"Maaf, ini diminum dulu air putihnya tuan muda" Sosok lelaki tua itu belum menghilang dihadapanku, kini ia memberiku segelas air karena sedang diperiksa oleh dokter. Aku hanya termenung, membiarkan dokter itu memeriksa segalanya, asalkan tidak menyuntikku dengan jarum tajam yang sangat ditakuti oleh semua orang.
"Tuan muda Taeyomi memiliki fisik yang bagus, bekas retakan tulang dan luka-lukanya sudah sembuh kembali. Taka da yang perlu dikhawatirkan. Hanya saja, ia seperti orang yang kehilangan ingatan" Jelas dokter kepada lelaki tua tersebut, ia mendengarkannya dengan seksama dan raut wajah penuh kekhawatiran.
"Jadi, tuan muda Taeyomi dinyatakan amnesia?"
"Kurang lebih begitu." Dokter itu merapikan peralatan-peralatan yang digunakan untuk memeriksa ku sebelum berpamitan, "Jika tidak ada yang ingin ditanyakan lagi, saya permisi. Ah iya, sebelum tuan muda pulang, aku minta tolong agar kau menjumpaiku terlebih dahulu"
Ia mengangguk dengan cepat, "Baik."
Setelah dokter itu dengan tubuh sedikit gemuk keluar dari ruanganku, kini hanya tersisa kami dengan penuh pertanyaan di benak masing-masing. "Tuan muda, apakah kau tidak mengingatku? Kau benar-benar amnesia?"
Tidak! Aku tidak amnesia. Aku mengingat semuanya dengan jelas, bahkan ingatan ku tentang kebiasaan buruk nenek sebelum meninggal masih kuingat dengan jelas. Hanya saja tubuh ini bukan milikku, melainkan milik orang lain yang Namanya ia sebut daritadi, Tuan Muda Taeyomi. Padahal namaku adalah Lee Taeyong.
"Aku tidak amnesia" Ujar ku dengan penuh keyakinan, namun lelaki tua itu sama sekali tidak percaya dengan ucapanku.
Kemudian ia bertanya suatu hal untuk membuktikkan aku ini amnesia atau tidak. "Siapa nama mendiang Ibu mu?"
"Ibuku masih hidup!" Meskipun tidak pernah dekat dengannya, aku tetap harus mengakui bahwa Ibuku belum mati.
"Kau amnesia. Ibumu meninggal enam bulan yang lalu bersamaan ketika kau kecelakaan."
"Hah?" aku sama sekali tidak mengerti.
"Kau sudah berbaring di rumah sakit ini selama enam bulan lamanya, tuan muda. Selama ini, akulah yang merawat dirimu sepanjang hari. Dan aku sangat bersyukur kau sudah siuman!" Ia mengenggam salah satu tanganku untuk dikepalkan dengan tangannya, "Aku sangat merindukanmu!"
"T - tunggu! Tunggu! Kau siapanya aku?"
"Aku adalah asistenmu sedari tuan muda kecil hingga berumur dua puluh lima tahun saat ini"
Pertanyaan di benak-benakku masih belum terpecahkan, namun aku menemukan fakta lain yang sangat tidak kupercayai. Aku? Berumur dua puluh lima tahun? Sekarang? Yang benar saja. Aku adalah seorang pria berusia Sembilan belas tahun, dan ingatan terakhirku adalah ditabrak dengan truk ketika aku sedang menyelamatkan anak kecil di sekitaran lampu lalu lintas.
"Apakah aku kecelakaan karena ditabrak oleh truk?" Lelaki tua itu menggeleng ketika mendengar pertanyaanku.
"Tidak. Kau seperti ditabrak dengan sengaja. Saat itu tuan muda terburu-buru mengendarai mobil dari rumah ketika mendengar Ibu tuan muda sedang sekarat di rumah sakit. Ibu tuan muda meninggal karena penyakit kanker nya tak kunjung sembuh-sembuh"
"Bagaimana dengan ayahku? Apa dia masih hidup?"
"Tuan muda memiliki ayah dengan istri lain."
"Maksudmu ayahku memiliki istri lain? Dan aku memiliki Ibu Tiri juga?
"Kau bahkan telah memiliki suami."
ORANG GILA! Yang benar saja, pendengaranku sedang bermasalah atau tidak? Lelaki tua ini menyebutkan bahwa aku telah memiliki suami, sedangkan tubuh orang asing yang aku tempati adalah seorang pria? Suami memiliki suami. Dunia semakin gila! Dan aku sangat sangat tidak percaya bahwa sedang ditubuh pria yang memiliki hubungan teraneh! Bahkan aku menutupi mulutku sangking tidak percaya nya.
