Prolog

556 28 1
                                    

Author POV

Atsumu hari ini pulang malam karena habis pulang kerja, yaa dia bekerja untuk membiayai kuliahnya.

*Kenapa ga minta orangtuanya aja? Hei asal kalian tau hubungan antara Atsumu dengan kedua orangtuanya ga berjalan mulus, tapi masih ada Osamu yang selalu membantunya diam-diam karena kalo terang-terangan Atsumunya bakal dimarahin bahkan bisa saja Atsumu sampai dilukai.*

Kalian tau Atsumu disekolah maupun dirumah selalu saja kena bully bahkan dulu Atsumu pernah mengalami demam tinggi karena dia disiram dengan air dingin dan dikunciin di toilet sampai malam, orangtuanya bahkan tidak memperdulikannya hanya Osamu yang merawat Atsumu diam-diam hingga sembuh.

Atsumu mengalami semua itu karena sebuah kesalahpahaman, dia jadi dibenci oleh kedua orangtuanya karena dikira membunuh kakeknya padahal yang benar dia lah yang sudah menyelamatkan kakeknya dari pembunuhan tapi sayangnya dia terlambat dan akhirnya kakeknya meninggal dunia.

"Huh rasanya capek banget" Atsumu sambil meregangkan badannya

"Lewat sini aja kali biar lebih cepat nyampe rumah" Atsumu lalu memasuki gang yang gelap namun masih ada pencahayaan dari lampu yang hampir redup

"Uhh, kenapa hari ini dingin banget" Atsumu kedinginan

"SIAPAPUN TO-TOLONG AK-AKH!!" Teriak seseorang minta tolong

"Si-siapa itu?" Atsumu takut tapi dia memberanikan dirinya untuk melihat siapa itu

Atsumu benar-benar terkejut bukan main karena dia melihat adegan pembunuhan didepan matanya langsung, Atsumu gemetar hebat rasanya ingin menangis.

Sungguh pembunuh itu tidak punya hati, dia membunuhnya tanpa ampun sampai-sampai darahnya muncrat terkena wajah Atsumu.

"A-a-apa yang-" Gumam Atsumu tapi masih didengar oleh pembunuh itu karena suasana yang sepi

Pembunuh itu lalu berlari dan berniat menghampiri Atsumu, Atsumu yang melihat pembunuh itu mendekat dia secara reflek mundur perlahan kebelakang sampai mentok ke tembok.

"Ja-jangan bu-bunuh saya" Atsumu gemetar dan meneteskan air matanya

"Hmm?" Pembunuh itu mengkabedon Atsumu sambil membuka tudungnya dan menatap wajah Atsumu dengan teliti

"Hiks hiks ja-jangan" Atsumu memejamkan matanya

"Dengar baik-baik! Jangan kau berani memberitahukan kejadian ini kepada orang lain!" Ucap pembunuh itu dingin

"Ta-tapi kan kau ha-habis membunuh" Atsumu takut

"Lebih baik kau bungkam! Atau keluargamu akan ku bunuh?!" Ancaman pembunuh itu

Atsumu tersentak mendengar pernyataan dari pembunuh itu, kenapa jadi keluarganya yang ikut terseret. Walaupun Atsumu sering dilukai sama kedua orangtuanya tapi dia masih sayang sama keduanya.

"Jangan! Ba-baiklah aku akan bungkam" Atsumu

"Good boy" Pembunuh itu memakai tudungnya kembali lalu melompat ke gedung yang ga terlalu tinggi sebelum pembunuh itu pergi Atsumu sempat bertanya

"Tunggu! Si-siapa namamu?" Atsumu agak takut

"Sakusa Kiyoomi" Setelah menyebutkan namanya Sakusa langsung pergi

"S-Sakusa ya" Atsumu

"Ah, udah jam segini aku harus segera pulang" Atsumu langsung bergegas melewati gang itu tanpa memikirkan mayatnya tadi

Sesampainya dirumah saat Atsumu ingin membuka pintu rumah dia agak ragu, takut dimarahin orangtuanya karena pulang terlalu larut. Atsumu dengan berani membuka pintunya dan masuk.

"A-aku pulang" Atsumu melepaskan sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu

"Bagus yaa, inget rumah kamu?" Bunda Miya

"Ma-maaf bun tadi ak-aku sempet mampir kerumah te-temen" Atsumu menunduk karena takut melihat wajah bundanya yang marah

"Kerumah teman atau ke bar menjadi pelacur haa?!" Bunda Miya menjambak rambut Atsumu

"Ke-kerumah temen bun, bun lepasin sakit akhh" Rintih Atsumu kesakitan

"Dasar an-" Ucapan bunda Miya terpotong karena Osamu

"Bun, bunda mending sekarang tidur ga baik marah-marah tengah malam" Osamu berusaha meredam emosi bundanya

"Baiklah sayang" Langsung saja bunda Miya melepaskan jambakannya di rambut Atsumu dan langsung menuju kamar

Osamu setelah melihat bundanya memasuki kamar dia langsung menghampiri abangnya dan memeluknya.

"Tsumu gapapa?" Osamu mengelus surai Atsumu

"Hiks Sam sakit hiks" Atsumu sesegukan

"Shh udah yaa mending Tsumu sekarang masuk kamar lalu tidur ya, besok kan kita kuliah" Osamu

"Ba-baiklah" Atsumu mengangguk dan berjalan ke kamarnya

'Tsum kenapa nasibmu seperti ini?' Osamu meratapi nasib abangnya yang berbeda dengan dirinya yang selalu dimanja

- Author POV End -

Tbc

Pacarku Seorang Pembunuh Bayaran?! (Sakuatsu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang