Jika perpisahan itu menyakitkan maka aku memilih meninggalkanmu terlebih dahulu di bandingkan merasakan sakit nantinya. -Ara
Tak terasa hari itu akan tiba, yapp hari wisuda di mana benar-benar hari terakhir aku bisa melihat Akmal sebelum benar-benar berpisah dan menuju jalan masing-masing.
Namun saat ini aku benar-benar dilema antara ingin datang ke wisudanya tapi takut ditolak kehadirannya, tapi dilema juga ini adalah kesempatan terakhir aku bisa menatapnya. Jika ada soal matematika maka lebih sulit soal matematika sih soalnya aku gak jago matematika, tapi ini sama sulitnya lebih sulit dari konspirasi apa yang ada di dasar palung mariana. Oke balik lagi ke topik awal
"Udah datang aja ra, ini kesempatan terakhir tahu bisa aja nanti dia baper ke elo setelah elo datang ke wisudanya" celetuk Diah yang melihatku bingung 7 keliling
"tapi gue takut dia nolak kehadiran gue disana soalnya kan gue gak diundang sama dia nanti kesannya kayak jelangkung, habis dah harga diri gue " ucapku sambil membayangkan Akmal yang tidak suka dengan kehadiranku
"ya kan belum tahu kalau belum dicoba, ini kesempatan terakhir loh" ucap Diah yang kembali menyakinkanku
Aku pun terdiam dan termenung dengan apa yang dikatakan Diah apa benar aku menghadiri wisudanya mengingat ini adalah waktu terakhir aku bisa melihatnya sebelum berpisah
"Aduhh ikut apa nggak ya" gerutu ku dengan kesal karena bimbang akan keputusan apa yang akan ku ambil
"ngapain elo suntuk gitu?" tanya Anisah yang mendapati aku murung saja dari tadi
"aku bingung mau dateng gak ke wisudanya Akmal nanti lusa" ucapku penuh kegundahan
"Dateng aja siapa tau elo di sana dinotice kan" jawab Anisah yang kali ini tumben bersahabat
"Kalau ngasih bunga mending yang palsu saja ra, biar awet nanti dia pajang di kamarnya" ucap Zhafira memberi saran padaku
Ada benar apa yang dikatakan oleh Zhafira sehingga nanti Akmal bisa menaruh di kamarnya dan selalu mengingatku jika itu pun tidak di buang olehnya
Sampai malam hari aku masih gundah antara datang apa tidak ke wisudanya banyak yang bilang kalau wisuda itu tertutup sedangkan aku malu untuk datang sendiri ke sana dikarenakan Zhafira dan Anisah ada les sehingga tidak bisa menemaniku
"Dateng gak ya" ucapku sambil menatap langit-langit kamar
"Kalau sendirian nanti di kira orang apa sambil celingak-celinguk gak jelas apalagi Akmal belum sepenuhnya kenal aku" gundah merana itu lah yang kurasakan saat ini
Tingg
Pucuk dicinta ulam pun tiba...
Tiba-tiba masuk pesan bahwa anak pramuka akan datang bersama-sama ke acara wisuda untuk menghadiri wisuda Aris dan kawan - kawan karena ia merupakan salah satu ketua di organisasi pramuka otomatis aku sebagai anak pramuka merasa beruntung dengan begitu aku bisa datang ke wisuda dengan alibi bersama anak pramuka memang rezeki anak sholehah.
Keesokan paginya aku terbangun dengan pagi langsung mandi dengan wangi kemudian berdandan dengan cantik sehingga nantinya Akmal akan terkesima dengan penampilanku karena merasa semangat sekali aku sampai lupa untuk sarapan dan pergi ke toko bunga dengan tergesa-gesa sampai saat menyebrang aku di klakson oleh orang karena sangat bersemangat sampai tidak menoleh ke arah kanan dan kiri sampai di toko bunga ternyata toko masih tutup dan aku pun harus menunggu beberapa menit. Setelah toko bunga buka aku langsung membeli buket bunga untuk acara wisuda walau terkesan mahal aku tetap membelinya yang penting ada yang bisa kuberikan padanya saat wisuda
Sesampai di gedung wisuda aku bersama anak pramuka lainnya menunggu acara selesai sekitar setengah jam kami menunggu namun acara wisuda pun tak kunjung selesai apalagi aku merasa gugup sekali
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Us
Teen Fictionmencintai seseorang dalam diam adalah sebuah tindakan tanpa aksi hanya bisa menatapnya dari kejauhan dengan memendam sejuta rasa