chapter 2. penentuan takdir

20 4 0
                                    

"Mau sampai kapan kita ada di sini, arghhh!!" ucap Cecep sembari mondar-mandir kesana kemari.

"Udah lah ga usah di pikirin, mendingan lu kek Riko aja, turu tanpa memikirkan apapun." usul Rey sambil melakukan push up.

"Lah lu dari tadi push up terus, kayak orang kurang kerjaan juga. Lagian kita udah ada disini berapa lama anjirr!!" jawab Cecep dengan muka kesal dan bosan.

"2 hari 6 jam 31 detik." jawab Rey sambil terus melakukan push up. 

"Lah, lu ngitung dari kemarin?" Tanya Cecep dengan ekspresi kagum. 

"Kagak cuma asal nebak aja, lagian ngapain juga ngitung anjir emang gw senku?" Jawab Rey, masih dengan melakukan push up.

Keduanya pun merasa kesal, dan langsung menuai perdebatan panjang yang tak berujung. Sementara itu dipojok ruangan, Riko pun terbangun dari tidur panjangnya dan langsung menatap sinis mereka berdua.

"Apaan dah, berisik banget lu pada njir." Ucap Riko sembari menguap.

"Noh liat si pemalas bangun juga." ucap Rey sambil menunjuk langsung ke arah Riko.

"Dih di katain pemalas gw." jawab Riko dengan tatapan lebih sinis.

Akhirnya, Riko pun join dalam perdebatan tesebut. Perdebatan itu berakhir tanpa akhir.

Sementara itu, di tempat lain yang jauh dari perdebatan tak berfaedah. Nika dan Olin masih sedang asyik-asyiknya berbincang bersama, entah apa yang mereka bicarakan hanya tuhan dan author yang tahu.

Pada saat mereka berlima pada asyik-asyiknya berbincang dan berdebat. Si sosok hitam itu pun mulai muncul kembali ke hadapan mereka.

Entah bagaimana, sosok hitam itu pun ter-murni-kan menjadi sosok putih yang menyilaukan dan bercahaya.

"Lah, ganti warna dia coooo jadi putih, woi banh ireng lu ganti warna buat apa?" Tanya Rey, selagi menyelesaikan push up nya dengan nada menghina.

"Owalah sialan tuh orang gapunya tata Krama." Batin sosok putih tersebut yang sebenernya adalah bang Ireng.

"Lah, cuma membisu dia, keknya udah beda entitas nih ngabs." Ujar Cecep.

"Gak ngabs, dia masih sama kek yang waktu awal kita temuin, liat aja noh dia kek kesel pas diejek Rey." Jawab Riko, masih dengan nada menguap dan setengah tertidur.

Entitas sosok putih itupun mulai melayang disertai cahaya yang menyilaukan, menghampiri mereka berdua dengan kecepatan turbo dan secara sengaja menendang tepat kepala Rey sambil berkata "Lu punya tata krama ga sih coooo."

"Aduuuhh, sakit banget bangke!! Tumben amat dia bisa toxic." ucap Rey sambil menatap si putih dengan tatapan mengejek.

"Mana temen kalian yang lain?" Tanya entitas sosok putih tersebut.

"Yo mana saya tw, emang ngapain harus nunggu yang lain? Kenapa ga kita aja yang udah ada di sini di kasih tau? Ingat waktu itu emas jadi jangan membuang-buang waktu." Jawab Rey, menjadi lebih bijak seusai kepalanya ditendang.

"Huuuhh, yaudahlah kalo gitu, intinya kalian dipanggil kesini ada untuk melakukan reinkarnasi ke dunia baru." ucap sosok putih tersebut dengan nada suara dan tatapan mata yang serius. 

Serentak mereka berlima langsung kaget dan berkata "aseli kah?" "Hontoni?". "Y" jawab si putih. 

"Btw ada peraturan kah pas di reinkarnasi?" Tanya Riko.

"Tidak ada" jawab si putih.

"Mwhehehe berarti boleh request dong." Saut Rey, dengan senyuman jahat yang terpancarkan.

"Menghadeeeh, mau request apa dah?" Saut sosok putih tersebut, selagi menatap mereka semua tanpa harapan.

Mereka semua pun (kecuali bang ireng) mulai melakukan negosiasi panjang lebar yang diperkirakan oleh Rey mencapai sekitar satu jam lebih.

Dengan sosok putih (a.k.a bang Ireng) yang menunggu mereka dengan sabar di pojokan. Menatap mereka penuh rasa bosan dan tanpa harapan.

Setelah negosiasi panjang lebar, akhirnya mereka semua pun sudah mendapatkan kesepakatan bersama dengan hasil:

1.  Boleh request mw reinkarnasi jadi apa aja 

2.  Bisakah saya menentukan di keluarga mana saya dilahirkan?

3. Dapat meminta titik spawn gratis

4. Setiap orang boleh request kekuatan minimal 2 beserta gelar dan titel

5. Saat di reinkarnasi semua memulai dari kroco (jadi anak usia 5 tahun)

Itulah hasil dari negosiasi panjang lebar mereka, yang sebagian besar request nya berasal dari Rey dan Cecep.

Hasil kesepakatan bersama tersebut langsung diberitahu kepada bang Ireng dan bang Ireng pun langsung menerima kesepakatan tersebut tanpa syarat.

Setelahnya, bang Ireng pun langsung menggunakan kemampuannya untuk membuka portal ke isekai. Bang Ireng pun mulai membaca komat-kamit yang tidak diketahui apa artinya. Selagi serius membaca komat-kamit, badan bang Ireng pun menjadi lebih bersinar dan menyilaukan daripada biasanya. Menyebabkan semua orang refleks mengejapkan matanya.

Saat semua orang membuka matanya, portal untuk ke dunia isekai pun telah terbuka. 

"Baiklah semuanya. Ga perlu nunggu yang lain kita langsung gass aja reinkarnasi, kita akan ketemu lagi di dunia isekai saat umur kita 15 tahun, oke? Kalo gitu aku duluan, adios semuanya jangan lupakan janji kita." ucap Rey sembari berjalan menuju portal dunia isekai.

Sebelum memasuki portal, Rey berbisik terlebih dahulu dengan bang Ireng tentang wujud reikarnasi nya di dunia isekai. Bang Ireng pun langsung mengangguk, lalu mendorong paksa Rey ke dalam portal.

Disusul pula oleh Nika yang ingin bereinkarnasi menjadi bangsa high elf dengan kekuatan memiliki sihir tingkat tinggi yang hidup di kerajaan elf, bang Ireng juga langsung mengangguk dan mendorong paksa Nika ke dalam portal.

Setelah Nika memasuki portal, Olin pun menyusul Nika dengan keinginan bereinkarnasi menjadi ras kucing yang memiliki power tinggi serta tinggal di hutan. Tanpa didorong, Olin sudah loncat duluan ke dalam portal.

Sementara itu, Cecep masih berdiri ditempat dan kebingungan untuk mau bereinkarnasi menjadi apa.

Bang Ireng yang kesabarannya sudah habis, mulai menggertak Cecep. "Woi cepat dikit bisa ga, atau gw lempar ni." 

"Sabar lah masih mikir aku ni, owhh apa jadi itu aja ya." Cecep yang takut dilempar paksa ke portal oleh bang Ireng mulai berjalan menuju portal.

Cecep pun mulai berbisik kepada bang Ireng jika dia ingin menjadi seorang sword master yg memiliki skill berpedang yang tinggi, dan mempunyai sihir tingkat tinggi kemampuan element api, serta dapat menebas apapun yang ada disekitarnya....

Belum selesai Cecep memberitahu banyak wujud keinginannya. Bang Ireng pun langsung menendang paksa Cecep untuk masuk ke dalam portal.

"Halah banyak request tinggal pergi apa susahnya, nah sekarang tinggal lu sendiri." Bang Ireng pun langsung menatap tajam satu-satunya orang yang tersisa disana, Riko.

Riko, yang juga masih memikirkan wujud reikarnasi nya, secara refleks berkata. "Kalo hidup lagi di dunia pasti terjerat masalah ekonomi, kalo ga ya politik atau perang." ucap Riko sambil memegang dagu dan berfikir keras.

Bang Ireng yang kesabarannya sudah habis akhirnya mulai mendekati Riko, berniat untuk langsung melempar nya masuk ke dalam portal.

Menyadari hal tersebut, Riko reflek berkata "aku jadi dewa aja lah, dewa apa aja gapapa yang penting jadi dewa hehe." ucap riko dengan ekspresi panik karena akan dilempar.

"Menghadeehh, ada aja request ga ngotak tapi baiklah kali ini aja lagian sesuai kesepakatan juga." ucap bang ireng dengan pasrah, lalu tetap melempar paksa Riko ke dalam portal.

Akhirnya, semua sudah menjadi apa yang mereka inginkan di kehidupan baru mereka

Our Journey In The World Of Fantasy [Vol 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang