chapter 19. perjalanan ke dungeon

6 2 0
                                    

Slash! Slash! Slash!

Hanya dengan beberapa cakaran kuro dapat dengan mudah menjatuhkan satu kawanan gobiln, sementara itu Shen tengah merenungi pedang nya yang di curi dan teman-temanya pun menyemangati Shen agar tidak pantang menyerah.

"Sudah lah Shen jangan sedih lagi" ucap Danie.

"Benar kata Danie, jangan seperti itu terus" saut Lily.

"Tch manusia begitu lemah, hanya karena kehilangan sebuah pedang langsung hilang semangat" ucap kuro sambil menjilati bulunya.

"Huhh untuk kali ini aku setuju dengan si anjing hitam" saut Elina sambil menghela nafas.

"Heii!!! Siapa yang kau maksud anjing hitam itu hah!?" Teriak kuro.

"Sudah-sudah Jangan bertengkar, aku baik-baik saja" ucap Shen sambil terus duduk termenung.

"Kalau begitu kita kembali ke guild untuk mengambil bayaran kita" usul Lily.

Mereka pun berkemas-kemas untuk kembali ke guild dan kuro pergi lagi, sesampainya di guild mereka menyerahkan bukti bahwa mereka sudah menyelesaikan misi.

"Terimakasih atas kerja keras nya, ini upah kalian" ucap resepsionis sambil tersenyum manis.

Setelah mereka dari guild Elina mengajak mereka ke toko peralatan dan membeli peralatan baru tapi saat Shen di tawar dengan pedang baru dia malah menolak dan lebih memilih untuk pulang duluan, teman-teman nya yang merasa khawatir pun mencoba mencari kan solusi.

"Bagaimana ini? Dia sama sekali tidak tertarik" ucap Lily.

"Maaf permisi kalau boleh tau apa yang terjadi? Mungkin saya rasa dapat membantu" saut pemilik toko.

Dan mereka pun menjelaskan semuanya kepada sang pemilik toko.

"Owhh jadi begitu, hmmm... Saya rasa pedang itu memiliki skill khusus atau pedang yang memiliki kesan" jawab sang pemilik toko.

"Mungkin Pedang itu memiliki skill spesial karena Shen memungut nya di sebuah bangunan terbengkalai" saut Lily.

"Apakah ada saran lain pak?" Tanya Danie.

"Ohh ada, bagaimana jika kalian pergi ke dungeon di sana banyak barang bagus dan kadang ada yang memiliki skill spesial" jawab sang pemilik toko.

"Apakah bapak tau lokasinya dimana?" Tanya Danie.

"Tentu saja tau, di kota romont ada sebuah dungeon berukuran raksasa yang sering sekali para petualang menjelajah di sana" saut sang pemilik toko.

"Ehh kota? Bukannya negara?" Tanya Lily.

"Hahaha apa maksud mu gadis kecil?" Jawab sang pemilik toko.

"Eeee bukan apa-apa" saut Lily.

"Bukan kah romont itu jauh?" Tanya Elina.

"Benar tapi tenang saja esok aku ada peradangan di sana dan aku juga membutuhkan pengawalan, bagian? Bukan ini tawaran yang bagus? Kata sang pemilik toko.

Mereka bertiga pun setuju lalu pulang dan memberitahukan ini kepada Shen, Shen yang mendengar itu pun senang dan bersemangat untuk pergi ke sana. Esok harinya mereka pun berangkat menuju ke kota romont, mereka kesana menaiki kereta kuda milik pemilik toko.

"Terimakasih atas tumpangan nya pak" ucap Danie.

"Hohoho bukan masalah nak, aku juga memang lagi butuh pengawal soalnya banyak sekali bandit/monster yang berkeliaran" saut sang pemilik toko.

"Ini untuk mu" ucap Elina sambil memberikan sebuah pedang pendek kepada Shen.

"Hehh kenapa pedang nya pendek sekali?" Tanya Shen.

"Itu karena harganya murah terlebih lagi kau akan masuk kedalam dungeon yang sempit, tidak bagus menggunakan pedang panjang jika sedang menjelajah di ruangan tertutup" saut Elina.

"....." Shen hanya terdiam dan mencoba untuk mengurangi perkataan dari Elina.

"Sebenarnya kau paham tidak? Lagi pula pasti kau akan membuangnya jika sudah menemukan pedang baru" saut Elina.

"Hehehehe" tawa kecil Shen sambil memalingkan wajah.

"Nanti setelah sampai disana hanya kamu Shen yang akan masuk kedalam dungeon" kata Lily.

"Ehh kenapa hanya aku saja?" Tanya Shen kebingungan.

"Yang membutuhkan pedang baru siapa? Kau kan? Jadi kami tidak ikut karena harus menjalankan misi mengawal mengerti?" Saut Elina.

"Emmm baiklah kalau begitu" ucap Shen.

Tiba-tiba saja kereta kuda itu berhenti secara mendadak.

"Ada apa pak? Apakah Monster? Atau bandit?" Tanya Danie.

"Lebih buruk dari itu" jawab sang pemilik toko dengan raut wajah ketakutan.

Mereka pun turun dan melihat nya secara langsung dan itu ternyata adalah...

"Itu.. iblis!!!" Ucap serentak mereka berempat.

"Seperti nya aku akan benar-benar kenyang hari ini"
"Wahahaha manusia" ucap iblis itu sambil menjilati bibirnya.

"Kuro datang lah!!!" Shen memanggil kuro untuk ikut bertarung.

"Wah wah wah kau memanggil teman lagi? Baiklah kalau begitu aku juga" ucap si iblis.

Si iblis pun bersiul dan memanggil teman-temannya, kini jumlah mereka lebih unggul dari Shen dan teman-temanya.

"Tidak peduli jumlah mu berapa akan ku habisi kalian" teriak Shen.

Shen pun langsung menerjang bersama kuro, Danie menggunakan sihir untuk memanggil Golem dan menembak cahaya, Elina meloncat dan mendarat di atas dahan pohon lalu memanah para iblis itu dengan busur ras Elf.
Meskipun jumlah iblis lebih unggul tetapi dalam kekuatan Shen dan teman-temanya lebih unggul, Shen mengaktifkan skill putaran beliung dan membuat para iblis itu terhempas....

"Ini tidak ada habisnya, mereka terus berdatangan" ucap Danie yang mulai kehabisan mana.

"Bertahanlah Danie" saut Shen.
"Jika terus begini kami bisa-bisa kalah, sial siapapun bantu kami!!" Batin Shen.

Our Journey In The World Of Fantasy [Vol 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang