Ketika mobil Ramzi parkir di halaman rumah Melati, kebetulan juga Pak Kades melintas dengan motornya, namun karena ada urusan mendesak di kantor Kecamatan, beliau menunda untuk mengkonfirmasi siapa tamu yang datang ke Desanya itu.
Setelah urusannya selesai, Pak Kades masih melihat mobil hitam itu terparkir, sebagai penanggung jawab Desa, ia pun berkewajiban untuk memeriksa. Karena pintu terbuka lebar, Pak Kades menengok ke dalam sekalian ingin mengucapkan salam, tapi kalimat lainlah yang akhirnya keluar dari mulutnya.
🌸
Melati terbangun ketika Ramzi menindihnya, gadis itu terkejut bukan main hingga mendorong tubuh Ramzi dengan kuat sampai terjerembab ke lantai, baru saja ingin menghardik pria itu, kehadiran Pak Kades di antara keduanya membuat dia terperanjat.
"Pak ini tidak seperti yang anda lihat, kami tidak ada hubungan apa-apa, sepertinya tadi dia tidak sengaja terjatuh dan menimpa tubuh saya, Tolong jangan salah paham" otak Melati berpikir cepat untuk mencari alasan setelah melihat raut wajah Pak Kades yang tampak ingin meledakkan kemarahannya.
"Semua yang kepergok dalam situasi ini akan beralasan tidak sengaja, khilaf, tidak ada hubungan apa-apa, persis seperti yang kau katakan barusan Melati. Bapak sangat kecewa, kau bisa mendatangkan nasib buruk di desa ini karena telah berbuat zina" ucap Pak Kades setelah berhasil menekan emosinya
"Kami tidak zina Pak, semua hanya kecelakaan tolong percayalah! Bapak mengenal saya dari kecil tidak mungkin saya melakukan hal itu"
wajah Melati mulai pucat, matanya-pun mulai berkaca-kaca. Pak Kades adalah orang yang disegani di desanya. Sebagai mantan tentara, beliau sangat tegas dan disiplin, dia tidak akan membiarkan satu hal tercela pun terjadi di daerah kekuasaannya.
Merasa tak mampu membujuk Pak Kades, Melati beralih kepada Ramzi yang sejak tadi hanya diam. " Dokter Tolong jelaskan pada Pak Kades kalau tidak terjadi apa-apa, saya mohon, saya tidak mau nama saya tercoreng, saya bisa diusir dari Desa ini, Dokter, tolong saya mohon jelaskan pada beliau!"
Air mata Melati kini luruh, dia tahu benar resikonya jika tidak bisa meluruskan kesalahpahaman ini dan satu-satunya yang bisa menolongnya sekarang hanya Ramzi.
"Meski kami jelaskan pun anda pasti tidak percaya" Ramzi mulai bersuara "jadi katakan saja apa yang harus kami lakukan sekarang?"
"Kalian cuma punya dua pilihan, pergi dari Desa ini dan jangan kembali lagi atau kalian harus menikah hari ini juga" ucap Pak Kades tegas, aura militernya begitu mengintimidasi.
"Tidak Pak, saya mohon kami tidak bisa menikah, ini cuma salah paham saya mohon percayalah pada kami Pak Kades!"
"Kalau kalian tidak mau, silakan bereskan barangmu dan keluar dari Desa ini sekarang juga"
Saat Melati ingin protes lagi, Ramzi mencegahnya lalu menariknya ke sudut ruangan untuk bicara berdua.
"Tidak ada gunanya membantah karena kita sudah tertangkap basah, meskipun itu bukan kejadian sebenarnya. Sekarang apapun yang kau putuskan aku akan membantumu, jika kau ingin keluar dari sini aku akan menyiapkan tempat tinggal untukmu dan jika kau ingin menikah aku juga siap"
KAMU SEDANG MEMBACA
I See You (End)
General FictionDiantara semua petugas kebersihan yang bekerja di Rumah Sakit Wijaya, hanya Melati yang berani bertugas di Ruang Jenazah. Banyak yang enggan berteman dengannya karena menganggp ia juga menakutkan sama seperti ruangan yang ia bersihkan. Namun sebena...