Alasan mengapa Raya bisa jatuh cinta pada Ramzi adalah karena Gunawan, yang merupakan kakak kelasnya sewaktu SMA sekaligus cinta pertamanya.
Ketika itu, Raya masih duduk di kelas 10 dan Gunawan di kelas 12. Pemuda itu bukan ketua OSIS, anggota tim basket atau penggiat organisasi, dia hanya siswa IPS biasa dengan kemampuan rata-rata,
Yang membuat Raya jatuh cinta padanya adalah karena Gunawan pernah memungut sampah tissue yang ia buang sembarangan dan itu membuatnya tersentuh, agak aneh memang, tapi begitulah Raya dimasa remajanya.
Sama seperti Raya dewasa, versi remajanya-pun sama, ia gencar mendekati Gunawan, mengakuinya sebagai pacar demi menghalau pesaing, namun sayangnya saat itu Gunawan betul-betul sudah punya pawang yang langsung melabraknya karena pengakuan sepihak.
Raya patah hati, menangis berhari-hari sampai Ramzi datang dan menghiburnya, mengajaknya jalan dan sering menjadi teman curhatnya, meski berteman sejak kecil, kedekatan mereka yang sebenarnya berawal dari sana.
🌸
Tidak ada pembicaraan lanjut ketika keduanya saling menyebutkan nama di parkiran karena Raya langsung masuk ke mobilnya dan tancap gas. Panik, tentu saja, kejadian waktu SMA itu begitu memalukan baginya, ia bahkan merengek kepada orang tuanya untuk pindah Sekolah karena tidak mau bertemu Gunawan lagi, tapi sepertinya masa lalu menagih permintaan maafnya.
'Ya, Tuhan kenapa bisa kami bertemu lagi, padahal kota ini begitu luas dan ada dua juta penduduk, semoga dia hanya pasien atau pembesuk' doa Raya dalam hati.
🌸
"Kau kenal pemilik mobil tadi?" Tanya Gunawan pada bawahannya yang bertugas di halaman.
"Dia Dokter Raya Pak, Dokter anak di Rumah sakit ini, nanti juga Bapak bakalan sering ketemu sama dia''
"Oo, begitu" Gunawan mengangguk-angguk. "Ya sudah lanjutkan pekerjaanmu, awas jangan sampai kejadian kayak tadi terulang lagi" peringatnya sebelum berjalan ke arah Musholla. Di sana ia kembali bertemu Melati, tapi karena niatnya beribadah keduanya hanya saling menyapa sesaat.
🌸
Begitu sampai di rumah, Ramzi langsung di sambut oleh Lolo dan Bebo yang mengeong agresif dan bergelut di kakinya, akibatnya, Ramzi tersandung dan kepalanya membentur ujung meja tamu yang untungnya tumpul. Meski demikian rasanya sangat sakit dan sempat bikin pria itu lingkung sesaat.
Setelah mendapatkan kembali kesadarannya. Ramzi bangkit dan menatap tajam kedua kucing nakal yang telah membuatnya celaka.
"Sikap kalian yang seperti itu bisa sangat membahayakan, awas kalau istriku kalian perlakukan seperti itu, aku akan membuang kalian ke pasar" hardiknya menunjuk Lolo dan Bebo bergantian. Untungnya yang dimarahi tahu diri dan meringkuk diam di sudut ruangan tak berani kemana-mana.
Walaupun kepalanya masih nyeri, Ramzi tetap memutuskan untuk mandi, anehnya selama proses itu, ia tidak berhentinya tersenyum persis seperti bintang iklan sabun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I See You (End)
General FictionDiantara semua petugas kebersihan yang bekerja di Rumah Sakit Wijaya, hanya Melati yang berani bertugas di Ruang Jenazah. Banyak yang enggan berteman dengannya karena menganggp ia juga menakutkan sama seperti ruangan yang ia bersihkan. Namun sebena...