hal 9

88 68 1
                                    

Setiap hari kegiatanku di sekolah  hanya bisa memandang ia dari jauh sambil mempotret secara diam -diam layaknya paparazi namun hasilnya pasti blur karena jarak yang terlalu jauh. Membuat story instagram agar ia melihatnya sambil memberi kode lewat instagram sampai sahabatku menjadi korban dari storyku. Pada akhirnya ia berhenti tidak melihat story ku lagi mungkin dirasanya isi storyku tidak jelas dan tidak ada nilai estetikanya sama sekali

Sampai di tengah-tengah pelajaran aku teringat bahwa Mahesa mengikuti ekstrakulikuler  futsal  yang di mana Akmal juga mengikutinya otomatis mereka memiliki grup futsal yang sama

“hes, boleh minjam hpmu?” tanyaku kepada Mahesa yang sedang sibuk berbicara dengan teman belakang kursi

“buat apaan?” tanyanya heran 

“buat lihat grup futsalmu” jawabku jujur dengan tampang polosnya

“ehmm...pasti elo mau lihat nomornya Akmal kan?” tanya Mahesa yang seolah bisa membaca isi pikiran kepalaku

“ehmm tau aja” dan bodohnya aku menjawab dengan jujur hal hasil dia tidak memberikannya padaku

“nggak boleh” jawab Mahesa dengan resenya sambil menyembunyikan ponselnya

“ayolah, plisss” mohonku dengan mengatupkan kedua tangan

“kenapa nggak minta aja sama orangnya langsung” jawab Mahesa dengan nada meledek

“kalau bisa minta ke orangnya langsung gue nggak bakal minta ke elo kali dodol” ucapku dengan emosi

“wah...tambah emosi nggak bakal gue kasih” ucap Mahesa yang kekeh tidak ingin membagikan nomornya

Sampai akhirnya aku selama pelajaran hanya bisa merengek meminta Mahesa bisa memberikan nomornya padaku dan hal tersebut membuat kami gaduh sendiri

“baik Ara, tolong sebutkan teori bagaimana proses masuknya budaya india (hindu - budha ) ke indonesia?” tanya guru sejarah yang sedang menjelaskan di depan

Apes banget. Batinku tertekan sedangkan mahesa hanya bisa meledek dengan tersenyum puas

“hemm...ada  4 teori pak yaitu Brahmana,ksatria, waisya dan sudra , tapi ada yang mengatakan ada 6 teori di mana duanya adalah teori arus balik dan campuran” jawabku dengan lancar karena sudah mempelajari kemarin malam

“bagus, tapi tolong diperhatikan jangan berisik sendiri” ujar guruku

“baik pak” jawabku sambil memandang Mahesa dengan sorot kebencian

Sampai istirahat Mahesa tetap tidak ingin membagikan nomornya padaku membuat aku emosi serasa ingin menjambak rambutnya sampai botak saja

“apa gue minta sama Aris aja ya?” tanyaku pada Anisah dan Zhafira saat di kantin

“minta apaan dah?” Anisah dan Zhafira yang kebingungan

“minta nomor whatsaapnya Akmal” terangku

“minta aja kalo elo berani” Anisah dengan tampang mengejeknya

“bukannya itu Aris, kok sendirian” ucap Zhafira yang  melihat Aris sedang antri membeli ayam geprek

“udah sono cepetan, dari kemarin bingung terus aja” dorong Anisah

“ogah deh, nyali gue tiba-tiba menciut” ucapku tiba-tiba mengurungkan niat awal

“dasar nggak jelas” Anisah yang mulai emosi

Pokoknya apapun caranya gue harus dapat nomornya di Mahesa. Dalam hati aku berapi-api

Saat jam pelajaran ke 5 aku pun mengejar Mahesa untuk meminta nomor whatsaap Akmal

“ayo Mahesa, pliss” mohonku dengan merengek -rengek seperti anak kecil

“emangnya belum di kasih?” tanya Farel teman sekelas yang melihat dari tadi merengek kepada Mahesa

“belum” jawabku yang hampir menangis

“wah...parah elo hes, lihat nih Ara udah mau nangis” ucap Farel sambil meneriaki Mahesa

“biarin aja” jawab Mahesa sambil berlari tak jelas

Tak tahu tiba-tiba mataku panas serasa ingin mengeluarkan air mata mau dibilang lebay juga memang iya tapi, kalian tahu pasti tau kan rasanaya ada kesempatan tapi di halangi

“buka hp elo” ucap Mahesa yang tiba-tiba duduk di bangku sekolah

“ogah” jawabku sinis

“ya udah nomornya nggak jadi gue bagiin” Mahesa dengan songongnya

“jangan bohong ...” ucapku yang langsung cekatan membuka ponsel dan benar saja mahesa telah mengirim nomor Akmal lewat whatsaap

“makasih” ucapku dengan tersenyum lebar dalam hati ingin kupeluk dia tapi masih ingat dia laki- laki apalagi sudah punya pacar bisa bisa aku di tampol oleh pacarnya

Walau sudah mendapatkan nomornya aku tidak langsung mengirim pesan melainkan menyimpannya sambil menatapnya di kala sore berharap dia yang mengirim pesan padaku terlebih dahulu

Dasar Ara gengsinya selangit tapi gak mau ngaku kalau udah ditinggal baru nangis....dasar

Story Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang