Di pagi hari yg cerah tampak Cecep yg sedang menangkap Gringsing yg lepas, Gringsing adalah sejenis hewan yang berasal dari dunia ini dengan wujud seperti kadal tapi bisa menjadi bola dan menggelinding.
"Heyy berhenti!!!" Teriak Cecep sambil mengejar.
Setelah mengejar-ngejar Gringsing Cecep pun lanjut membantu memanen gandum milik salah satu warga.
"Tebasan rembulan" ucap Cecep sambil mengayunkan sabit.
Seketika semua gandum itu tertebas, hanya 1/3 saja, Cecep dengan penuh semangat menebas dan mengumpulkan gandum menjadi satu.
"Terimakasih Shen atas bantuan mu, ini upah mu sesuai tawaran mu.
"Sama-sama pak Hendrick"
"Kalo begitu aku pergi dulu ya" ucap Cecep sambil pergi meninggalkan ladang.
"Baiklah, terimakasih atas kerja keras mu hari ini Shen" ucap pak Hendrick.
Cecep pun menuju ke tempat biasa dia berkumpul dengan Lily yaitu perpustakaan.
"Yo aku kembali dengan membawa gaji" ucap Cecep sambil menunjukan sebungkus koin.
"Owhh kamu sudah kembali, pas sekali aku baru saja membuat coklat panas" ucap Lily sambil membawa nampan.
Mereka pun duduk bersama sambil membicarakan tujuan mereka untuk pergi ke ibukota agar bisa mendaftar ke guild yang ada di sana.
"Jadi kapan kita akan berangkat? Dana nya sudah mencukupi untuk kita kesana" ucap Lily.
"Hmmm bagaimana klo besok kesana?" Tanya Cecep.
"Memang nya Kamu tidak lelah? Padahal kamu kerja terus selama seminggu" ucap cemas Lily.
"Tidak apa-apa ini demi bisa mendaftar ke guild" ucap Cecep dengan penuh semangat.
"Ehehe kamu bener-bener penuh semangat" ucap Lily dengan senyum.
"Tapi kita harus mempersiapkan semuanya dan meminta izin kepada orang tua kita"
"Itu mah gampang, sudah ku persiapkan jauh-jauh hari"
"Klo begitu kita akan pergi ke ibu kota" ucap Cecep sambil mengangkat tangan yg di kepal.
"Tapi kita ke sana naik apa? Kan pak saouru belum ada kabar akan ke ibukota seperti biasa nya" tanya Lily.
"Hmmm kita jalan kaki" jawab Cecep.
"Ini adalah kesempatan untuk berduaan dengan Lily, asikk" batin Cecep.
"Baiklah klo begitu, apa boleh buat" ucap Lily dengan pasrah.
Keesokan harinya Cecep dan Lily pun berangkat ke ibukota tidak lupa mereka berpamitan dengan orang tua mereka.
Tujuan mereka adalah kota Wenlock, selama di perjalanan kurang lebih sudah 2 jam mereka berhenti dan beristirahat sejenak di sebuah bangunan yang sudah terbengkalai.
"Apakah masih jauh?" Tanya keluh Cecep.
"Kita kan baru aja 2 jam jalan, mungkin kita sampai nya di sana besok" ucap Lily.
Karena Cecep bosan dia pun berkeliling di bangunan terbengkalai tersebut dan menemukan beberapa barang unik seperti pedang sungguhan dan sebuah kalung, Cecep pun memberikan kalung itu ke Lily.
"Lily! Pakai lah ini" ucap Cecep.
"Ehh apa ini" tanya Lily
"Udah lah pakai aja" jawab Cecep
Dan mereka pun melanjutkan perjalanan mereka ke kota Wenlock, sudah 4 jam mereka berjalan di Padang rumput dan waktu menunjukkan pukul tengah siang.
Saat mereka hendak beristirahat tiba-tiba ada yang menyerang mereka dengan bola api ntah dari mana asalnya.
"Awass!!!" Teriak Cecep sambil menarik tangan Lily.
"Siapa itu" ucap Cecep.
Dari kejauhan tampak seseorang sedang menuju ke arah mereka dan sepertinya dia sedang marah besar, seseorang itu pun menyerang lagi menggunakan bola api ke arah mereka tetapi berhasil di tangkis Cecep dengan cara membelah nya menggunakan pedang yang dia pungut.
Tiba-tiba orang itu melesat dengan cepat ke arah mereka dengan posisi tangan ingin menghantam mereka, tapi serangan itu berhasil di tahan oleh Cecep.
"Lily cepat sembunyi atau lari" teriak Cecep.
"Boleh juga kau bocah" ucap orang tersebut.
"Siapa kau" tanya Cecep sambil terus menahan pukul orang tersebut dengan pedang nya.
"Kalo kau ingin tau baiklah, akan ku beri tau"
"Nama ku Jimi dan siapa kau bocah berengsek" ucap Jimi.
"Huhh Jimi?"
"Mungkin kah?" Batin Cecep.
"Tch dia yg bertanya dia yg tidak menjawab, benar-benar bocah brengsek" ucap Jimi.
"Nama ku Shen/Cecep" jawab Cecep.
"Sepertinya aku pernah mendengar nama itu tapi sudah lah itu tidak penting" ucap jimi
Jimi pun memukul pedang itu hingga membuat Cecep terhempas, karena merasa sudah terpojok dan terancam Cecep pun langsung menerjang dengan pedangnya.
"Rasakan ini"
"Wolf prick" teriak Cecep.
Tiba-tiba Jimi juga mengeluarkan pedang entah darimana asalnya dan menangkis serangan itu lalu membalas nya dengan tebasan angin yg bisa membelah apapun.
"Dasar amatir" ucap Jimi.
Mereka pun bertarung dengan sangat sengit tapi pemenang sudah jelas adalah Jimi itu karena dari stamina Jimi jelas-jelas sangat unggul, Cecep hanya terbaring lemas dengan beberapa luka di sekujur tubuhnya dan saat itu Jimi ingin mengakhiri hidupnya.
"Kau cukup lumayan bocah tapi kau bukan tandingan ku"
"Heh terima ini Dragon's breath" ucap Jimi.
Seketika keluar api yg sangat dahsyat yang akan membakar Cecep tapi saat api itu hendak mengenai Cecep, Lily berlari dan melindungi Cecep. Tiba-tiba siapa sangka api yg besar itu menghilang seketika seperti ada yang menahannya.
"Dasar pecundang beraninya sama anak di bawah umur" ucap sosok misterius.
Terlihat seseorang yang memakai jubah hitam dengan rambut berwarna putih kebiruan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Journey In The World Of Fantasy [Vol 1]
AdventureAwal kisah ini dimulai ketika ada beberapa orang sedang asik bertukar pesan di sebuah grup chat hingga larut malam tetapi Pada pukul 00.00 cahaya terang dan silau keluar dari smartphone mereka, seketika mereka pun terteleportasi ke suatu tempat dan...