"Brengsek." Celutukku hingga didengarkan oleh lelaki tua yang masih berada di sampingku.
"Tuan muda...." Ia tampak terkejut dengan umpatanku barusan.
'Kenapa?" Tanyaku dengan raut wajah marah, seharusnya ia tak usah memberitahukan bahwa aku telah memiliki suami agar tidak menjadi marah seperti sekarang ini.
"Sepanjang hidupmu, baru kali ini aku mendengarkan umpatan dari mulut mu itu."
"Tidak usah berlebihan. Tak mungkin lelaki yang kau panggil Tuan Muda Taeyomi ini tak pernah mengumpat sepanjang hidupnya, apalagi sudah beranjak dua puluh lima tahun."
"Tapi yang kau sebutkan barusan benar. Tuan muda Taeyomi tak pernah mengumpat. Sebab itu aku terkejut ketika kau mengucap 'brengsek'."
Oke. Aku sudah paham sekarang. Penjelasan lebar dari lelaki tua itu tentang lelaki yang sedang kutempati tubuhnya sudah bisa diambil kesimpulan bahwa ia adalah seorang pria yang lemah, memiliki tubuh mungil serta ramping tak seperti lelaki pada umumnya (Contohnya tubuh asli ku), wajahnya juga cantik dan memiliki latar belakang keluarga kaya raya dengan status anak tanpa kasih saying dari seorang ayah karena bermain belakang dengan wanita lain, bisa kutebak jika lelaki ini tak menghabiskan waktu dengan lelaki tua itu, pasti ia akan menghabiskan waktu bersama ibunya yang sedang melawan penyakit kanker sejak lama. Kemungkinan besar ayahnya meninggalkan Ibu lelaki ini saat penyakit yang dideritanya semakin parah.
"Siapa namamu?"
"Nama saya Kim Junkyu, tuan muda. Biasanya anda sering memanggil saya pak Kim"
Aku mengangguk, Pak Kim terlihat seperti orang baik yang bisa aku percaya. Saat itu aku menoleh ke kursi tempat pertama kali aku melihat pak kim, sofa yang tidak jauh dari ranjang. Disana terdapat koper yang besar dan berisikan baju-baju Pak Kim, siapapun yang melihatnya akan langsung menebak bahwa Pak Kim selalu menginap demi menjaganya. aku tidak tau apa yang membuatnya menjadi sangat baik terhadap lelaki ini.
"Pak Kim"
"Iya Tuan Muda?"
Sebenarnya aku ingin memberitahukan kepada Pak Kim bahwa tubuh ini bukan milikku, dan aku bukanlah tuan muda Taeyomi yang sering disebut olehnya. Namun percuma saja, orang tua tidak akan mempercayai sebuah takhayul dan cerita dongeng yang terjadi di dunia nyata. Pasti mereka akan mengatakan, "Mungkin karena kau habis mimpi panjang."
Oleh karena itu, aku mengajukan sebuah pertanyaan saja kepada Pak Kim daripada memberitahukannya sebuah cerita yang tidak masuk akal. "Kau memberitahukanku bahwa aku sudah menikah dan punya suami, dimana mereka? Maksudku Ibu mertua, Ayah mertua, atau saudara-saudara ku yang lain?" Pak Kim terlihat gugup untuk menjawab, pandangannya menjadi kebawah seakan-akan tidak ingin memberitahukanku tentang mereka.
"Daripada kau bertanya seperti itu, bagaimana jika kita pulang saja?" Tawar Pak Kim, raut wajahnya berubah drastic seperti ingin mengubah topik pertanyaan ku. Akupun mengangguk, aku tidak suka berada dirumah sakit berlama-lama, suasana dan aroma nya saja sudah membuatku pusing.
"Kau ganti baju terlebih dahulu dan tunggu aku disini. Aku ingin bertemu dengan dokter tadi dan meminta surat izin pulang. Jika dilihat-lihat, kau sudah cukup sehat untuk pulang."
"Iya. Aku tidak ingin berlama-lama disini"
Pak Kim benar-benar menyembunyikan sesuatu dariku, semuanya.
------- Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & My Other Body | Jaeyong
Fanfiction[SLOWBURN] Suatu hari, aku mengalami kecelakaan hingga menyebabkan berpindah jiwa dengan tubuh seseorang, tubuh yang sama sekali bertolak belakang dengan sifatku. Namun, seiring berjalannya waktu aku ingin membantunya untuk mengungkapkan apa yang te...