"A..apa anda bilang?" Melati pasti salah dengar atau Ramzi yang salah ucap, tapi tidak ada yang orang lain yang berbicara kecuali mereka, Helena juga sudah lama pergi sejak ia ngobrol dengan arwah Nyonya yang dimandikannya.
"Kau aneh tapi menarik, membuatku penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentangmu, semakin kau menyuruhku menjauh maka yang terjadi adalah sebaliknya" terang Ramzi menjelaskan maksudnya.
"Kalau anda tertarik dengan saya dalam hal romantis maka sebaiknya anda menyerah sekarang karena saya tidak suka pria" Melati berbohong, ia bahkan mengidolakan Shakh Rukh Khan.
"Lebih bagus lagi karena itu berarti aku akan jadi pria pertama yang kau sukai" Ramzi menanggapi santai dengan seringai mengejeknya.
'Yaa Allah kenapa pria ini jadi seperti tungau yang sangat sulit disingkirkan'
Melati lelah, Ramzi selalu berhasil membalas kata-katanya, ia tidak mau bicara lagi, karena itu ia meninggalkan pria itu dan kembali masuk ke ruang jenazah lalu menguncinya dari dalam.
"Wah, harga diriku jatuh, dia lebih memilih mengunci dirinya dengan mayat dibandingkan bicara denganku" gerutu Ramzi sambil memijat pelipisnya. Melati yang dulu dikiranya pendiam ternyata sangat cerewet dan pembangkang. Ia merasa benar-benar tertantang.
🌸
Jam tiga sore ketika Melati bersiap pulang, perawat datang membawa jasad seorang anak perempuan yang meninggal karena tenggelam, pihak keluarga meminta bantuan Rumah sakit untuk memandikan karena akan dikebumikan sebelum Magrib. Agak aneh tapi Melati tak banyak tanya dan langsung mengerjakan tugasnya.
"Maya ceritakan apa yang ingin kau ceritakan, agar kau bisa pergi dengan tenang" ucap Melati setelah berkenalan singkat dengan arwah anak itu"
Tapi anehnya Maya tidak mau berbicara lagi selain waktu menyebutkan namanya. Bagi Melati itu tidak masalah, selama arwah itu ikhlas untuk pergi. Namun begitu mulai memandikan jasadnya, ia menemukan hal yang aneh.
Terdapat beberapa luka dan lebam tidak wajar di bagian tubuh yang tertutup seperti ketiak, pangkal paha, tengkuk, lipatan paha serta bagian dada dan perut, Melati tidak tahu apa penyebab luka-luka itu, hanya ahli forensik yang bisa memastikannya.
"Siapa yang melakukan ini padamu?"
"Itu tidak penting lagi, sekarang aku bisa ketemu Mama, aku senang bisa pergi meninggalkan dunia yang kejam ini, Kak, terima kasih"
Arwah Maya melebur begitu saja. Biasanya Melati akan merasa lega, tapi kali ini tidak, ada yang mengganjal di hatinya. Sambil terus mengerjakan tugasnya ia terus menimbang apakah akan membiarkan saja masalah ini atau menceritakannya pada seseorang yang mungkin bisa membantu.
Pukul setengah empat seorang wanita paruh baya datang membawa kain kafan, wanita berusia sekita 40-an itu histeris melihat tubuh kaku Maya, ia menangis tersedu, tapi tidak mengeluarkan kata-kata seperti biasanya orang merasa kehilangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I See You (End)
Narrativa generaleDiantara semua petugas kebersihan yang bekerja di Rumah Sakit Wijaya, hanya Melati yang berani bertugas di Ruang Jenazah. Banyak yang enggan berteman dengannya karena menganggp ia juga menakutkan sama seperti ruangan yang ia bersihkan. Namun sebena...