"Dikatakan, Kita adalah villain dalam cerita kehidupan orang lain, dan aku menyakini dalam kisahku sendiri, aku tetaplah villain, sebelum bertemu denganmu"
.
.
.Di tengah hutan selatan, para penyihir berdatangan untuk bertemu dengan penyebab rumor yang beredar, sambil membawa senjata dan ilmu kutukan mereka masing-masing, mereka menyatakan perang pada sesuatu yang belum pasti kebenaran dan kekuatannya
"Ayo kita pergi! dia hanya penyihir kutukan yang sama dengan kita, jangan takut!"
Zenin dan para tetua dari klan lainnya mengikuti pelayan di depan mereka sampai di halaman dan seorang pria paruh baya tengah berdiri menatap pohon disana, ketika suara pelayan memanggil pria tersebut, betapa terkejutnya mereka saat melihat ketua klan Fujiwara saat ini, separuh wajahnya memiliki bekas luka yang besar bahkan seolah sudah tidak terbentuk dan satu tangannya yang telah hilang, mereka mungkin tidak akan tahu jika kimono itu tidak tersibak angin
"Apa yang kalian inginkan?"ucap pria itu, berjalan mendekati teman lamanya
"... Ado, apa yang terjadi?"ucap Zenin tenang, mengendalikan ekspresinya
"Apa yang ingin kalian ketahui, sebaiknya urungkan! "ucapnya menatap temannya, duduk di tepi lorong roji, "Aku pergi kesana hanya untuk melihat, siapa sosok yang selalu dibicarakan dengan ramai di masyarakat, karna para warga merasa gelisah, aku pergi memeriksanya. namun saat aku melihat sosoknya.." hening yang panjang, tidak ada suara selain suara jangkrik dan angin yang berhembus lembut walau begitu mereka tidak berani untuk menginterupsinya
"....aku tidak bisa membiarkannya hidup, dia adalah makhluk yang mengerikan, dia bukan penyihir, dia lebih seperti urban legend yang dikatakan oleh para leluhur, penampakannya sangat diluar akal sehat manusia, makhluk itu seperti yang dituliska, dia 'Sang Tercela'!" Mengeryit ngeri, mengingat kembali dirinya bersembunyi di semak belukar dengan tegang
"Aku tidak ingin terlibat lagi, aku akan meninggalkan Jepang segera, aku harap kalian tidak membuat keputusan yang gegabah, Aku hanya memberimu nasihat, setelahnya terserah padamu!"ucap Ado mengakhiri pembicaraan sepihak dan pergi ke lorong dan menghilang
Zenin berdecak dengan amarah, setelah klan Fujiwara menolak untuk membantu, para klan lain kini ikut mundur ketakutan mendengar cerita tersebut, "dasar pengecut! Nasihat? Dia pikir dia siapa. Kita yang akan menghabisinya, bersiaplah!"ucap Zenin, walau klan Fujiwara tidak ikut lagi, Bintang Matahari-Bulan dan Lima Jenderal Kosong masih disisi mereka dan bersiap pergi ke Kyoto.
Angin berhembus damai, namun membawa aroma darah yang menyengat di penciumannya, seseorang mendekat dari belakang, "Sukuna-sama, waktunya sudah hampir tiba" iris merah itu menyala dalam gelap dan menyeringai
Seekor kelinci keluar dari semak dan berjalan mencari makanan dengan hati-hati terhadap mangsanya, hutan yang terlihat tenang di kejauhan itu sudah di kepung banyak penyihir, berhati-hati apda gerakan sekecil apapun
Seorang pria tua Zenin bernama Tsukasa mengisyaratkan untuk melanjutkan perjalanan, mereka melangkah bagai angin di pepohonan sambil mendekati kuil di tengah hutan, ditengah kegelapan yang mencekam, hembusan angin bertiup dari depan menabrak mereka bersamaan dengan hawa membunuh, mereka tercekat di tempat masing-masing, karna penilaian telat yang baru disadari, mereka sudah masuk dalam jaring laba-laba iblis tersebut
Mereka saling melihat satu sama lain dengan waspada. Crash
Seorang pria terbelah menjadi beberapa bagian, Tsukasa dan para penyihir mulai waspada dan memperhatikan sekitar, pemandangan didepan mereka membuat tubuh mereka menegang, jarak mereka terhadap kuil tersebut masih sangat jauh namun musuh ternyata sudah menunggunya
"Kehkehkeh mari bersenang-senang malam ini!"
Mereka mulai menyerang bersamaan namun semua terlihat sia-sia, makhluk di hadapan mereka sangat kuat, setiap orang menyerang namun sebanyak itu juga tubuh mereka tidak bernyawa
Tsukasa baru menyadari apa yang dimaksud oleh Ado, makhluk di depan mereka adalah mimpi buruk seperti yang dikatakan ketua klan Fujiwara, di tengah pemikirannya, seseorang memanggilnya dengan giat, Tsukasa menoleh dan bayangan tinggi besar sudah berdiri di sampingnya
"Tsukasa!!"ucap Kisaki Kamo berbarengan, tubuh Tsukasa terbelah di depan mereka, tetua dari klan Gojou dan Kamo waspada setelah melihat tetua dari Zenin sudah tidak bernyawa
"Etika dasar ketika bertamu itu memberi kabar, kalian tidak boleh datang bersama-sama seperti orang vulgar!"
Setengah jam berlalu dan suara pertarungan sudah tidak terdengar, darah berceceran mengenai hutan dan bau amis yang menyengat indera penciuman, seseorang mendekat dan membungkuk sopan, "Sukuna-sama, ini minuman anda" ucap Uraume datar, menuang minuman pada cangkir
"Wajah-wajah yang tidak kukenal! tapi ini semua dosa leluhur kalian, jika saja mereka masih hidup aku akan mencabik-cabik mereka!"
Krekk
bersamaan dengan selesai ucapan Sukuna, suara ranting terdengar, mata merah itu melirik tajam ke samping dan menemukan lelaki remaja berdiri disana dengan wajah ketakutan, "Sss... sa saya minta maaf! Ma-maafkan saya, saya adalah anak dari ketua klan Zenin, biarkan saya melayani anda, tolong jangan bunuh saya" tubuhnya jatuh seketika, membungkuk memohon ampun pada makhluk di hadapannya, lelaki remaja itu terus mengulang-ulang hal yang sama cukup lama
Sukuna bangkit dan pergi dari sana, anak laki-laki itu mendongak dan tersenyum lega karna makhluk di depannya tidak melakukan apapun padanya, dengan segera meninggalkan tempat tersebut, namun baru sepuluh langkah dari sana, tubuhnya mulai berhamburan seperti kembang api
"Berisik!"
Sebulan berlalu, Sukuna menyesap sake di tangannya, melihat bulan berwarna kemerahan, bersamaan dengan suara langkah mendekat, melirik tajam, "ada apa diluar sana?" Uraume membungkuk sopan
"tidak ada, hanya sebuah kampung akan membakar seorang anak kecil dan pembakarannya dilakukan hari ini, sepertinya ritual itu sudah dimulai" Sukuna tertawa mendengar berita tidak masuk akal tersebut, sepertinya dunia ini sudah menjadi gila dengan semua makhluk di dalamnya
"kehkehkeh mereka para manusia sangat menarik"
Sukuna mengingat balas dendam keluarganya seminggu setelah melawan para tetua klan tersebut, setelah itu hanya bau amis dan darah yang tercium dari rumah para klan besar tersebut, karna Sukuna melenyapkan mereka tak bersisa dan merasa puas dengan kondisinya saat ini, "kehkeh kali aku akan menginjak para ulat itu, sebelum mereka merayap naik dengan menjijikan"
Sukuna menyeringai, masih teringat dengan momen tersebut dan berdiri dari posisinya, namun tubuhnya menegang saat mendengar kalimat yang lewat di telinganya, dengan cepat menoleh ke belakang dan tidak menemukan siapapun, hanya angin yang tiba-tiba berhembus dingin, menatap awan gelap yang kini menutupi bulan, "perasaan ini.. memuakkan"
Setelah itu, masih banyak penyihir berbakat dari belahan dunia yang berusaha untuk menghancurkan Sukuna, pertarungan para penyihir bertahan selama bertahun-tahun, namun belum ada satu pun yang dapat menumbangkannya hingga sosok Sukuna menghilang dalam cerita dan hanya dianggap sebuah dongeng belaka
Era Keemasan Penyihir Jujutsu kini dikenang sebagai tragedi berdarah yang menumbangkan banyak penyihir berbakat, sosok Sukuna ditakuti dan dikagumi oleh semua orang sebagai penyihir paling kuat, mengalahkan dan membunuh ribuan penyihir Jujutsu bahkan saat mereka diasah, bahkan membuat Bintang Matahari-Bulan dan Lima Jenderal Kosong sendirian sehingga mereka tidak dapat dikenali sebagai mayat, Unit Subjugasi yang dipegang oleh Klan Fujiwara yang paling elit sekalipun sudah lama meninggalkan otoritas Jepang sepenuhnya
Dampak yang ditinggalkan Sukuna dalam sejarah hingga kematiannya membuatnya mendapatkan gelar "Penyihir Terkuat Dalam Sejarah", serta "Raja Kutukan", yang dianggap sebagai Roh Terkutuk terkuat dalam sejarah, kesohoran dan kekuatannya masih dijunjung tinggi bahkan setelah kehadirannya di dunia menghilang.
.
.
.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With Devil - Jujutsu Kaisen
FanfictionYuuji tidak menyangka bahwa dirinya harus menikah dengan pria sakit-sakitan dan akan segera menemui ajalnya, menggantikan sepupunya yang menolak pernikahan leluhur Banyak rumor miring tentang calon suaminya namun tidak ada yang mengetahui secara pas...