Chapter 17

751 95 2
                                    

Aku tidak tau alasan mengapa Taeyomi mengubur ponselnya dibawah tanah sehingga tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya kecuali orang tersebut melihat album foto yang dicetak oleh Taeyong dan ditaruh di bawah tempat tidurnya. Jika diperhatikan lebih teliti, titik foto Taeyomi selalu mengarah ke bagian tanah tersebut, mungkin saja ia melakukannya agar tahu dimana titik letak ponsel tersebut jika ingin  membongkarnya lagi.

Atau mungkin saja Taeyomi memberi petunjuk kepada seseorang untuk menemukan ponsel yang ia simpan agar tidak jatuh di tangan yang salah.

“Kau yakin ingin pulang sekarang?” Jaehyun menanyakan ku sekali lagi ketika aku langsung mengajaknya untuk pulang. Jaehyun pasti berpikir mengapa aku tidak ingin bertemu dengan Tuan Lee dan terburu-buru seperti ini, bagaimana jika Jaehyun menganggapku bukanlah Taeyomi yang asli?

“Setauku kau sangat manja kepada ayahmu, setidaknya kita tunggu Tuan Lee untuk pulang kerumah.”

Awalnya aku ragu untuk menyetujui perkataan Jaehyun yang menyuruhku untuk bertemu Tuan Lee. Karena jika ku pikirkan dua kali. Aku tidak pernah menganggap satupun dari mereka baik, entah peran apa yang sedang dimainkan untuk mencapai keserakahannya, aku tidak tahu.

Jika Taeyomi sangat manja kepada ayahnya, dimana dia ketika Taeyomi dirawat dirumah sakit? Pak Kim selalu mengatakan bahwa dirinya lah yang menjaga Taeyomi selama enam bulan, lalu di hari yang sama pula Ibu Taeyomi meninggal. Jika dikilas balik sebentar, Taeyomi kecelakaan di hari yang sama dengan Ibu nya, Taeyomi kecelakaan saat berada didalam perjalanan untuk mengunjungi tempat upacara pemakaman.

Terbukti bahwa kematian Ibu Taeyomi masih terbilang enam bulan dan Tuan Lee sudah menemukan istri baru nya dalam waktu yang sangat singkat dan umur pernikahan mereka baru beranjak selama tiga bulan.

“Aku bertaruh jika dia sama tidak merindukan ku sama sekali.” Aku menatap Jaehyun melas.

Lelaki tinggi itu dengan percaya dirinya menjawab, “Kau adalah anaknya. Orangtua selalu merindukan anak mereka.” Padahal kalimat Jaehyun barusan sangat berbanding terbalik dengan orang tua nya yang selalu memperlakukan Jaehyun sesuka hati,

‘Tok! Tok! Tok!’

Pak Shin mengetuk pintuku berkali-kali karena posisi nya masih menjaga pintu kamarku. “Permisi Tuan Muda, Tuan Lee baru saja sampai ke rumah meskipun belum menyelesaikan pekerjaannya. Sebaiknya anda turun dan bertemu dengan Tuan Lee.”

Menganggu saja. Harusnya aku dan Jaehyun segera bergegas pulang untuk menemukan sesuatu yang disembunyikan Taeyomi. Aku menghargai orangtua itu karena telah meninggalkan pekerjannya demi bertemu dengan Taeyomi. Mungkin Tuan Lee akan shock jika tahu kebenarannya bahwa yang sedang bertemu dengannya bukan Taeyomi yang asli, anaknya telah menghilang begitu saja dan digantikan dengan diriku.

“Baik. Aku segera kesana!” Sahutku dengan suara yang keras agar terdengar oleh Pak Shin. Kemudian aku mengecilkan suara untuk berbisik sesuatu kepada Jaehyun, “Kau bisa membereskan barang-barang ini terlebih dahulu dan menaruhnya lagi kebawah tempat tidurku. Serta album di foto ini akan kuambil, temui aku di ruang tamu.”

Jaehyun menjawab ku dengan anggukan dan langsung memberesi barang-barang yang kami serakan di atas kasur. Jika yang membersihkannya pelayan rumah, maka mereka akan melihat-lihat album fotonya Taeyomi.

Setelah itu, aku pun keluar dari kamar dan langsung disambut oleh Pak Shin dengan senyuman kumis tipisnya. Ia bertanya mengapa Jaehyun tidak ikut dan aku jawab saja bahwa dirinya ingin beristirahat di kamarku. Album foto Taeyomi yang aku ambil ku sembunyikan dibalik baju, jaga-jaga agar tidak terlihat oleh yang lain.

Aku mengikuti langkah kaki Pak Shin yang menuruni tangga menuju lantai satu, tentu saja Pak Shin akan membawakan ku ke ruang tamu tempat Ibu Tiri Taeyomi berada sebelumnya. Aku melihat seorang pria yang sangat mirip dengan hidung dan bibir yang dimiliki oleh Taeyomi, setengah dari wajahnya memang sangat mirip, ia memakai jas yang masih rapi sambil duduk dengan tenang disamping Ibu Tiri Taeyomi.

“Ayah…” Panggil ku pura-pura sedang menjadi Taeyomi.

Wajah lelaki tua itu pun menjadi sumringah dan bangun dari tempat duduknya, ia melebarkan tangan untuk menyambutku dengan pelukan, “Taeyomi! Astaga putra ku, aku sudah sangat lama tidak melihatmu selama enam bulan ini.”

“Sebenarnya Ayah bisa saja melihatku selama seminggu sekali selama enam bulan itu di rumah sakit. Sayangnya Pak Kim mengatakan bahwa hanya dirinya saja yang menjagaku selama enam bulan itu.” Aku memasang wajah tersenyum seakan-akan sedang menyambutnya dengan baik.

“Maafkan Ayah. Ayah sangat sibuk bekerja sehingga tidak bisa menjengukmu di rumah sakit.” Tuan Lee melepaskan pelukannya namun kami masih berdiri dan ditonton oleh Pak Shin dan Ibu tiri Taeyomi.

“Sangking sibuknya, Ayah bisa mengencani wanita ini dan menikahinya tiga bulan yang lalu. Aku sangat takjub melihat Ayah melupakan Ibu secepat itu.”

Tuan Lee hanya terdiam. Raut wajahnya menunjukkan penyesalan yang begitu berat karena telah mendengar kalimat barusan dari mulut anaknya sendiri. Padahal aku adalah orang asing yang mencoba untuk melindungi Taeyomi dari pembohongan dan kebodohan orang-orang seperti mereka.

“Ayah minta maaf, Ayah hanya merasa kesepian dan ingin diperhatikan.”

“Tidak apa-apa, Ayah. Uang mu memang sangat banyak untuk mempekerjakan pelayan serta maid sebanyak ini namun masih merasa kesepian.”

“Jaga mulutmu!” Ibu Tiri Taeyomi bangun dari sofa dan menunjuk ke arahku untuk membela suaminya.

“Sudah kujaga selama enam bulan di rumah sakit. Aku tidak takut lagi melawan dengan orang-orang sepertimu, hanya membuang waktuku saja.” Aku memeluk Tuan Lee sekali lagi sebagai ucapan pamitan dengannya. “Ayah memang sangat dekat denganku dari kecil hingga enam bulan yang lalu. Entah apa yang membuat kalian merahasiakan tentang kecelakaan ku serta kematian tentang Ibu, aku akan mencari tahu semuanya sebelum yang asli kembali.”

“Taeyomi.” Kebetulan sekali Jaehyun sudah siap membereskan barang-barang yang ada di kamar Taeyomi, kini ia berada dibelakangku sambil menyapa Tuan Lee dengan membungkuk. “Selamat siang, Tuan Lee.”

“Aku dan Jaehyun permisi, Ayah. Aku akan kembali dalam waktu yang tidak lama.”

Kami pun beranjak dari ruang tamu dengan posisi Tuan Lee yang masih mematung ditempat, mungkin ia tidak sangka melihat situasi yang terjadi dengan anaknya saat ini. Pandangan Tuan Lee terhadap Taeyomi mungkin anak yang polos dan bisa dipermanfaatkan sesuka hati demi kepentingan yang menurutnya menguntungkan, sifat kasih sayang yang diberikan kepada Tuan Lee harus dibayar dikemudian hari. Tuan Lee adalah contoh Ayah yang mendidik anaknya dengan benar, namun didikan tersebut harus dibayar ketika sudah dewasa yang menghasilkan keuntungan untuknya. Sama sekali tidak ikhlas.

Sekarang aku harus pulang ke rumah Tuan Jung dan bergegas ke area belakang tepatnya dibalik dinding kolam renang karena terdapat pohon besar yang sesuai dengan foto Taeyomi. Aku sangat yakin jika Taeyomi menguburkan sesuatu yang penting di pohon itu dan ingin diambil oleh tangan orang yang tepat.

------------------------------------- Tbc

Me & My Other Body | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang