Chapter 14

835 93 10
                                    

“Kami Pulang.” Jaehyun mengumumkan setelah ia memasuki rumah, semua keluarga Jung memang seperti itu tiap kali mereka pulang karena memang sudah terbiasa dilakukan semenjak mereka kecil. Aku, Mark dan Jaehyun memasuki rumah dengan sekantong plastik besar berisi jajanan Mark yang begitu banyak, semuanya dibawakan oleh Jaehyun.

Aku melihat-lihat seisi ruangan ini yang begitu sepi dari kehadiran mereka. Seperti biasa, hanya ada pelayan rumah yang berlalu lalang membersihkan rumah ini, meskipun tidak kotor. Jika dihitung dalam sehari, para pelayan itu bisa saja membersihkan rumah ini ditempat yang sama meskipun sudah berkali-kali dilakukan. Mereka bekerja terlalu keras hingga malam hari pun tetap melaksanakan tugasnya.

“Kalian seperti pasangan yang baru saja berkencan membawa anaknya.” Tidak, jangan perempuan itu. Lebih baik aku menghadapi omongan kakak Jaehyun saja daripada dia, mulut Naeun seperti pejabat yang suka memprovokasi rakyatnya agar berpihak kepada dia.

“Jika ingin mengucapkan sesuatu yang buruk, tolong tunggu Mark pergi dihadapan kita terlebih dahulu.” Kataku perlahan untuk membawa suasana disini lebih santai.

“Tidak. Aku lebih suka jika anak kecil itu juga mendengarkannya.” Tabiat anak kecil memang tidak pernah salah, Mark melingkarkan jari-jemari ku dan memeluknya untuk bersembunyi dari hadapan Naeun, raut wajah Mark seperti takut untuk melihatnya.

“Kau mau apa, Naeun?” Jaehyun bertanya dengan lugas, dia masih belum mau meninggalkan ku dengan Mark.

“Aku cemburu.” Katanya, raut wajah Naeun berubah seperti anak kecil yang merengek untuk dimanjakan olhe orang tua mereka, dengan sengaja ia mengerucutkan bibir untuk bermaksud terlihat lucu ketika bersama Jaehyun, bahkan nada bicaranya saja berubah dibandingkan denganku.

Terasa sangat Déjà vu. Aku pernah berada disituasi seperti ini saat bertemu dengannya dimalam itu, malam ketika aku dan Naeun bertemu di tubuh sebelumnya. Jika kita kilas balik sebentar, Naneun juga memasang raut wajah seperti itu untuk meminta pertolongan dariku agar membantunya terlepas dari pria yang sedang mencengkram lehernya. Aku bodoh karena telah tertipu daya, ternyata Naeun membual dan pergi begitu saja saat aku menghadapi pria tersebut menggunakan pisau hingga terluka.

“Mengapa kau cemburu? Lagian aku sama Taeyong hanya sekedar bertemu dijalan dan kami pulang bersama.”

“Aku pacarmu!” Naeun semakin menjadi-jadi dan berakting seolah dialah yang telah disakiti oleh kami, apa dirinya tidak ingat bahwa Taeyomi masih dikatakan sebagai pasangan SAH dari Jaehyun? Mereka belum bercerai.

“Aku tidak pernah satu mobil denganmu, kau tidak pernah mengajak ku untuk sekedar berjalan-jalan, yang kulakukan selama ini hanyalah melayani mu hingga kau tidak merasa kesepian ketika Taeyomi berbaring dirumah sakitnya. Kuharap Taeyomi belum sadar hingga sekarang.”

“CUKUP NAEUN! Kau sudah sangat keterlaluan.”
“Huaaaa!!! Hiks… Hikss…” Mark menangis dalam pelukan tanganku, Anak kecil itu merasa ketakutan saat Jaehyun meninggikan suaranya kepada Naeun. Akupun berjongkok, memeluk Mark yang masih menangis. Mark terkejut karena imajinasi nya yang diumur lima tahun ini masih jauh dari kata kekerasan dan bentakan yang ia dengar.

“APA?! Aku hanya mengatakan kebenarannya, bukan kebohongan.” Masih belum mengalah, Naeun bersikeras memojokan Jaehyun karena menganggap telah berjalan-jalan bersamaku.

Karena pertikaian Jaehyun dan Naeun, para pelayan yang ada di ruangan utama pergi menghindar untuk tidak ikut campur dalam masalah kami. Puncaknya adalah saat Jaehyun membentak Naeun dan Naeun tidak mau mengalah darinya. Bukankah wanita itu sangat bodoh? Kehadirannya membuat rumah ini terdengar bising hanya karena perasaan cemburunya yang tidak masuk akal.

“Ada apa ini ribut-ribut?” Ibu Jaehyun turun dari tangga lantai dua, ia menghampiri kami dengan setelan baju tidur yang masih dipakai. Kebisingan ini cukup terganggu hingga membuat Nyonya Jung itu bangun dari alam mimpinya.

Me & My Other Body | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang