Chapter 1

3K 139 1
                                    

Aku adalah anak yang bertubuh gemuk dan memiliki tinggi badan cukup tinggi, jika orang-orang melihatku, mungkin mereka tidak akan menyangka dengan umur yang sedang kuinjaki saat ini. Sembilan belas tahun menurutku, dua puluh lima tahun menurut orang lain. Memang sama sekali tidak mudah bagiku untuk menerima cercaan dan hinaan yang dilontarkan oleh mereka sedari aku kecil, namun untunglah aku tinggal bersama nenek yang hidup sebatang kara. Aku dilahirkan dari keluarga yang tidak memiliki masa depan sama sekali, Ibu adalah seorang Wanita penghibur malam yang pekerjaannya selalu keluar di malam hari, sedangkan ayah adalah penjudi dan pemabuk yang entah kenapa keberuntungan selalu berada di tangannya, setiap ayah berjudi pasti ia akan memenangkan satu atau dua ronde sekali main.

Oleh karena itu, aku diam-diam kabur ke tempat nenek yang jaraknya sedikit lebih jauh dari rumah Ketika umurku sedang memasuki ke tahun pertama Sekolah Menengah Pertama. Aku berhasil mengumpulkan duit untuk berkunjung ke rumah nenek berkat hasil dari jerih payah aku bekerja dengan orang lain, hingga tanpa sadar pun otot-otot tubuh ku mulai berkembang dan semua nya semakin membesar, seperti bukan anak Sekolah Menengah Pertama pada umumnya.

"Nek, mulai sekarang aku tinggal disini." Tanpa berpikir Panjang, nenek langsung mengizinkanku untuk tinggal di rumahnya, bahkan dengan adanya kehadiran aku, nenek sangat senang karena memiliki teman untuk tinggal bersama nya. Mulai dari hari itupun aku selalu membantu nenek bekerja, mulai dari membantunya menyiapkan makanan yang dipesan oleh orang lain seperti kimchi dan makanan tradisional lainnya. Pendapatan nenek dan aku sangat membantu kami untuk melunasi hutang-hutang nenek dari pinjaman uang yang diminta tetangga nya, untung saja mereka tidam pernah membentak dan bersikap kasar terhadap nenek Ketika menagih uang tersebut, karena mereka tahu bahwa nenek adalah seorang perempuan yang sudah sangat lama tinggal di lingkungan ini.

Alasan mengapa orangtuaku tidask mencariku adalag karena nenek telah memberitahukan mereka, dan mereka sama sekali tidak keberatan. Mungkin kehadiran aku ini seperti penghambat untuk mereka mencari uang diluar sana, Ibu hanya merawatku hingga masuk ke Sekolah Dasar kelas pertama, selanjutnya aku sendirian terus untuk melanjutkan kehidupanku sebagai anak yang masih terbilang kecil dan membutuhkan Pendidikan serta dukungan orang tuanya. Pendidikan yang aku miliki hanya tamatan Sekolah Dasar, aku tidak melanjutkan Pendidikan selanjutnya karena finansial nenek dan kemauan aku hanya untuk mencari uang saja. Sebenarnya nenek sudah berkali-kali memaksaku untuk masuk Sekolah Menengah Pertama, namun aku terus-menerus menolaknya dengan alasan yang sama hingga nenek pun sudah menyerah.

Jika kalian bertanya mengapa tubuhku bisa menjadi bugar dan besar, hal tersebut karena aku seorang lelaki yang sangat cinta dengan makanan. Bahkan pekerjaan nenek saja memasak makanan-makanan tradisional yang dipesan oleh orang untuk disantapi, sedangkan aku selalu memakan bagian-bagian sisa nya saja agar tidak membuang-buang makanan tersebut. Dan dengan adanya otot-otot yang aku miliki, membuat tubuh ini terlihat dua kali lipat lebih bugar.

Sayangnya, kebahagiaan aku tinggal bersama nenek hanya mencapai umur delapan belas tahun saja, nenek meninggal saat pagi hari ketika aku membangunkannya untuk sarapan, karena nenek tak kunjung-kunjung bangun, akupun berininsiatif untuk menaruh jari pada hidung nenek, ternyata sudah tidak bernafas.

Tak lama kemudian, rumah nenek diambil oleh Ibuku, sedangkan aku pergi ke tempat lain agar tidak satu atap dengan Ibu, saat itu ia kembali ke rumah sambal membawa pria lain yang notabe nya adalah bukan ayah kandungku. Aku sudah tahu maksud dan tujuan Ibu kembali ke rumah ini dengan pria itu, mereka pasti ingin mengusirku dan mengambil hak tanah serta rumahnya yang baru-baru saja dilunasi oleh nenek.

"Bajingan sialan." Itu adalah dua kalimat terakhir yang aku ucapkan kepada mereka. Sebenarnya bisa-bisa saja aku memukul pria itu karena sudah terlewat batas, dari tampangnya saja sudah seperti ingin memanfaatkan Ibu. Namun, ketika aku melihat Ibu yang tampak Bahagia dengannya, aku urungkan untuk tidak memukul tubuh lelaki itu, dan meninggalkan rumah pada tengah malam.

Dan disinilah aku sekarang, di toko serba guna, sedang bekerja sebagai penjaga kasir paruh waktu. Meskipun gajinya terbilang kecil, namun cukup untuk membiayai bayar sewa kost yang aku tinggali dan biaya makan sehari-hari.

"Terimakasih sudah membeli, silahkan dating kembali."

"Kalau boleh tau, nama kamu siapa?" Salah satu pelangganku bertanya karena merasa penasaran.

Akupun menunjukkan name-tag yang menempel di bagian bahu kiriku kepadanya, "Lee Taeyong."

——————— Tbc

Me & My Other Body | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang