hal 8

90 74 3
                                    

Biasanya weekend adalah hari untuk berlibur berbeda dengan aku yang bergabung dengan ekstrakurikuler pramuka weekend saja tetap masuk sekolah karena ada saja kegiatannya. Seperti hari ini yang biasanya pulang pagi di hari jumat aku dan Anisah harus menetap di sekolah karena ada kegiatan Laksana yaitu kenaikan tingkatan di pramuka.

"Sebenernya males sih gue ikut ini, tapi ya sayang kalau gak ikut mana nempuh SKUnya susah lagi" curhat Anisah saat kami bersiap-siap untuk upacara pembukaan kegiatan

"Sama, apalagi gue sampek nangis pas nempuh mana tabrakan sama jadwal olimpiade sama lomba puisi" jawabku dengan kesal mengingat perjuangan kami dalam menempuh SKU

"Ada aja acaranya" sewot Anisah

Sekitar 15 menit kemudian akhirnya upacara pembukaan di mulai dan betapa terkejutnya aku melihat Akmal ada di pinggiran lapangan sedang melihat Aris

"Syut..." kodeku pada Anisah yang berbaris di sampingku

"Apaan?"  tanyanya dengan suara pelan

"Ada Akmal dong" jawabku sambil tetap berdiri tegap

"Halah...gak mikir Akmal gue, kepala gue pusing nih mau mundur aja gue" aku yang belum menjawab Anisah sudah buru-buru mundur dari barisan upacara karena tidak kuat dengan sinar matahari yang menyorot bumi di siang hari itu

Mana sekarang Akmal jelas lagi ngelihatin aku tadi sih masih ketutup sama Anisah yang tinggi sekarang mah Anisah kagak ada

Lebih dari setengah jam upacara pembukaan akhirnya semua dibubarkan dan lanjut untuk kegiatan selanjutnya

"Parah elo ninggalin gue sendiri" sewotku pada Anisah yang duduk sambil mengipasi mukanya yang memerah seperti kepiting di rebus

"Ya kalau gue gak mundur yang ada malah pingsan dodol, emang elo mau gendong gue nanti?"

"Kagak, paling gue seret" jawabku dengan asal

"Elo yang gue seret balik" kesal Anisah

Acara pun dilanjutkan dengan menjelaskan materi yang di sampaikan oleh Aris tentang kepemimpinan

"Lihat deh, sok banget" celetuk Anisah saat melihat Aris menjelaskan di depan kami anak pramuka

"Udah biarin aja napa...jangan sewot nanti yang ada kita di suruh maju" jawabku sambil berbisik takut ketahuan

"Itu yang di belakang jangan sibuk sendiri, sini maju" ujar Aris yang melihat aku dan Anisah saling mengobrol

Mampus padahal kan udah diam-diam malah ketahuan. Batinku yang tak terima saat di suruh maju ke depan sedangkan Anisah tetap kekeh menolak di suruh maju ke depan akhirnya aku pun menyeretnya

"Ayo jelaskan pengertian kepemimpinan itu apa?"

Sedangkan aku dan Anisah hanya saling memandang tidak menjawab pertanyaan Aris sebenarnta ngerti sih tapi gimana ya mau jelasin...

"Tidak tau kan,maka dari itu jangan bicara sendiri kalau bicara sendiri nanti kalian gantiin saya di depan sini" ucap Aris mengancam kami berdua

Sok banget gak sih. Batin Anisah seolah mengajak aku berbicara lewat mata

Banget, pingin ku dorong ke dalam selokan aja tuh orang. Jawabku dengan gerakan tangan

Sampai jam 5 akhirnya kegiatan pun selesai kami pun pulang ke rumah masing-masing dan bersiap -siap untuk pergi ke kota Blitar untuk menjelajahi selama 1 hari

Keesokan harinya

Semua anak pramuka sudah berkumpul di sekolah pukul 6 dan bersiap-siap untuk pergi ke stasiun dan lebih parahnya kami disuruh berjalan dari sekolah ke stasiun

"Gila ini mah belum sampai Blitar udah encok dulu kaki nih" sewot Anisah

"Sendi sendi seketika melunak untuk kita yang jarang olaharaga" jawabku sambil menenteng ransel yang beratnya sama seperti beban hidup

"Ayo cepat nanti kalian ketinggalan kereta" teriak pembina ketika melihat kami yang masih bingung sendiri

Jam 6.30 kami semuanya sampai di stasiun dan bersiap untuk pergi ke Blitar banyak drama di dalam kereta dari tidak dapat kursi, Bagas dan Erwin yang dikira copet karena tampilan memakai topi dan kacamata hitam, dan lagi aku sama Anisah yang berdiri terhuyung kesana kemari saat kereta jalan karena tidak mendapatkan tempat duduk

Lebih dari 3 jam kami pun sampai di kota Blitar dan melakukan tugas dari pembina salah satunya yaitu menari tarian daerah di alun-alun

"Ini narinya harus di sini gitu?" tanyaku pada Gara yang merupakan ketua regu

"Iya lah mau di mana lagi, elo mau nari dipinggir jalan gitu" jawabnya yang membuatku sedikit kesal

"Aku gak bisa nari" ujarku kepada Gara

Akhirnya kami berlatih terus menerus namun aku masih tetap tidak bisa menari sampai membuat Gara kesal

"Bisa gak sih luwes aja badan itu" ucap Gara ya walaupun biasa tapi bagiku kesannya galak

"Aku kan udah usaha, tapi tetep gabisa" ujarku sambil menangis entah aku yang sensitif apa karena sudah kecapekan

"Hayoo Gara...Ara nangis gara-gara elo" ucap Bagas sambil memojokkan Gara

"Ya udah maafin ya" ucap Gara dengan lembut

"Elo kan tau Gar, gue dari dulu gak bisa nari minimal sabar gitu loh jangan emosi" ucapku sambil tetap terisak-isak

"Terus elo maunya gimana, kita nggak jadi nari gitu?" tanya Gara

"Ya bukan gitu...tlek" ucapku terpotong karena mendapatkan rejeki nomplok yaitu kotoran burung dara

"Akhhhhh" teriakku sambil bingung mencari air untuk membasuh tanganku

"Hahahhahaha" Gara pun tertawa begitu kencangnya

"Tlek"

"Hahahhaha" kini gantian aku yang tertawa karena Gara mendapatkan rejeki nomploknya tepat di atas kepala

"Sumpah ngakak deh loh berdua" ucap Bagas sambil memegang perutnya karena kebanyakan tertawa

"Mana air, ehmmm bau" dodolnya Gara malah mencium aroma dari kotoran burung dara tersebut

"Makanya jangan ketawain orang, kena sendiri kan" ejekku sambil memberinya air untuk membasuh rambutnya

Setelah kejadian kotoran burung kami pun melanjutkan untuk menari bersama dan kurang ajarnya lagi aku mendapatkan kotoran burung dara di telapak tangan saat menari sungguh sial hari ini

Saat itu juga aku bersumpah tidak ingin pergi ke Blitar lagi karena 2 kali udah dapat kotoran burung

Setelah selesai dengan tugas-tugas yang diberikan pembina kami pun langsung kembali ke stasiun dan pulang dan sesampai di sekolah aku dan Anisah langsung memasak untuk makan malam.

"Sumpah rasanya malas masak gue, suruh aja mereka makan tanah sekalian" ucap Anisah sambil memotong wortel

"Iya kan udah capek-capek di suruh masak lagi"

Sudah lebih dari 2 tahun kami menjadi tim konsumsi di pramuka, itu pun juga karena terpaksa. Sumpah ini semua gara-gara bu Lia beliau lah yang menunjuk aku dan Anisah untuk masuk pramuka padahal kami tidak ada passion sama sekali membedakan simpul pangkal dan simpul hidup saja tidak bisa.

Story Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang