Chapter 9

860 86 7
                                    

Aku melangkahkan kaki disekitaran rumah ini untuk sekedar mencari tau dan menghafal tata letak ruangan nya, meskipun jika tersesat nanti bisa bertanya kepada para pelayan, namun tetap saja perlu menghafal segala sisi dan ruangan apa saja yang terdapat di rumah yang sangat besar ini. Tanpa sadar, aku menginjakkan kaki ke ruangan halaman belakang rumah, disini ada kolam renang yang sepertinya tidak terlalu sering digunakan, para pelayan hanya menyapu dan membersihkan rumput-rumput berjatuhan yang tergenang di atas kolam renang itu. Aku bertanya-tanya, kemana Pak Kim pergi? Mengapa ia lama sekali, padahal aku membutuhkannya untuk mengetahui rupa wajah Ayahku yang tak sempat kutanyakan kemarin.

Aku berdiri cukup lama sudah berkeliling di rumah ini dan tidak ada satupun dari keluarga ini yang mengangguku seperti semalam. Wanita tadi yang Bernama Naeun itu sudah pergi entah kemana dengan memakai pakaian yang penuh aksesoris. Mungkinkah apa yang sedang kupikirkan kemana tujuannya adalah benar? Ia masih bermain-main dengan pria lain? Sungguh murahan. Jika saja ada bukti yang kuat, akan kuperlihatkan kepada Jaehyun untuk tidak mendekatinya lagi.

“Tuan Muda, Lee!”

Aku menoleh ketika suara yang sudah kukenal itu memanggilku, Pak Kim berlari pelan menghampiriku dengan secarik berkas di tangannya yang ditutupi oleh map berwarna kuning. “Maaf membuatmu menunggu, tadi aku diberitahu oleh pelayan lain bahwa kau mencariku.”

“Tidak apa.” Kataku, “Berkas apa yang ada ditangan Pak Kim?”

“Ohh ini,” Ia mengeluarkan beberapa kertas hasil print-an yang telah tercetak beberapa paragraf teks yang isinya tampak panjang dan cukup banyak. “Hari ini Tuan Muda akan membaca tentang keluarga ini dan keluarga mu sendiri. Mungkin saja amnesia Tuan Muda akan sembuh perlahan-lahan jika membacanya. Akan kutemani tapi tidak disini, mari kita ke kamar Tuan Muda.” Pak Kim mengatakannya dengan serius tanpa tahu bahwa yang ada dihadapannya saat ini bukan Lee Taeyomi yang sedang Amnesia.

“Tetaplah berbicara santai kepadaku.”

###

Ahhhhhh, aku sangat tidak suka dengan apa yang sedang kubaca saat ini, cerita-cerita yang dialami oleh keluarga Tuan Jung dan Tuan Lee; Ayah dari lelaki tubuh ini sudah seperti drama yang akan mendapatkan rating tinggi jika disiarkan di televisi. Aku sangat tidak percaya dengan Tuan Lee yang menikahi perempuan lain setelah empat bulan pemakaman Ibu, bukankah itu sangat cepat untuk melupakan istri pertamanya? Bahkan aku yang telah kehilangan sosok Nenek selama satu tahun masih sangat merindukannya setiap hari.

Dan tebakanku tentang pernikahan Lee Taeyomi dan Jung Jaehyun benar, mereka berdua dijodohkan untuk kebutuhan bisnis keduanya agar bisa bekerja sama dan meningkatkan masing-masing keuntungan yang didapatkan oleh mereka. Taeyomi sebenarnya tidak keberatan dengan perjodohan ini, sebab ia sangat teramat mencintai Jaehyun semenjak mereka bertemu ketika masih anak-anak, sedangkan Jaehyun sama sekali tidak tau dengan perasaanya, ia selalu memperlakukan Taeyomi dengan dingin setiap harinya, namun Taeyomi tetap menjadi suami yang baik untuk Jaehyun seperti memasak untuknya tanpa menyuruh pelayan.

Singkat cerita, setelah kecelakaan Taeyomi menjadikannya tidak bangun selama enam bulan, Jaehyun menjalin hubungan dengan perempuan lain, tentu saja perempuan itu adalah Naeun, mereka menjadi dekat karena Nyonya Jung bersikeras akan menikahkan mereka jika Taeyomi tidak sadar dalam kurun waktu yang lama. Namun sekarang menjadi kandas sebab Taeyomi bangun di bulan keenam nya setelah melewati masa kritis selama enam bulan, tujuan Nyonya Jung untuk menikahkan Jaehyun dan Naeun sama sekali tidak berhasil karena jika mereka melakukannya maka bisnis yang dijalin bersama Tuan Lee akan hancur dan keluarga Tuan Jung yang akan menanggung konsekuensi karena mereka mengkhianati Tuan Lee.

Sudah kukatakan barusan, drama keluarga ini terdengar sangat menarik dan akan mendapat rating tinggi jika dipertontonkan untuk masyarakat. Hanya saja dari semua lembaran-lembaran kertas tentang keluarga Jung dan keluarga Lee, aku tidak menemukan satu lembar pun yang menjelaskan tentang siapa itu Mark, dan siapa orangtua kandungnya? Jika Mark diadopsi dari salah satu panti asuhan, tentu saja akan tertulis disini secara rinci, namun disini hanya bertuliskan kalimat “Mark adalah anggota keluarga paling muda di keluarga Tuan Jung.”

“Tuan Kim, apakah kau tau sesuatu tentang Mark?” tanyaku kepada Pak Kim yang sedang beristirahat pada sofa yang ada didalam kamar.

“Dari sekian fakta-fakta yang ku beritahu kepadamu, mengapa hanya bertanya tentang Tuan Muda Mark?”

“Nah, kau bahkan tidak menyebut marga nya. Hanya sekedar Mark saja. Sangat berbeda ketika kau memanggil Tuan Muda Lee karena margaku adalah Lee."

“Semua pelayan di rumah ini memanggilnya seperti itu, dan orang tua Mark sama sekali tidak keberatan.”

Aku masih bersikeras untuk mencari tahu, “Apakah Mark anak adopsi?”

Tatapan Pak Kim menjadi kosong, ia seperti berpikir terlebih dahulu sebelum menjawab. “Aku hanya mengetahui bahwa Mark hanya anggota termuda di keluarga Tuan Jung.”

“Aku sudah mengetahui hal tersebut. Hanya saja Mark tidak seperti anak kandung yang dilahirkan keluarga Jung.”

DRTTT! DRTTT!

Sebelum kami mendiskusikan tentang Mark lebih dalam lagi, Pak Kim tiba-tiba saja harus pergi dikamarku karena dihubungi oleh salah satu bawahan ayahku untuk mengunjungi rumahnya, “Sepertinya Tuan Lee ingin aku melaporkan keadaanmu secara langsung. Kau sudah tahu kan bahwa Ayahmu itu bukan orang yang sudah berbicara melalui benda ini?” Pak Kim menunjukkan ponsel nya untuk mengetahui maksud dari kata ‘benda ini’.

Aku mengangguk, fakta itu ada terlampir di kertas tebal yang diberikan Pak Kim.

“Kalau begitu, aku permisi. Sampai jumpa nanti sore, Tuan Muda Lee Taeyong.”

“Sudah kubilang bicara santai saja denganku!”

###

Ah, sial. Aku ketiduran hingga sore karena tidak ada yang membangunkanku, sepertinya Pak Kim belum balik ke rumah. Pelayan sudah menyajikan makanan yang ditaruh di atas nakas, aku pun mengambilnya karena belum makan siang. Apakah Mark sudah pulang sekolah? Aku terus memikirkan anak kecil itu dari tadi pagi.

Karena ingin mencari tahu, aku langsung bergegas keluar kamar dan menjelajah lagi di rumah ini. Kebetulan karena aku sudah sedikit menghafal tentang rumah ini, aku menjadi sedikit lebih tahu ruangan mana yang akan Mark gunakan untuk mengisi waktu luangnya sebagai anak kecil yaitu ruangan tengah karena terdapat banyak mainan untuk anak seusianya.

Ternyata benar, Mark sedang bermain mobil-mobilan sendirian dengan pengawasan dari pelayan, ia mendorong mobil itu seolah-olah sedang memainkan cerita fiksi yang ada dikepalanya. Akupun menghampiri Mark namun tiba-tiba saja ditahan oleh Nyonya Jung yang juga menghampiri ruangan ini, kehadirannya membuatku terganggu.

“Kau sudah ingat?”

“Ingat apa?” Aku tidak tahu mengapa Nyonya Jung tiba-tiba menanyakan hal tersebut.

Nyonya Jung hanya menggeleng, “Tidak apa. Hanya untuk memastikan saja.” Lalu ia pun pergi meninggalkan ku sebelum terlihat oleh Mark. Kalimat Nyonya Jung barusan seperti sedang menyembunyikan sesuatu diriku, bisa dilihat dari raut wajahnya yang tersenyum karena aku tidak mengingat dari kenangan yang dimaksud olehnya.

“Kak Yomi!” Mark memanggil cukup keras, ia mengayun-ayunkan lengannya untuk mengajak bergabung bersama memainkan mobil-mobilan yang dimiliki. “Ayo main bareng Mark!”

Aku membalasnya dengan senyuman dan mengambil salah satu mobil yang tergeletak dekatnya untuk bermain. Satu harga mainan mobil ini seperti biaya makan ku untuk seminggu, harta kekayaan Tuan Jung memang benar-benar sangat banyak.

“Mark, paman membelikanmu mainan lagi.” Jaehyun muncul entah darimana sambil membawa mainan mobil yang masih bersegel untuk Mark, mungkin sudah waktunya bagi para pekerja untuk pulang kerumah.

Dengan riang Mark menerima mainan tersebut, ia memeluk kaki Jaehyun sangat erat karena tinggi badannya hanya seukuran lutut Jaehyun, “Makasih mainannya paman! Mark senang sekali.” Mark pun mengambil mainan tersebut dan membukanya dengan antusias tanpa memperdulikan aku yang sudah berada disamping Jaehyun.

“Aku sering membelikan mainan untuknya, bahkan jika dipikir-pikir semua mainan yang sudah kubelikan hampir memenuhi seisi ruangan ini.” Jaehyun tiba-tiba saja membuka sebuah obrolan meskipun aku hanya diam berada disampingnya.

“Kenapa?”

“Hanya firasat.” Balas Jaehyun, “Perasaan ku sangat senang ketika melihat Mark yang sangat antusias dengan mainan yang kubelikan. Padahal Mark hanyalah sekedar keponakanku saja.”

----------------------- Tbc

Me & My Other Body | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang