Happy reading......Akhirnya mereka tiba ditempat tujuan—pasar malam. Tempat itu tampak ramai dan juga riuh, suasana sangat padat. Tawa gemuruh terdengar sangat jelas.
Semua orang tampak menikmati suasana malam ini, sama halnya dengan Freen bahkan gadis dewasa itu baru sampai diparkiran, tapi raut wajahnya tidak bisa bohong matanya berbinar lebar saat melihat pasar malam itu.
Sudah lama sekali tidak dibuka.
"Yuk turun" ujar freen sambil melepaskan seatbelt nya.
Gadis kecil itu menoleh, memutarkan kepalanya 180 derajat kesamping, menatap gadis yang lebih tua. "Ini beneran kan kak?" Tanya juga yang tampak exited.
"Iyaaa, beneran. Ayo turun sebelum makin rame" kata Freen sebelum akhirnya dia turun dari dalam mobil dan juga ikut membantu gadisnya.
Tunggu, gadisnya? Sejak kapan?
Saat Becky sudah turun dari dalam mobil, Freen dengan cepat menggenggam erat jari-jemari kecil itu, sang pemilik menatap genggaman tangan yang saling bertautan itu.
Kenapa?
Freen merasa aneh gadisnya tidak berjalan melainkan diam ditempat, Freen segera melihat apa yang dilihat gadisnya. "Biar gak ilang" ujar freen seraya menarik lembut agar gadisnya mengikuti langkah kakinya.
"Kita mau kemana kak?" Tanya gadis kecil itu sembari melihat ke sembarang arah.
"Gatau, kamu?" Tanya gadis yang lebih tua itu balik.
"Gatau juga, kan kamu yang ngajak aku kesini kok malah gatau mau kemana"
"Kita liat-liat aja dulu, nanti kalau mau main bilang ya" balas Freen lembut.
Si Gadis mungil itu hanya mengangguk paham, genggam itu masih saling bertautan, saling menggenggam dengan erat seolah-olah takut kehilangan satu sama lain.
Mata gadis kecil itu tidak sengaja melihat kearah permainan lempar bola, sepertinya menarik. Lalu gadis itu menoleh dan mengajak Freen untuk berjalan kederet bagian pojok sana.
Freen mengangguk dan mengikuti apa yang diinginkan gadis kecil itu. Melangkahkan kaki jenjangnya disamping gadis kecil itu, Freen tersenyum saat melihat guratan wajah dari gadisnya yang tampak bahagia.
"Kak mau main dua ronde ya" kata gadis kecil itu antusias.
Bersemangat sekali.
"Iyaa, kak. Nih bolanya" kata si pegawai yang ada ditempat permainan itu, sementara Freen hanya melihat gadisnya yang tengah sibuk mengambil ancang-ancang untuk melemparkan bolanya ke kaleng-kaleng kosong yang ada didepan mereka.
Freen memperhatikan dengan seksama bagaimana raut wajah bahagia itu tercetak dengan jelas diwajah setengah bulenya.
Beberapa saat kemudian, akhirnya gadis kecil itu dapat menjatuhkan lima buah kaleng kosong yang ada didepannya, gadis itu melompat-lompat kecil kesenangan.
"Dapet yang ini ya kak" ujar si pegawai tadi. Seketika membuat raut wajah gadis kecil itu berubah menjadi masam. "Yahh, kok kecil banget" dengusnya sambil memegang satu boneka kecil beruang berwarna kecoklatan.
"Cemberut aja, itukan effort kamu senyum dong masa gak bangga sama diri sendiri" kata Freen menahan senyum, gadis itu benar-benar menggemaskan.
"Tapi gak sekecil ini juga kak" dengusnya terdengar kesal.
"Kak, saya satu ronde ya" kata Freen ingin bermain.
"Boleh ini ya kak bola-bolanya" balas pegawai tadi dengan ramah.