"Maaf, tapi itu juga bukan wewenang anda, tapi jika proses rolling berjalan lancar, suatu saat nanti Melati juga akan menghandle area ini"
"Terserah, kalau begitu buat apa anda menanyakan pendapat saya kalau semuanya di tolak" sindir Raya melipat tangan di depan dadanya.
"Maaf kalau membuat anda salah paham, yang saya minta adalah saran untuk peningkatan kualitas bukan saran untuk pengaturan ploting, tapi terima kasih untuk waktunya, semua masukan akan saya pertimbangkan. Baiklah saya permisi dulu Dokter Raya, senang berbicara dengan anda"
Gunawan pamit dengan menunduk sopan, ia merapikan kembali kursi yang sudah Ia duduki lalu berjalan menuju pintu yang sengaja tidak di tutupnya ketika masuk.
Raya menjadi semakin kesal, kenapa pria itu selalu saja sempurna di matanya.
🌸
Meeting yang di adakan oleh Ramzi berlangsung selama satu jam ia memposisikan dirinya sebagai Dokter sekaligus pemilik dari rumah Sakit Wijaya. Berbagai bukti berupa kritik juga hasil peninjauannya langsung ia sampaikan ke forum dan tidak bisa dibantah oleh para oknum Dokter dan perawat.
Ini adalah untuk pertama kalinya ia memimpin, biasanya itu dilakukan oleh Ramdan atau Kepala dokter, tapi Ramzi merasa sudah saatnya dirinya peduli pada operasional rumah sakit yang mau tidak mau kelak pasti akan menjadi tanggung jawabnya. Kakaknya Ramdam sudah punya beban terlalu banyak, Ramzi tidak bisa selamanya cuek dan seenaknya.
"Karena kejadian ini baru pertama kali saya temukan maka saya hanya memberikan peringatan pertama secara lisan dan tertulis. Jika saya menemukan lagi hal serupa atau hal lainnya yang menyangkut pada penurunan kualitas pelayanan, maka siap-siap saja kalian saya pindah tugaskan atau pecat sekalian, paham?"
"Paham Dok" jawab mereka serempak dengan wajah tampak pias.
Ramzi terlihat sangat tegas dan tidak main-main dengan ucapannya tidak ada senyum selama meeting, dia lebih sering melayangkan tatapan tajam dan sinis kepada para peserta, membuat hati mereka ketar-ketir sekaligus takut.
"Kalian semua punya keluarga, coba bayangkan jika anggota keluarga kalian diperlakukan serupa. Pasien BPJS itu juga membayar tidak gratis, hanya mekanismenya yang berbeda, tolong ubah pola pikir kalian dan renungkan masalah ini, saya mau melihat ada perubahan"
Setelah dipersilahkan keluar para peserta meeting bergegas meninggalkan ruangan dengan wajah-wajah kalut. Mereka tidak menyangka Dokter yang mereka kenal cuek dan santai ternyata bisa tegas dan galak juga.
🌸
Seperti yang sudah diduga sebelumnya Melati mendapatkan area baru, ia tentu saja tidak keberatan, baginya di mana pun ditempatkan, pekerjaannya tetap sama. Cuma memang kali ini dia akan berhadapan dan lebih sering bertemu dengan manusia ketimbang arwah.
Yang menjadi persoalan adalah petugas yang menggantikan Melati. Sejak selesai briefing, ia terus mengganggu Gunawan dan memohon untuk tidak ditempatkan di ruang jenazah, tapi sayangnya usaha itu sia-sia, Gunawan tidak bergeming dan tetap pada keputusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I See You (End)
General FictionDiantara semua petugas kebersihan yang bekerja di Rumah Sakit Wijaya, hanya Melati yang berani bertugas di Ruang Jenazah. Banyak yang enggan berteman dengannya karena menganggp ia juga menakutkan sama seperti ruangan yang ia bersihkan. Namun sebena...