Happy reading......
POV FREEN
Hoooam, aku segera bangun dan melihat jam dihandphone ku ternyata masih sangat pagi, aku bangun dan setelah itu aku merapikan kasur agar tidak terlihat berantakan.
Setelah itu aku pergi membersihkan tubuhku yang lengket karena tidak sempat mandi semalam. Di karenakan tubuhku sangat kelelahan.
Kemudian, aku pun langsung turun kelantai bawah untuk membuat sarapan ku sendiri. Art di rumah ku hanya membersihkan rumahku saja dan untuk memasak aku harus melakukannya sendirian.
Aku harus mendiri untuk melakukan beberapa hal. Karena mendiang ibuku bilang "kamu lebih harus mandiri dari pada sebelumnya, ibu percaya sama kamu". Sambil mengelus-elus ubun-ubun kepalaku. Tetapi sampai detik ini aku masih menerapkan kalimat yang ibuku sampaikan kepadaku pada kala itu.
Omong-omong ibuku telah meninggal sekitar 3 tahun yang lalu, disaat aku baru saja dinyatakan lulus oleh pihak kampus. Dua minggu setelahnya, sehabis aku wisuda ibuku langsung meninggalkan aku sendirian disini.
Aku tidak mempunyai siapa-siapa lagi disini kecuali sahabat ku-Lisa.
Omong-omong berbicara tentang ayahku, hah bajingan gila itu aku tidak tahu apa dia sudah mati atau masih hidup. Ibuku dan dia bercerai pada saat aku baru saja menginjak umur lima tahun.
Aku melihat ayahku yang selalu memukul ibuku tanpa diketahui alasan yang sebenarnya. Kalau kata ibu, aku masih terlalu kecil untuk mengetahui bagaimana urusan orang dewasa.
Aku cukup kesepian apalagi tinggal sendirian setelah ibuku meninggal. Terkadang Lisa sesekali menginap di rumahku hanya untuk menemaniku agar aku tidak kesepian.
Aku tinggal di daerah kawasan elite, rumah ini hadiah untuk ibuku tetapi beliau lebih duluan meninggalkanku. Rumah ini tidak terlalu besar hanya 2 lantai saja, memiliki beberapa ruangan yaitu kamarku, kamar tamu, ruangan untuk aku bekerja serta memiliki 2 toilet di lantai atas dan bawah, tepatnya kamarku dan di lantai bawah di kamar tamu.
Aku juga terlambat untuk memberikan kejutan bahwa aku bisa mendirikan perusahaan yang aku pegang sendiri.
Untuk saat ini aku hanya tinggal sendirian, artku hanya datang untuk membersihkan rumahku setelah itu ia harus pulang.
Biasanya aku mengunjungi makam ibuku hanya untuk sekedar mengobrol biasa. Aku tetap berbicara panjang lebar walaupun ibuku tidak pernah lagi untuk meresponnya.
Terkadang, aku pergi untuk melihat sunset di pantai menggunakan mobil ku. Mobil yang ku beli menggunakan hasil jerih payahku sendiri.
Aku juga sering datang ke pameran sekedar melihat lukisan dari beberapa seniman terkenal atau seniman pendatang.
Aku mencintai seni sama seperti aku mencintai ibuku.
Biasanya juga, tiga atau empat kali dalam seminggu aku akan berkunjung ke panti asuhan untuk sekedar memberikan kebutuhan pokok dan keperluan anak-anak yang kurang beruntung seperti ku dulunya.
Aku harus membaginya dengan anak-anak itu. Karena dulunya, aku juga pernah merasakan diposisi yang sama. Tetapi dulu aku mempunyai ibuku yang setiap harinya rela banting tulang hanya untukku, kadang-kadang aku diam-diam membantu ekonomi keluarga ku.