Happy reading.....
Kini kedekatan keduanya sudah masuk ketahap yang lumayan serius, bahkan keluarga itu menerima Freen dengan sangat baik. Sang papa hampir saja melepas putri satu-satunya kepada gadis dewasa itu.
Becky bahkan meminta kepada papanya untuk segera melamar Freen, tapi sang papa belum menunjukkan reaksi apapun terhadap anaknya.
Bukankah itu terlalu cepat? Bahkan mereka belum sampai setahun saling mengenal.
Papa belum membicarakan ini dengan Freen. Gadis itu belum tahu. Becky terlalu cepat untuk menentukan pilihannya.
Papa hanya mengenal gadis itu lewat cerita-cerita Richie, laki-laki muda itu tampak senang ketika bisa melihat Freen lagi. Entah mengapa demikian.
Papa mengerti bagaimana susahnya menjadi Freen, Richie sempat bercerita, namun itu tidak berlanjut panjang karena Freen sempat menghilang bahkan rumah lamanya sudah tidak ditempati.
Richie hilang jejak, gadis itu benar-benar hilang seperti ditelan bumi. Entah kemana perginya
Puluhan pertanyaan didalam benak papa mulai bermunculan. Saling menanyakan ada apa dan kenapa.
Perlakuan baik, manis, hangat dari seorang Freen membuat gadis kecil itu secara tidak sengaja jatuh cinta. Terdengar klise namun itu faktanya, siapapun akan jatuh cinta dengan seseorang yang memiliki perlakuan persis seperti ini.
Sebuah kepekaan diatas rata-rata untuk ukuran manusia biasa, Freen terlalu sempurna untuk sebuah kata peka. Becky terlalu mengagumi wanita satu itu, gadis dewasanya.
Freen bahkan menyadari kalau gadisnya mulai menyukainya, tapi Freen tidak ambil pusing belum saatnya untuk dia menyatakan perasaan yang sebenarnya.
Semuanya butuh pikiran matang terlebih lagi gadis itu anak bungsu dari keluarga Armstrong. Freen akan menyiapkan sesuatu untuk gadis itu bukan hanya omongan manis yang keluar dari bibirnya, tetapi Freen akan menyiapkan sesuatu yang menurutnya pantas.
Freen bahkan tidak tahu kalau teman semasa SMA-nya dulu adalah kakak dari Becky, laki-laki muda itu tidak pernah menambahkan nama belakangnya hanya terdapat huruf A yang menyandang marga itu.
Freen bukan tipikal orang kepo pada umumnya, gadis itu bahkan tidak pernah menanyakan sekalipun dengan nama yang dibiarkan singkat seperti itu.
Saat ini Freen memutuskan untuk segera mandi, ini kali pertamanya diundang untuk makan malam bersama dirumah Becky, gadis kecilnya.
Freen akan menyiapkan penampilan terbaik menurutnya. Gadis berperawakan tinggi itu mulai menyabuni tubuhnya menggunakan sabun mahal yang pernah dibelinya.
Sabun dengan aroma wangi tingkat tinggi itupun melekat didalam pori-pori kulitnya, meninggalkan aroma yang sangat khas. Bahkan sabun itu diberi serbuk emas dengan harga fantastis.
Selepas dari situ Freen keluar menggunakan bathrobe polos berwarna putih tulang yang kini melekat ditubuhnya. Gadis itu berjalan kearah lemari untuk mengambil sepasang pakaian yang pantas untuk digunakan.
Pakaiannya malam ini cukup casual tidak terlalu formal seperti biasanya dengan make up tipis dan juga lipstik sebagai penunjang agar tidak terlihat seperti orang sakit.
Tidak menggunakan make up pun tidak apa-apa gadis itu juga tampak lebih cantik dengan wajah barefacenya.
Namun, tidak afdol kalau tidak menggunakan make up, tolong diingatkan sekali lagi ini kali pertamanya diundang untuk makan malam bersama anggota keluarga Armstrong lainnya.
Gadis itu menatap lama, melihat penampilan di cermin kamarnya, 'apakah pakaian ini cocok untuk malam ini?' batinnya. 'Apakah ada yang kurang?' batinnya terus bertanya-tanya. Freen takut penampilannya malam ini kurang.