Bukan Sekarang

652 47 6
                                    

***

Tak sedikitpun Galang melepaskan pandangannya dari Sisi. Wajah cantik yang dihiasi pucat itu masih menyusupkan perasaan cemas di hati Galang.

"Apa iya Sisi baik-baik saja?" Pikir Galang tak henti-hentinya.

Sisi yang sedari tadi berdiri berhadapan dengan Galang kemudian berbalik dan mulai mengayunkan langkahnya menghampiri Selena. Sesampainya di dekat Selena, tangan Sisi terulur meraih pundak Selena sehingga membuat kepala sang empu yang tengah menunduk sedih jadi terangkat menatapnya.

Kedua sudut bibir pucat Sisi ditarik hingga membentuk lengkungan senyum tipis. Senyuman yang mengisyaratkan agar Selena berhenti bersedih. Selanjutnya dia menuntun wanita itu menghampiri suaminya.

Tubuh Galang seperti patung kala Sisi meraih tangannya dan disatukan dengan tangan selena.

"Galang ... Berhenti marah ke Selena. Dia gak pernah nyakitin gue. Dia justru menyelamatkan hidup gue dari racun yang ada di tubuh gue," ucap Sisi. Nada bicaranya terdengar lemah.

Sontak saja Galang melirik Selena, tatapannya seakan meminta wanita itu untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Sesuatu yang sempat dia tolak sebelumnya.

"Bumantara mencekik Sisi dan menanamkan racun mematikan di leher Sisi. Apa yang kamu lihat sebelumnya adalah caraku agar racun itu bisa dihancurkan," ujar Selena memberikan penjelasan meski ada rasa ragu jika Galang akan mempercayai perkataannya.

Setelah mendengar penjelasan itu, Galang menurunkan pandangan, menyesali perbuatannya. Ia merasa bersalah karena telah menuduh Selena dan tak ingin mendengarkan penjelasan dari istri pertamanya itu.

"Galang, aku tidak mungkin melukai Sisi apalagi membunuhnya," ucap Selena kembali, kali ini dengan harapan jika Galang akan mempercayainya.

Galang kembali mendongak menatap Selena yang juga tengah memandangi dirinya dengan mata yang basah oleh air mata. Galang melihat ada harapan besar di mata Selena.

"Meskipun aku bukan yang melahirkan Pangeran, aku tetap menyayangi dia dan ingin melihat dia bahagia. Aku juga tidak mungkin tega menghancurkan keinginan Pangeran untuk mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua kandungnya. Kamu sendiri yang mengatakan keinginan Pangeran kepadaku bukan?"

Galang terus memandangi Selena. Perkataan Selena tadi seakan mengingatkan dirinya kembali pada saat dia dan Pangeran datang untuk membawa pulang Jessica tadi pagi.

Saat itu, Galang menemui Selena untuk mengatakan apa yang terjadi di wilayah bangsa serigala. Dari datangnya Ali hingga keputusan dirinya yang akan berpisah dengan Sisi saat tujuannya usai.

"Apa Sisi setuju dengan perpisahan kalian?" Tanya Selena seusai mendengar cerita Galang.

"Setuju ataupun tidak hubungan kami memang harus segera diakhiri," sahut Galang.

Saat itu Selena tak mengatakan apapun. Meski Galang mengatakan akan segera berpisah dengan Sisi, namun dia bisa merasakan jika hati Galang menginginkan hal yang berbeda.

"Hanya saja ... " Galang kembali bersuara setelah cukup lama diam.

Selena semakin lekat memandangi Galang, ia penasaran akan apa yang ingin dikatakan suaminya itu selanjutnya.

"Pangeran ... "

"Pangeran? Kenapa dengan dia?" Tanya Selena mulai tak sabar dengan apa yang ingin Galang katakan. Apalagi saat mendengar nama Pangeran disebut oleh sang suami.

Galang menarik napas panjang lantas menjelaskan tentang keinginan Pangeran yang ingin merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Selena begitu seksama mendengar penjelasan Galang. Meski belum pernah mengandung dan melahirkan, namun rasa keibuannya hadir dan tak ingin Pangeran tak mendapatkan apa yang diinginkannya selama ini.

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang