Bab12 - Market

408 50 3
                                    

Happy reading.......

Sinar matahari masuk menyelinap melalui sela-sela pintu geser balkonnya, gadis kecil itu tampak menggeliat saat sinar matahari secara tak sengaja menerpa wajahnya, menyilaukan.

Gadis kecil itu perlahan mengerjab-ngerjabkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya. Menguap seraya bersandar di headboard.

"Cepet banget pagi" gumamnya pelan.

Tak lama akhirnya gadis kecil itu keluar dari dalam toilet menggunakan bathrobe polos berwarna putih bersih. Berjalan mendekati lemari dan mengambil sepasang pakaian santai.

Setelah itu ia pun duduk didepan meja riasnya sambil mengeringkan rambutnya yang baru saja dikeramas. Mengeringkan menggunakan hair dryer agar lebih mempersingkat waktu.

Beranjak dari situ, gadis itu pun mulai memoles sedikit make up diwajah bersihnya dan juga lipstik merk ternama. Melihat penampilannya sudah cukup lalu gadis itupun bergerak menuju meja makan agar bergabung dengan semua orang.

"Pagi ma, pa dan juga u" sapa Becky lalu duduk disebelah Richie—kakaknya.

"Pagi juga sayang" jawab mama dan juga papa secara serentak.

"Pagi" jawab Richie malas. Sementara sang adik tidak menghiraukan balasan itu.

Masa bodo.

Mama duduk tepat bersebelahan disamping papa yang kini tampak menikmati sarapan paginya. Kemungkinan besar laki-laki paruh baya itu lapar.

Gadis kecil itu lebih memilih sarapan roti dibandingkan dengan nasi, entah apa yang membuatnya lebih memilih roti dibandingkan makanan berat itu.

"Jalan kemana aja sama Freen?" Tanya mama penasaran. Wanita paruh baya itu sudah menyelesaikan sarapan paginya.

"Gak kemana-mana ma, sekitaran sini doang" balasnya sambil mengunyah roti yang dilapisi dengan selai coklat.

"Loh, kok nggak kemana-mana? Tapi kenapa kamu bawa boneka hiu?" Tanya papa akhirnya. "Kamu beli?"

Gadis kecil itupun menggeleng dengan seksama, "nggak"

"Jadi?" Tanya papa lagi dengan alis bertautan, menatap bingung.

"Dapet dari pasar malem" katanya begitu, memang benar adanya.

"Loh? Kok nggak ngasi tau sih, tau gitu gue juga mau ikut" sahut Richie tak terima.

"Yaa mana gue tau, kan gue yang diajak bukan elo" ujarnya memutar malas bola matanya. "Papa nggak marah kan?" Tanya Becky takut-takut, dia tau perangai papanya seperti apa, selalu protective dimana pun ia berada padahal umurnya sudah cukup dikatakan dewasa.

Papa menatap sebentar lalu terkekeh kecil saat melihat raut wajah putri kecilnya yang tampak ragu. "Nggak sayang, selagi ada yang jagain sama berani tanggung jawab papa berani ngelepasin kamu"

"Tapi bukan berarti papa ngelepasin kamu sepenuh ke lingkungan luar" sambung laki-laki paruh baya itu, sementara Becky hanya mengangguk paham akan perangai dari sang papa.

"Lingkungan luar itu jahat kalau kita sendiri gak bisa jaga diri." Tambah mama mengingatkan kedua anaknya.

"Papa berangkat dulu ya sama Richie, bye-bye" ujarnya sebelum berangkat lalu mencium kening Becky dan juga mamanya, sementara Richie hanya mengacak-acak gemas rambut adiknya dan itu cukup membuat Becky kesal.

🔻🔺🔺

Dibagian lain ada seorang yang pagi-paginya sudah duduk santai di cafe langganan dekat kantor, menyeruput teh hangat yang telah  dipesannya tadi.

Forever (FreenBecky) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang