Masalah yang Pahit

212 28 2
                                    

"Kemuliaan, yang dibangun di atas prinsip-prinsip egois, adalah rasa malu dan rasa bersalah"
.
.
.

Sudah dua minggu sejak terakhir kali persembahan, warga desa masih menunggu panen yang telah di janjikan, "Kenapa hujan belum juga turun!?"ucap Jinichi datar

"Kita harus bersabar!" ucap Naobito cepat, menghindari prasangka semua orang

Seorang pria remaja masuk dan duduk di sofa, mendengar pembicaraan sebelumnya dari luar, "Mungkin karna persembahan kita terlalu kecil, biasanya kita selalu mengirim anak umur 15 tahun keatas, tapi kali ini kita mengirim anak kurus dari keluarga miskin, kan..?"ucap Naoya tenang

Seorang gadis remaja mendekat, "tapi ini juga keberuntungan, karna keluarga Itadori meninggalkan seorang anak, kita tidak perlu mengirim siapapun dari keluarga ini!"

Naoya melirik pada kehadiran gadis yang duduk disampingnya, mengabaikan gadis tersebut, "Tapi ini bisa jadi boomerang buat kita kek, kalau Sukuna tidak suka, kita pasti dalam bahaya"ucap Naoya pada tetua

Naoya menatap mengejek gadis di sebelahnya, "Kau cukup tenang, untuk seseorang yang belum lama kehilangan ibu"

Mengangkat bahu acuh, "hidup harus tetap berjalan, setidaknya aku merasa sedih, tidak seperti seseorang"

Terkekeh, "Kau tidak sedih, kau hanya takut kalau Raja Kutukan akan menghabisimu saat itu!?!"

"Naoya!!"

Brakk!

"Hanna, Naoya berhenti berdebat! Tidak ada yang perlu di khawatirkan, Raja Kutukan tidak mengatakan apapun, jadi jaga omongan kalian" Mereka terdian mendengar ucapan tetua keluarga

"Kita hanya perlu menunggu sebentar lagi"ucap Naobito, walau begitu tangannya meremas kuat diam-diam

Seminggu kemudian, hujan turun layaknya perjanjian, panen berhasil dan mereka berpesta menyambut semua pemberian tersebut seperti sebuah berkah, seolah-olah semua datang dari surga

Menatap Sukuna dari kejauhan, Yuuji tidak mengerti, untuk apa dirinya berada di sini, Sukuna tidak memakannya dan tidak menyakitinya sama sekali, mungkin kata pengorbanan terlalu berlebihan untuk manusia, namun untuk apa dirinya ada disini, ia masih mencari alasannya, sudah tiga tahun berlalu dan ia tidak bisa menebak pikiran Sukuna

Yuuji dengan cepat mengalihkan pandangan saat Sukuna menatapnya, berbalik pergi ke kamar

Angin berhembus kuat, langit tampak mendung namun hujan tidak turun, sejak setengah tahun lalu, suasana suram ini pun berlangsung di kediaman Zenin

Prang!!

"Raja Kutukan! Dia menipuku, beraninya.."

"Naobito, ada apa!?"

Jinichi masuk ke dalam dan melihat barang-barang berserakan di lantai. Naoya berdiri agak jauh, mengamati semua dalam diam

"Perjanjian itu seharusnya bernilai 10 tahun, dan semua berakhir selama tiga tahun saja!! Dia pikir dia bisa seenaknya" ucap Naobito murka, perjanjian ini sudah berlangsung dan tidak pernah ada yang salah

Naobito merasakan hal yang salah, mungkin benar yang dikatakan cucunya bahwa mereka tidak seharusnya mengirim bocah itu, karna mereka tidak memberikan persembahan sesuai dengan ketentuannya, namun tiga tahun yang diberikan sebelumnya berjalan tanpa masalah, jadi apa masalahnya?

"Kita harus bagaimana Naobito? Panen kembali memburuk, mungkinkah kita harus memberikan persembahan lagi!?!" Jinichi merasa ini semua ini ada sangkut pautnya dengan mengingkari perjanjian persembahan sebelumnya

Marriage With Devil - Jujutsu KaisenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang