•GBMCK 23. Hujan Dan Tangis ✓

3.3K 81 21
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

'~Happy Reading For Story GBMCK 💕😘~

Pagi hari ini Humaira, Aliya, Althar, Yunita dan Hildan sedang sarapan. Karena hari ini althar semua keluarga terkecuali Humaira, Humaira memilih ke kampus hari ini.

Sarapan telah selesai, Humaira melihat Aliya bersama althar yang sibuk mengelus perut Aliya. Humaira tersenyum tapi tidak bisa di pungkiri bahwa hatinya juga terluka.

"Semuanya, aku mau pamit berangkat dulu ke kampus ya, ada ulangan harian hari ini" Humaira beranjak dari duduknya sambil tersenyum.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" ucap Yunita dan Hildan, Aliya melihat Humaira malas.

"Tunggu, kakak antar ya?" Ucap Althar berdiri dari duduknya

"Engga usah, kakak disini aja bareng sama Aliya mamah sama papah" Humaira pergi meninggalkan meja makan menuju pintu keluar.

"Tunggu" althar mengejar Humaira yang sudah tidak terlihat dari hadapannya.

"Althar" Aliya menyusul althar, Hildan dan Yunita menghampiri takut akan terjadi keributan yang diakibatkan Aliya.

"Tunggu" althar langsung memegang tangan Humaira, Humaira membalikkan badannya melihat althar.

"Iya?" Humaira melihat Althar sambil tersenyum memperlihatkan matanya yang menyipit di balik cadarnya, namun althar juga melihat butir air mata yang membasahi kelopak matanya.

"Kakak antar ya? Hmm" ucap Althar

"Althar kamu harus sama aku, anak kita pasti butuhin kamu" ucap Aliya memeluk tangan althar. Humaira melihat nya dan tersenyum.

"Sayang papah antar kamu ya nak?" Tawar papah mertua Hildan

"Nggausah pah, aku bisa berangkat sendiri. Aku berangkat ya" Humaira tergesa-gesa meninggalkan rumah lalu setelah itu Humaira naik tadi online.

Althar melepaskan tangannya yang Aliya peluk dan pergi ke kamarnya. Aliya langsung ikut ke kamar althar.

"Mamah kasian sama Humaira pah" lirih Yunita meneteskan air matanya.

"Iya mah, papah juga kasihan. Senyumannya Humaira, bahagia Humaira semata-mata untuk membuat kita percaya bahwa Humaira tidak apa- apa padahal terluka" Hildan mengelus pundak sang istri dan membawanya ke kamar.

✨✨

Pukul 15.30 di kampus....

DUARRR

DUARRR

Begitulah suara petir di sertai hujan yang mulai turun membasahi area kampus dan sekitarnya. Humaira diam di dalam kelasnya dengan melihat hujan di sebelah kirinya.

Humaira meneteskan air matanya, hujan lebat sangat mewakili perasaan Humaira saat ini, ananta yang sedang sibuk dengan camilan nya melihat Humaira.

Ananta tahu bahwa sahabat nya tidak baik-baik saja pun menghampiri Humaira.

"Humaira kamu jangan sedih ya?"

Gadis Bercadar Milik Ceo Kejam {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang