diagra dan memeluk pria itu, "Tidur dalam dekapan gue lagi ya malam ini", ucap Raven dengan mengelus lembut punggung Diagra.

Diagra tidak menolak, ia lantas memeluk Raven balik, mereka lantas berpelukan. Posisi ini.. mereka sangat merindukan pelukan di kasur itu, sudah setahun mereka tidak melakukan ini.

"Gra, lu kangen gak kita gini?", tanya Raven.

Diagra lalu kembali menatap Raven, wajah mereka begitu dekat sekarang, "Kangen.. banget.."

Raven lantas tersenyum, ia lalu mengecup kening Diagra dengan lembut, "Yaudah sekarang tidur ya".

Diagra mengangguk, ia lantas kembali menutup mata nya, usapan lembut dari tangan Raven yang mengusap rambutnya benar-benar membuat Diagra sangat nyaman.

•'•'•

Esok hari nya di sekolah, upacara kini baru saja selesai. Diagra lalu duduk lemas bersama ke tiga temannya di pinggir lapangan.

Mereka begitu lelah sekarang, sudah tadi panas, amat pembina juga sangat panjang.

Rezan mendongak ke atas, menatapi lantai tiga di mana kelasnya berada.

"Huh!, gak sanggup gue naik", ucap Rezan.

Diagra mengangguk setuju, "Apa kantin aja dulu ya?, isi energi.."

"Nah bener, beli minum lah minimal", ucap Avka.

"Gra", suara berat seorang pria kini membuat ke empat pria itu menoleh ke sumber suara.

Arcel kini berdiri sembari menatapi Diagra.

"Agra ikut aku", ucap Arcel lalu menarik tangan Diagra. Diagra hanya mengikuti langkah Arcel tanpa protes.

Mereka lalu sampai di lorong belakang sekolah antara gedung, keduanya lantas berhenti dan saling tatap.

"Kenapa, Cel?", tanya Diagra.

Arcel dan DiagraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang