hal 13

48 41 0
                                    

Kemarin adalah hari terakhir aku bertemu dengan Akmal karena sekarang sudah libur memasuki bulan suci ramadhan, tapi di bulan suci ramadhan bukannya santai-santai sambil rebahan di kasur malahan aku dan Zhafira harus mengikuti olimpiade ditengah-tengah kita puasa.

"Sumpah dah ini kenapa harus pas puasa olimpiadenya, gak bisa hari lain gitu?" aku pun menggerutu sebal kepada Zhafira

"Ya mau gimana lagi ra, ini kan sekolah yang nentuin kita mah tinggal ikut aja" jawab Zhafira

"Masalahnya ini siang bolong perut gue laper, mana haus lagi terus suruh mikir pelajaran fisika padahal kita mah anak IPS"

"Iya ya soalnya tadi di luar nalar banget masa kita anak IPS di suruh ngerjain soal fisika, tapi lumayan gue tadi bisa" jawab Zhafira yang memang dasarnya udah pintar dari orok

"Ya elo bisa, kalau gue mah ngawur aja pokok tuh soal ada jawabannya" jawabku yang sudah pasrah dengan keadaan

"Eh...kelas 12 kan hari ini ujian kan?" ucapku tiba-tiba

"Iya, emangnya kenapa?" tanya Zhafira yang memang kurang peka

"Itu artinya Akmal ujian dong, masa gitu aja elo kagak paham" ujarku kesal

"Ya kan orangnya udah pulang ra daritadi, ini udah jam berapa gak ada gunanya juga" jelas Zhafira

"Gak apa-apa gak ada orangnya tapi kita cari yuk ruangan ujiannya, gue mau nitip notes nih" ujarku sambil memperlihatkan notes kata semangat yang biasa kutempelkan di motor milik Akmal

"Masih sempet-sempetnya nih anak" walaupun begitu Zhafira masih tetap mau mengikuti aku untuk mencari kelas Akmal

Yang tadinya letih lunglai tak berdaya kini aku pun menjadi semangat

"Ra...sini deh!" teriak Zhafira

"Kenapa?" tanyaku

"ternyata Akmal ujiannya di kelas kita dong" ucap Zhafira

Dan ternyata benar ada nama Akmal di meja ujiannya dan dia duduk tepat di depan bangku ku namun dalam hatiku berkata kenapa tidak duduk di bangku ku saja

Aku pun langsung mengobok-obok isi laci milik Akmal siapa tau ada sesuatu menarik namun yang kutemukan hanya bukti pembayaran spp dan kertas hitung-hitungannya namun di kertas tersebut ada tulisan tentang masa depannya

"Teknik elektro, ITS" ucapku sambil melihat kertas coret-coretnya

"Mungkin dia mau ngambil jurusan teknik ra" jawab Zhafira

"Kok teknik sih"

"Lah kenapa emangnya kalau teknik?" tanya Zhafira bingung

"Katanya orang-orang cowok teknik itu buaya aku takutnya nanti dia jadi buaya...huaaa" teriakku tak rela dia jadi buaya yang menggoda cewek-cewek

"Ya kan gak semuanya ra" ucap Zhafira yang sudah terlihat pusing menanggapiku

"Tau lah gue sedih pokoknya" ujarku sambil menggambil kertas coretan milik Akmal dan menaruh notes di lacinya yang bertulis "semangat ya ujiannya:) "

"Katanya kemarin mau move on, tapi apa ini coba masih aja cariin Akmal" keluh Zhafira

"Hehehe itu kan kemarin sekarang udah nggak lagi" ucapku dengan tersenyum

Setelah itu aku pun menyuruh Zhafira agar memfotokan diriku yang sedang duduk dibangku milik Akmal sambil memperlihatkan notes berisikan kata semangat dariku. Mungkin ini terakhir kalinya aku bisa melihat hal yang berhubungan dengan Akmal karena dia sudah mau lulus.

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu kini aku dan dia hanya tinggal kenangan tanpa bisa di gapai.

Seminggu kemudian gantian anak kelas 10 dan 11 yang mengikuti ujian dan kelas 12 dinyatakan sudah selesai masa sekolahnya hanya tinggal menunggu wisuda dan itu artinya aku tidak bisa bertemu

Story Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang