Chapter 12

840 95 5
                                    

“Aku ingin pergi ke mall untuk belanja makanan ringan bersama Kak Taeyong!” Mark tiba-tiba saja meminta ku untuk pergi bersamanya ke Mall dengan pakaian yang masih lengkap dengan seragam kanak-kanaknya. Ia baru sampai dirumah, belum makan siang ataupun membersihkan diri dan langsung mengajak ku untuk pergi bersamanya.

“Kenapa tiba-tiba Mark mau pergi sama kakak?” Aku bertanya karena penasaran.

“Mark sudah lama tidak bermain bersama Kak Yomi.” Aku sedikit melupakan tentang kedekatan Taeyomi bersama Mark, mungkin selama enam bulan Taeyomi dirawat dirumah sakit, Mark sangat merindukan untuk berpergian bersama.

“Kalau ingin bermain, kau harus ganti baju terlebih dahulu, jangan gunakan seragam ini. Kakak juga harus ganti baju juga, oke?” Mark menjawabnya dengan acungan jempol, ia langsung bergegas keluar dari kamarku sambil berlari agar tidak membuang-buang waktu.

Hari ini, aku berpergian ke tempat umum untuk pertama kalinya menggunakan tubuh Lee Taeyomi.

###

Aku mendorong sebuah troli yang sudah berisikan jajanan Mark mulai dari permen berbentuk semangka, dan sesuatu yang berkaitan dengan semangka lainnya seperti kemasan makanan ringan yang bergambarkan orang berbentuk semangka. Anak kecil ini ternyata sangat menyukai buah tersebut, ia berulang kali mengatakan kepadaku jika sudah sampai di bagian buah-buahan, Mark ingin mengambil dua buah semangka agar bertahan hingga seminggu.

Sebenarnya aku bukan tidak senang atau tak suka ketika Mark mengajak menemaninya berbelanja, hanya saja jika nanti bertemu dengan orang lain mungkin mereka akan mengenali diriku, aku tidak tau berapa banyak orang yang dikenali olehnya, apalagi ketika tahu bahwa Taeyomi merupakan anak dari seorang pengusaha kaya yaitu Tuan Lee, tidak menutup kemungkinan sebagian besar dari mereka tidak tahu tentangku.

Sekarang Mark sedang memakai sebuah tas kecil berbentuk semangka sambil digoyang-goyangkan ketika sedang berjalan, ketika kutanya apa fungsi tas tersebut dengan mudahnya Mark menjawab, ‘Cuma pensil crayon aku!’. Sedangkan aku hanya memakai pakaian formal biasa meskipun menurut pandangan orang lain terlihat mewah, karena tak satu pakaian pun milik Taeyomi terlihat santai untuk dipakai, lelaki ini sangat paham dengan gaya pakaian yang cocok untuk tubuhnya, aku tidak heran jika tiba-tiba saja otak ini bisa merancang sebuah baju untuk dipakai orang lain sesuai dengan proporsi tubuh mereka.

“Mengapa Tuan Kim tidak ikut dengan kita, kak?”

“Tuan Kim harus mengurus beberapa urusan terlebih dahulu, sebentar lagi dia akan menyusul, lokasi kita sudah kakak kabari Tuan Kim.” Lelaki tua itu selalu saja ada urusan setiap harinya, aku tidak tau apa yang sedang dilakukan oleh Tuan Kim mulai dari hari aku sadar hingga sekarang, katanya Tuan Kim selalu berada disampingku namun nyata nya tidak karena Tuan Kim hanya menyisihkan sedikit waktunya saja untukku, itupun kalau sangat penting dan mendesak.

Kami berjalan disekitar rak yang masih penuh dengan jajanan, Mark mengambil apapun makanan ringan yang ia sukai, bahkan sebuah rumput laut yang berlogo semangka pun diambil olehnya. Isi troli ini sudah setara dengan gaji ku selama seminggu, untung saja semua ini dibayar oleh Tuan Jung karena menggunakan kartu kredit keluarga mereka. Aku penasaran jumlah uang yang ada di dalam kartu ini.

“Kak Yomi tidak mengambil makanan ringan yang ada disini?” Mark bertanya sambil menunjukkan waffle yang sering kulihat di toserba ku dulu.

Setidaknya, aku bisa memanfaatkan uang milik keluarga Jung meskipun terdengar sangat licik. Aku juga perlu kebutuhan yang dibiayai oleh mereka meskipun hari-hariku terus saja diganggu tanpa henti. Karena sekarang yang berbelanja adalah Mark, mungkin riwayat pengeluaran uang akan tertulis bahwa Mark yang menggunakannya. Aku pun mengangguk ingin makanan ringan yang ditawarkan oleh Mark dan mengambil beberapa makanan ringan yang lain selagi bisa kumanfaatkan dengan benar.

Beberapa kemudian kami keluar dari rak jajanan yang troli nya sudah penuh dengan beragam kemasan-kemasan makanan ringan, aku mendorong nya perlahan sambil mengawasi Mark yang berjalan disampingku. Kini, kami menuju ke kasir untuk membayar tagihan semua makanan ringan ini, untung saja aku tahu bagaimana cara menggunakan kartu kredit meskipun tidak pernah memilikinya karena pernah bekerja sebagai kasir, beberapa pembeli yang dating ke toko sering kali menggunakan kartu kredit mereka untuk membayar apa yang dibeli daripada menggunakan uang cash.

Sekarang adalah giliranku, kami mengantri tidak terlalu lama karena pengunjung-pengunjung sebelumnya hanya membeli beberapa barang dan makanan saja sehingga tak terlalu lama di kasir, aku membuka dompet yang diberikan oleh Tuan Kim untuk menyimpan kartu kredit keluarga Jung, lalu menyerahkan kepada kasirnya sambil memasukkan semua makanan ringan yang dipilih oleh Mark dan aku.

“Sebentar, anda Tuan Muda Taeyomi?” Kasir itu berhenti mempindai makanan yang kami beli, ia melihat ke arahku dan aku pun mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan nya.

“Kau tidak perlu memanggil ku Tuan Muda.”

“Astaga, maafkan saya. Saya tidak tahu bahwa anda berkunjung ke mall ini. Anda tidak perlu membayarnya.” Kasir itu menyerahkan kartu kredit yang aku berikan, ia pun memasukkan semua makanan ringan tersebut ke dalam kantong plastik yang besar tanpa perlu mempindai harga dari makanan ringan yang kami beli.

“Senang bertemu dengan anda!” Kasir itu membungkuk, aku meninggalkannya dengan kebingungan karena butuh penjelasan. Mengapa kami tidak perlu membayarnya? Dan makanan ini sangatlah banyak! Bahkan aku menggunakan kedua tangan untuk membawa plastik nya.

“Mark, apa kamu tau mengapa mereka menyuruh kita untuk tidak membayarnya?”

Mark berpikir sejenak, ekspresi anak lima tahun itu yang sedang berpikir sangat lucu. “Ohiya, Kak Yomi kan tidak inga tapa-apa lagi semenjak keluar dari rumah sakit, mall ini tuh punya—”

“Taeyomi? Mark?” Belum sempat Mark melanjutkan omongannya, tiba-tiba saja seseorang menghampiri kami dari belakang, aku menoleh dan seseorang tersebut adalah Jaehyun.

“Kak Jaehyun!!!”

“Anjing!” Tentu aku masih terkejut karena berpas-pasan dengan nya, kejadian semalam dan secarik kertas tadi pagi masih teringat jelas di benak ku.

“Yomi, tidak baik berucap sesuatu yang kasar dihadapan anak kecil.” Jaehyun masih berpakaian sangat lengkap dengan balutan jas nya, ia pun mengambil kedua kantong plastik ditanganku untuk dibawa, aku masih mematung dan tetap menjaga pandangan kebawah saat Jaehyun menemukan kami.

“Kau masih malu meskipun tempat ini adalah milik ku?”

“Aku tidak paham dengan ucapanmu.” Aku menjawab Jaehyun masih dengan posisi menundukkan kepala.

“Tempat ini adalah milikku. Ah, lebih tepatnya milik kita bersama. Akan kujelaskan tapi kita harus cari tempat duduk terlebih dahulu. Mark, kau mau ice cream? Mari kita ke tempat ice cream kesukaanmu.”

“Yeay! Ayo!!!” Mark sangat kegirangan hingga melompat-lompat ditempat seperti tabiat anak kecil pada umumnya.

Pantas saja kasir tadi mengenaliku dan tidak usah membayar makanan yang kami beli seharga gajiku selama seminggu. Mau tak mau aku mengikuti langkah Jaehyun dari belakang, kami menuju ke tempat ice cream favorite nya Mark yang tak jauh dari sini. Kami bertiga sudah seperti keluarga kecil yang sedang berpergian ke Mall bersama, semoga saja siapapun orang asing yang melihat kami tidak berpikiran seperti itu.

----------------------- Tbc

Me & My Other Body | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang