Happy reading......
Hari ini tepat satu tahun mereka saling kenal tanpa terikat sedikitpun, papa dari gadisnya sempat membicarakan hal ini. Tentu saja hal itu membuat Freen kaget, bagaimana tidak, gadis sekecil itu meminta sang papa untuk melamar dirinya.
Watehek?!
Beberapa waktu lalu papa sempat menanyakan hubungan keduanya yang akhir-akhir ini semakin dekat bak pasangan pada umumnya. Bukan hal yang mudah untuk melakukan itu— melakukan hal yang harus diutarakan sejak lama.
Becky terlalu muda untuk menikah sekarang, Freen tak ingin mengambil masa muda gadis itu. Lagi pula mereka berdua terlalu muda untuk menikah.
🔺🔻🔺
Freen terbangun sangat pagi, wanita itu terlihat tidak sabaran untuk hari ini. Kemudian, ia berjalan menuju toilet guna mencuci muka dan juga menggosok giginya.
Untuk mandi? Kemungkinan nanti karena terlalu pagi, ia tak pernah suka dengan suhu dingin. Sekeluarnya dari dalam toilet gadis dewasa itu mulai memilih pakaian untuk dikenakannya hari ini. Dan setelah itu, ia mulai merapikan kamar dan juga membersihkan beberapa ruangan lainnya.
Lagi pula Freen tak pernah menyukai ruangan kotor apalagi dipenuhi oleh debu. Ia mudah alergi dengan debu-debu itu.
Beberapa saat setelahnya Freen pun beranjak ke dapur untuk membuat sarapan dan juga teh Jasmine favoritnya. Tak begitu terlalu lama akhirnya sarapan itu siap dan langsung disantapnya dengan rakus, sembari memainkan ponsel genggamnya.
Ia pun tidak lupa mengirimkan beberapa pesan ke gadisnya. Pesan itu berhasil dikirim namun belum mendapatkan sedikitpun responan. Kemungkinan gadis kecil itu masih tertidur pulas di ranjangnya.
Freen tak masalah untuk itu, lalu beranjak mencuci piring bekas sandwich-nya. Dan detik berikutnya ia gunakan untuk mandi.
🔺🔻🔺
"Tok, tok, tok" ketuknya setelah menekan bel disamping pintu.
Pintu terbuka dari dalam, "ceklek"
"Pagi tantee..." sapanya ramah.
"Pagi juga, tumben pagi-pagi kesini"
"Pagi apanya, orang udah jam 9 gini" balasnya seraya melirik jam tangannya.
"Yaaa, sama aja kan. Sama-sama pagi"
"Terserah tante aja deh, Beckynya ada?"
"Ada kayaknya, masih molor anaknya. Kamu bangunin deh mama tinggal bentar ke dapur" ujar mama sebelum pergi.
Kemudian Freen berjalan menaiki tangga satu persatu, saat ia sudah sampai didepan pintu bercat coklat didepannya gadis dewasa itu mulai mengetuk.
"Tok, tok, tok" bunyi ketukan pintu, kegiatan itu terus berulang dalam beberapa kali namun tak ada satupun tanda-tanda untuk pemiliknya membuka pintu itu.
Tak punya pilihan lain kemudian Freen memutar knop pintu milik gadisnya, beruntung pintu itu tak dikunci dari dalam jadi dirinya bisa masuk. Hal pertama saat masuk kedalam kamar itu adalah gelap, hanya diterangi samar-samar dari pencahayaan yang masuk dan juga lampu tidur.
Freen mendekat, menatap gadis kecilnya yang tengah tertidur pulas. Becky tampak damai saat tertidur seperti itu. Freen terus memperhatikan dengan seksama wajah gadis kecilnya. Becky terlihat menggemaskan dengan pipi yang hampir tumpah.