Rumah sakit

1.2K 139 31
                                    

Annyeong chingudeul! Terimakasih sebelumnya kalian sudah berjuang untuk mencapai target, love dari boo.

Happy Reading~






Hari ini haechan sudah berada di salah satu rumah sakit ternama di Seoul. Melangkah masuk menuju ruangan Nayeon noona.

"Hai... Apa kabar? lebih awal kau kesini." Sapa Nayeon menyuruh bocah yang berbeda 6 tahun dengannya untuk duduk.

"Aku baik Dokter." Balas haechan

"Ah kau ini kebiasaan, sudahku bilang gausah manggil dokter panggil noona emang kau ini harus dijewer dulu baru nurut." Ucap Nayeon panjang lebar.

Haechan hanya meringis, "Ne, noona."

Kali ini pembicaraan mulai serius. Nayeon hanya bisa menghela nafas berat karena ia tau keputusan haechan tidak bisa di ganggu gugat lagi.

"Chan... Beneran kamu ingin mendonorkan salah satu ginjalmu?" Tanya Nayeon kesekian kalinya.

"Nee." Jawab haechan singkat.

"Ini akan berdampak buruk dengan kesehatanmu kedepannya. Apalagi kamu seorang idol apa ga salah ini keputusan yang tepat?" Lirih Nayeon tau jika haechan akan keras kepala entah sampai kapan haechan sadar kalau ini sangat berbahaya bagi tubuhnya.

"Akan ku lakukan demi kesehatan adikku,noona." Ucap Haechan dengan suara sedikit bergetar.

"Tapi tidak dengan mengorbankan dirimu sendiri, aku bisa membantumu mencarikan donor lainnya."

"Aku tidak mau ada kata terlambat noona, jika aku menunggu orang lain nanti kondisi adikku akan semakin parah. Dan aku akan lebih merasa bersalah lagi jika terjadi hal yang lebih dari ini." Nayeon pasrah melihat haechan yang bersikukuh memberikan ginjalnya.

"Sepertinya aku harus memeriksa keadaanmu dulu sebelum operasi di mulai." Haechan menggangukan kepalanya.

Hasilnya menyatakan ginjal haechan sehat hanya saja nayeon khawatir karena haechan sedang demam.

"Aku sudah menghubungi adikmu mengenai jadwal operasi." Ucap Nayeon sembari memberikan hasil pemeriksaan tadi.

"Noona, aku mohon jangan beritahu adikku atau lainnya cukup kita berdua yang hanya mengetahuinya." Mohon haechan.

Nayeon berdiri kemudian mengelus rambut haechan, "Iya aku lakukan jika itu keputusan terbaik untukmu."

Hari sudah mulai siang sedangkan dilain tempat terjadi kekacauan di grup chat nct terutama mencari dimana keberadaan haechan. Hyung ilichil sangat khawatir takut jika terjadi apa-apa. Di dorm dream ada renjun yang dari tadi ngomel terus menerus jisung saja sampai menutup telinganya.

"Haechan itu sebenarnya kemana sih?" Ketus renjun berlagak seperti eomma.

"Dia itu kenapa pergi ga bilang bilang kan jadi kita semua khawatir!" Timpal renjun dengan amarah meletup letup.

Jeno yang dari tadi mencoba menelfon haechan tapi sangat amat disayangkan sepertinya yang bernama asli donghyuck itu mematikan handphone mungkin tau jika dia tidak mau di hubungi. Mark yang memondar-mandir sedari tadi hingga jaemin membuka suara.

"Mark hyung, bisa kau duduk terlebih dulu. Aku lelah melihatmu mondar-mandir." Setelah itu mark memilih duduk karena jika tidak menurut para adik adiknya itu bisa bisa mereka merajuk kepadanya dan sulit untuk membujuk jaemin terutama.

"Kemana haechan? Jaemin apakah haechan sudah mengabarimu?" tanya Mark namun hanya dijawab gelengan oleh marga na itu.

Kembali ke rumah sakit. Haechan sekarang berada diruang operasi sedangkan lael sang adik yang sudah berada disana itu juga bersiap untuk operasinya.

"Apakah kamu siap lael?" tanya dr.Nayeon

"Aku siap dokter."

"Tapi sebenarnya siapa yang mendonorkan ginjal untukku?" tanya Lael karena penasaran sedangkan ekspresi terkejut nayeon segera ia tutupi dengan senyuman.

"Hm. Dia orang baik kamu harus berterimakasih kepadanya, tapi maaf aku tidak bisa memberitahukan dirimu siapa orang yang memberikan ginjal untukmu lael." Kemudian lael mulai diberi bius agar tidak merasakan sakit saat di operasi.

Dilain ruang operasi haechan tampak seperti orang pingsan mungkin karena pengaruh suntikan tadi. Di mimpinya dia bertemu dengan sosok eomma dan appanya.

"Eomma.."

"Appa..." teriak haechan, orang yang haechan panggil itu tersenyum ke arahnya.

"Kau anak hebat nak." ucap sang eomma.

"Ya benar,anakku yang tampan ini sangat hebat." timpal appa haechan.

"aku ingin bersama eomma dan appa." lirih haechan sambil tersenyum.

"Tidak! Kamu harus kembali di duniamu yang sebenarnya. Ini bukan tempatmu nak." Balas Sang Eomma

"Pergilah nak. Di saat yang tepat kita semua akan berkumpul kembali di tempat ini." Ujar Eomma

Haechan menggelengkan kepalanya, "Aku lelah eomma tapi jika aku tiada lalu nasib adikku bagaimana?" haechan menitihkan air matanya.

"Pergilah. Hiduplah bahagia bersama adikmu." Hanya kata kata itu yang diucapkan Eomma dan tiba-tiba hanya ada cahaya putih.

Haechan tersadar meringis karena ia rasa ini menyakitkan. Termenung dengan pikiran berkecamukan apa mimpi tadi nyata? dia bertanya kepada dirinya sendiri.

Dokter Nayeon datang menemui haechan yang sudah sadar. " Operasi adikmu sudah selesai dan sekarang dia masih tidur karena bius yang aku berikan."

Nayeon menatap haechan,"Kau tidak apa-apa haechan?" tanya nayeon noona.

"Aku baik. Apakah aku bisa pulang noona? aku yakin pasti mereka menungguku." Tanya haechan.

"Apa tidak sebaiknya tinggal disini untuk malam ini, aku takut kau kenapa-napa haechan."

"Tidak noona, besok ada jadwal tidak mungkin aku tinggal disini. Ah terimakasih banyak bantuannya noona." Haechan beranjak dari bangkarnya berdiri mengganti pakaian rumah sakit dengan pakainya tadi.

Guys segini dulu yaa, see u next chapter❤️

Happy New Year buat pembaca coretan.nau, semoga di tahun 2024 akan menjadi tahun yang terbaik buat kita semua Amiinnn..

Next update klo target pembaca mencapai 320 view, semangat nunggunya guys

My Brother Haechan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang