Chapter 11

853 103 7
                                    

Jika saat ini lokasiku berada di dekat jurang, maka tanpa piker panjang pun aku langsung melompati jurang tersebut. Semuanya menjadi semakin kacau karena tadi aku mencium Jaehyun dihadapan semua saudara dan keluarganya sambil mengatakan kata kasar dengan bahasa Italia. Mau taruh dimana wajahku ketika bertemu dengan Jaehyun?

Di ruang tamu tadi, aku duduk di atas paha nya dan mencium bibir dia tanpa rasa malu. Aku mendiamkan ciuman tersebut tanpa melumatnya, Naeun pun merasa kesal dengan raut wajah penuh amarah, ia buru-buru beranjak pergi dari hadapan kami, disitulah aku langsung melepaskan ciuman dari bibir Jaehyun. Dan saat aku melihat ke arah lelaki itu, wajahnya sangat merah seperti buah tomat, apalagi dibagian kupingnya. Jaehyun tidak bisa menutupi rona merah di wajah karena memiliki wajah yang putih.

Aku merasa canggung dan hanya berdiam diri sejenak dihadapan Jaehyun setelah bangun dari duduk di atas paha nya, aku melihat kesana-kemari dan menggaruk leher belakang meskipun tidak ada rasa gatal, karena tak ada yang mengucapkan sepatah dua patah kalimat lagi, aku beranjak dari ruang tamu dengan rasa malu yang sangat luar bisa, “P – ppermisi.”

Aku menutup pintu sangat kuat setelah sampai di kamar tidur, kemudian mengacak-acak wajah sendiri untuk menghilangkan rasa malu tersebut, namun tidak bisa. Akal-akalan ku sangat bodoh sekaligus memalukan ketika memiliki ide untuk mencium Jaehyun dihadapan semua orang, namun ide tersebut bisa membuat Naeun menjadi kesal, anggap saja keberhasilannya mencapai dua puluh persen sedangkan sisa nya kuanggap sebagai rasa malu yang sedang kualami saat ini.

“Kak Yomi!” Mark memanggilku dari luar, akupun membuka pintu dan menyuruh anak kecil itu untuk segera masuk sebelum melihat keberadaan Jaehyun.

“Kamu mau tidur disini lagi?” Mark menjawabnya dengan antusias.

“He’em! Malam ini aku bawa Caulus sebagai teman tidur kita!”

“Itu siapa?” Mark pun langsung mengangkat boneka nya tinggi-tinggi dihadapanku, ia memberi nama boneka dinasaurus berwarna hijau itu dengan nama Caulus.

“Bagus! Makin banyak teman tidur, makin seru malam kita!” Aku tidak menyuruh Mark ke kamar mandi lagi untuk mencuci kaki dan wajahnya karena ia sudah melakukan nya, anak itu langsung beranjak ke kasur dan tidur disamping Caulus.

“Kalau gitu Mark panggil Kak Jaehyun biar tidur sama kita!”

“UHUKKKK!” Seketika air yang sedang kuminum tadi langsung tumpah karena mendadak batuk akibat Mark menginginkan Jaehyun untuk tidur di sini. Buru-buru aku menggeleng dengan cepat untuk melarangnya sambil membasuh mulut yang masih basah, “Jangan! Kak Jaehyun sebenarnya tipikal orang yang tak suka tidur dengan orang lain.” Aku harus pandai mencari alasan yang logis agar Mark menerimanya.

“Tapi Kak Jaehyun teman aku! Kata kakak makin banyak teman tidur, makin seru malam kita.”
Sial, kenapa mulut ini selalu saja mengutarakan hal-hal bodoh dihadapan orang lain. Demi apapun, aku tidak ingin tidur dengan Jaehyun saat ini juga. Aku akan berusaha menasehati Mark agar tidak menyuruh Jaehyun untuk tidak tidur dengan kami.

“Mark, Kak Jaehyun itu orang yang sangat sibuk. Kamu tau kan kalau Kak Jaehyun sellalu pergi kerja pagi terus sering pulang malam? Mungkin saja Kak Jaehyun tidak suka diganggu ketika tidur biar dia merasa tenang dan lelah nya menjadi hilang. Jadi, mending kita tidur bertiga saja, Mark, Kakak, sama Caulus!”

Anggukan Mark membuat rasa gugup ku berhenti, aku menjadi lega karena Mark sudah tidak bersikeras mengajak Jaehyun tidur bersama kami. Setelah aku mencuci muka di kamar mandi yang ada di dalam kamar ini, aku beranjak ke kasur dan tidur disamping Mark, kami menghidupkan televisi kamar tidur untuk menonton serial kartun sebentar saja sebelum Mark tertidur dengan lelap.

“Kak Yomi.”

“Ya?”

“Kalau kemarin aku bilang ke kakak tentang impian mau menjadi Penulis, sekarang sudah berubah.”

“Terus apa impian kamu yang sekarang?”

“Mark hanya ingin Kak Yomi tidak pisah dengan Kak Jaehyun.”


###


Hari berikutnya di dalam tubuh ini pun sudah tiba, tentu saja Mark sudah tidak ada lagi di kamar ku karena ia harus bersiap-siap ke sekolahnya yang masih duduk di Taman Kanak-Kanak. Aku menguap dan melakukan peregangan sebelum turun dari kasur dan mandi terlebih dahulu, setelah itu menuju ke dapur keluarga untuk memasak sesuatu seperti yang sudah sering aku lakukan sebelumnya.

Setelah mandi dan berpakaian, aku melihat ke arah Jam yang masih menunjukkan pukul tujuh pagi, sepertinya orang-orang di rumah ini hanya baru sebagian saja yang baru berangkat untuk beraktivitas. Aku turun dari setelah merapikan tempat tidur, pelayan-pelayan yang ada di ruang utama sudah banyak melakukan aktivitas mereka seperti menyapa, membersihkan debu, dan semacamnya.

Kini aku telah sampai di ruang dapur keluarga, dan tanpa kusadari ada Jaehyun yang sudah duduk di situ sambil menyeruput kopinya. Aku pun buru-buru berbalik dan bersembunyi di balik tembok dekat pintu ruang dapur keluarga.

“Kenapa harus pagi-pagi?” Jujur saja, aku masih merasa sangat malu dengan kejadian semalam, aku juga masih belum mau untuk bertatapan dengan Jaehyun meskipun wajahnya yang semakin tampan hari demi hari. Dia adalah suami dari Taeyomi dan tentu saja aku mempunyai hak untuk malu karena telah mencium Jaehyun tanpa seizin dari Taeyomi. Aku memukul mulut ini berkali-kali sambil merutuki diri sendiri.

“Tuan Muda Taeyomi kenapa hanya berdiri di pintu saja? Mau aku memasakkan sesuatu untuk sarapan pagi?” Anjing, ketahuan sudah. Kenapa harus ada pelayan yang menyebut namaku dengan lantang hingga kedengaran oleh Jaehyun?! Dia pasti sudah mengetahui bahwa aku sedang berada di dekatnya.

“A-ah itu… Ya… A-aku mau memasak mie di dapur ini, hehehe. Kau tidak usah khawatir dan lanjutkan saja pekerjaan mu, aku bisa memasaknya sendiri.” Tidak ada harapan lagi bagiku untuk menghindari Jaehyun pagi hari ini.

“Hehehe, semangat!” Aku berjalan mundur berpura-pura masih melihat pelayan itu yang semakin menghilang dari pandanganku, alasan aku berjalan mundur  agar tidak melihat wajah Jaehyun meskipun ia sudah tahu tentang keberadaanku.

BUGH!

Demi Tuhan. Jangan bilang kalau sekarang punggung ku menabrak tubuh Jaehyun. Aku benar-benar ingin lari dari sini dan pergi jauh dari hadapannya.

“Jangan makan mie, tidak sehat. Aku sudah menyuruh salah satu pelayan memasakkan daging untukmu.” Jaehyun berucap meskipun aku masih membelakanginya karena tidak berani menatap wajah tampan itu.

“Kalau begitu aku permisi ke kantor, jaga dirimu baik-baik.” Jaehyun pun beranjak pergi dari dapur ruang keluarga, ia benar-benar tahu bahwa aku sedang malu dan tidak ingin menunjukkan wajah dihadapannya.

Sial, perlakuan manis apa tadi? Setelah apa yang dilakukan kepada Taeyomi yaitu dengan menyelingkuhinya, Jaehyun tiba-tiba menjadi baik dalam satu malam. Aku penasaran mengapa Jaehyun menjadi seperti itu. Tidak mungkin hanya karena satu ciuman yang aku lakukan semalam.

Satu hal yang sangat kuhindari dari dulu ternyata sudah terjadi mala mini. Yaitu mencium sesama pria. Tapi untunglah bibir ini bukan bibir asliku melainkan bibir milik Taeyomi. Lelaki itu pasti sangat ingin mencium Jaehyun setiap harinya.

Aku selalu bertanya-tanya kemana perginya Taeyomi yang asli? Apakah dia bertukar dengan tubuh asliku? Jika ya aku sangat ingin menemui nya saat ini juga, aku akan meminta Pak Kim untuk menuju lokasi tempat tinggalku dulu untuk mencari tahu Taeyomi yang asli.

“Tuan muda Taeyomi, Silahkan anda santap daging anda. Tuan Muda Jaehyun juga meninggalkan pesan untuk anda.” Salah satu pelayan itu menaruh piring yang sudah dipanggang dengan matang, juga secarik kertas dari Jaehyun yang masih tertutupi. Ketika pelayan itu pergi, akupun membuka secarik kertas tersebut untuk melihat isi nya yang ditulis oleh Jaehyun.

‘Semalam kau sangat seksi, Taeyomi’

“BAJINGANN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”


----------------------- Tbc

Me & My Other Body | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang