Chapter 18

1K 102 13
                                    

Kami tidak ingin membuang-buang waktu lagi karena jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Jaehyun bergegas membawa mobil nya secepat mungkin agar kami sampai ke rumah Tuan Jung sebelum malam tiba. Kebetulan aku harus menggunakan waktu yang dimiliki Jaehyun sebisa mungkin karena lelaki ini telah rela mengambil jadwal cutinya hanya untuk menemaniku ke rumah Taeyomi. Jika tidak ada Jaehyun siapa yang akan mengantar-jemputkan ku seperti ini, menggunakan taksi sama harus mengeluarkan banyak uang karena jarak yang jauh. Bahkan hingga sekarang, aku masih belum mendengar kabar dari Pak Kim, aku juga telah mengirimkannya puluhan pesan namun sama sekali belum dibaca dan dibalas olehnya.

“Jaehyun, apakah kau tahu kerabat Pak Kim yang bisa dihubungi?”

Jaehyun berpikir sebentar, kemudian kepalanya menggeleng, “Aku tidak terlalu tahu tentang Pak Kim. Ah, aku juga tidak melihatnya di rumah beberapa hari belakangan ini, biasanya dia selalu bersama mu.”

“Tidak. Terakhir kali Pak Kim bilang kepadaku bahwa dia sedang ingin keluar, saat kutanya Pak Kim tidak menjawabnya.” Aku mengerti bagaimana rasanya orang yang kita percayai sebelumnya karena telah memperlakukan dengan baik, namun dia harus menghilang karena beberapa alasan yang tidak kita ketahui. Sekali lagi, aku mengirimkan pesan kepada Pak Kim untuk menanyakan kabarnya, namun pemberitahuan tentang pesan tersebut ‘terbaca’ tidak muncul.

“Sebaiknya aku harus bertanya kepada pelayan yang dekat dengan Pak Kim. Mungkin saja mereka memiliki nomor, keluarga Pak Kim yang bisa dihubungi.”

“Aku akan membantumu jika kau memerlukanku.” Aku menoleh ke arah Jaehyun, menatap nya sebentar dengan raut wajah ledekkan, menganggap bahwa perkataan barusan hanya candaan semata.

“Aku serius. Buktinya saja aku rela mengambil jadwal cuti untuk menemani mu pulang ke rumah, meskipun aku adalah boss nya.”

“Hahaha, baiklah. Kau menang.” Sepanjang perjalanan pulang kami sudah tidak menjadi canggung lagi, kadang membahas hal-hal yang tidak penting untuk mengisi suasana di mobil, sambil mendengarkan musik yang diputar oleh Jaehyun. Aku tidak bisa berbohong lagi, memang benar jika berada di dekat Jaehyun aku merasa sangat aman dan diperhatikan dengan baik.

“Mark tidak ada dirumah?”

“Tadi aku mengajak Mark namun sepertinya dia sedang mengerjakan Pekerjaan Rumah nya untuk besok. Kau tahu mata pelajarannya? Matematika!”

“Aku tidak yakin jika kau membenci matematika. Bukankah seorang boss harus pandai dalam membaca statistik dan perhitungan pendapatan pemasaran jika ingin mendapatkan lebih banyak uang dan investasi dari perusahaan lain?”
“Kau benar.”

Kami sudah sampai dirumah Jaehyun beberapa puluh menit yang lalu. Namun aku tidak masuk ke rumah karena langsung bergegas menuju halaman belakang dibalik tembok kolam renang, disini tidak ada siapa-siapa selain aku, sedangkan Jaehyun harus masuk ke rumah terlebih dahulu untuk mengganti bajunya. Tadi pagi sudah kukatakan tak payah menggunakan Jas, namun lelaki itu tetap kekeuh dengan berasalan ‘harus bersikap formal’.

Untung saja pakaian ku mudah untuk melakukan pekerjaan menggali sesuatu. Aku bertanya kepada pelayan dimana mereka menaruh cangkul, sekop, dan beberapa peralatan yang digunakan untuk menggali tanah, mereka hanya memberitahukan ku tempatnya tanpa menanyakan alasan untuk apa aku menggunakan peralatan tersebut. Jaraknya sama sekali tidak jauh dari halaman belakang ini, aku membawa nya dengan gerobak sorong sehingga menjadi mudah.

“Kau yang mengambil semua ini?” Tanya Jaehyun yang sudah memakai baju kaos yang lengannya dilipat keatas serta celana training.

“Aku tidak ingin melibatkan pelayan untuk mengambil barang rahasia ku.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me & My Other Body | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang