DRTTT! DRTTT!
Suara alarm membangunkan ku untuk memulai hari lagi seperti biasanya. Bangun, kemudian mandi, menggosok gigi dan mencucui muka, lalu merapikan tempat tidur dan memakai baju, tak lupa aku memakaikan handslapast di bagian pipi agar menutupi luka kejadian semalam. Segera berangkat menuju toko serba ada tempat aku bekerja sebagai karyawan paruh waktu. Meskipun aku bekerja dari pagi hingga malam, tetap saja tergolong sebagai paruh waktu karena toko tersebut buka dua puluh empat jam dan aku bekerja selama dua belas jam dari pukul Sembilan pagi hingga sembilan malam. Aku berjalan melewati lokasi dimana aku bertarung dengan tangan kosong. Ketika aku mengintip sekilas gang kecil tersebut, seperti tidak ada terjadi apa-apa di lokasinya. Sampah-sampah yang berserakan bekas aku bertarung dengannya tidak ada, bahkan darah yang keluar dari mulutnya saja tidak meninggalkan bekas/jejak sama sekali. Siapa yang membereskannya? Tidak mungkin bangunan yang berada di samping kiri kanan gang kecil ini karena mereka hanya membuang sampah di malam hari, pukul tujuh, sedangkan sekarang masih sangat awal. Aku tidak mau memikirkan hal yang tak harus aku pikirkan. Akupun melanjutkan perjalanan yang masih berjarak 10 menit lamanya.
Sekarang aku berdiri di pinggir jalan lalu lintas, menunggu lampu hijau bagi pejalan kaki yang terletak di atas kepalaku untuk melanjutkan perjalanan. Kebanyakan orang yang berdiri di seberang kami adalah anak-anak yang berpakaian seperti Sekolah Taman Kanak-Kanak, mereka tampak bahagian karena baru melakukan perjalanan bersama gurunya. Sedangkan di tenpatku hanya ada orang kantoran yang terburu-buru karena kebanyakan dari mereka sudah telat.
Lampu lalu lintas pun menjadi merah bagi pengendara mobil dan hijau bagi pejalan kaki lima detik kemudian, semua orang dewasa pekerja kantoran di seberangku berjalan cepat seperti diikejar oleh waktu, bahkan bahu akupun ikut tersenggol oleh mereka. Sedangkan di seberang sana ada anak-anak yang kesusahan untum menyebrang, belum lagi garisan putih untuk menandakan batas orang berjalan sangat sempit, terpaksa mereka harus saling bertabrakan dengan anak-anak, tidak ada yang mau mengalah satupun, semuanya bertabrakan dan saling tersenggol termasuk aku. Hingga tak lama kemudian lampu menjadi hijau bagi pengendara mobil, untung saja semua dari kami sudah berhasil menyebrang dengan selamat.
Aku kembali memastikan anak-anak TK tadi yang menyebrang, semua dari mereka berhasil dituntun oleh gurunya untuk menyebrang, namun tiba-tiba saja ada satu anak yang kembali melewati garis putih penyebrangan itu karena boneka yang ada digantungan tas nya jatuh.
"Oh! Boneka pemberian nenek" Anak kecil polos itu langsung kembali ke tempat penyebrangan yang sudah dilalu-lalang oleh mobil, aku yang melihatnya sontak langsung berlari ke arah anak tersebut karena guru nya tidak sadar bahwa satu muridnya kembali ke jalan yang berbahaya.
TINNNNN!!!!!!
"AWAS!!!!"
Suara klakson dari truk besar membuatku reflek mendorong tubuh anak itu dengan sekuat tenaga hingga terjatuh ke tempat orang-orang berdiri untuk menyebrang, saat itu pula aku tidak sempat untuk berlari lagi ataupun berpindah kebelakang karena masih ada mobil yang lewat. Saat itu pula aku sadar bahwa sebentar lagi, aku berada di ambang kematian, setelah ini hidup atau tidak, itu terserah dengan Tuhan, namun aku lebih milih untuk mati jika tertabrak dengan truk ini. Syukurlah, anak itu tidak jadi tertabrak dengan truk melainkan aku, lebih baik terluka dibandingkan kehilangan nyawa yang berharga.
BRAK!!!!
###
"Huftt....... Huft........"
l
Apakah barusan adalah suara nafasku? Mengapa pandanganku menjadi gelap. Oh, aku harus membuka mata karena sekarang sedang terpejam. Tapi kepala ku tiba-tiba saja merasa pusing seperti orang yang baru saja tidur dalam waktu yang lama. Dan benda apa yang mengelilingi hidung serta mulutku ini? Aapakah sepertinya aku sedang dirawat dirumah sakit? Tuhan... Kenapa aku tidak mati saja ketika kecelakaan itu terjadi? Jika aku masuk rumah sakit maka ada biaya yang harus aku tanggung.Aku terbangun dengan mata yang mengerjap-erjap agar pandanganku tidak terasa pusing lagi. Tak lama kemudian aku baru menyadari bahwa ruangan tempat aku dirawat adalah bagian dari VIP. Namun mengapa? Bukankah ruangan seperti ini sering dipakai oleh orang kaya? Dinding yang bercorak indah dan dekorasi cantik tidak seperti gaya kehidupanku. Bahkan ruangan rumah sakit ini terlihat lebih mahal dari kamar kost yang aku tinggali.
Begitu mata ku sudah tidak terasa kabur dan kepala menjadi tidak pusing, akupun berusaha bangun dari tidurku untuk duduk di atas kasur, disitu aku melihat ada seorang lelaki tua yang sedang duduk disofa seakan-akan sudah mengawasiku sepanjang ini. Akupun membuka ventilator yang menutup mulutku agar bisa memanggil lelaki tua tersebut. "Permisi! Hei, aku sudah bangun." Panggilanku barusan tidak berhasil untuk membangunkannya.
Lalu aku melihat ke nakas yang berada disamping tempat tidur, lalu mengambil salah satu buah apel yang ditaruh dalam keranjang dan melempar ke arahnya.
Bugh!
Setelah apel itu mengenai bahunya, lelaki tua itu terbangun dengan keadaan setengah sadar. Lalu ia melihatku yang sudah terbangun dengan wajah yang amat senang dan bergembira. Lantas, ia berdiri dari sofa dan memanggil dokter dengan lantang hingga keluar dari ruangan ini, "DOKTER!!!! TUAN MUDA TAEYOMI SUDAH SADAR!!!! TUAN MUDA TAEYOMI SUDAH SADAR!!!!"
Lelaki tua itu sedang ngelantur atau tidak? Bagaimana bisa namaku diubah olehnya menjadi Taeyomi? Tunggu! Yang barusan itu apa aku salah dengar? Ia menyebutkan Tuan Muda untukku. Setahuku, Tuan Muda adalah sebutan untuk anak konglomerat yang berstatus penting dalam dunia bisnis. Akupun berusaha untuk berdiri dan bangun dari kasur, namun tubuh ini terasa sangat-sangat ringan, aku tidak tau mengapa. Mungkin selama dirawat dirumah sakit ini, aku tidak makan sama sekali, namun bagaimana bisa perut besar yang aku punya tidak terasa kelaparan? Aku mengusap-usap wajahku sendiri untuk berhenti memikirkan hal-hal aneh. Ini semua seperti mimpi yang sedang berlangsung, namun aku sedang dalam kondisi sadar; Lucid Dream.
Aku beralih menuju cermin yang berada di dekat jendela sambal membawa infus yang jarumnya masih tertusuk, lelaki tua itu belum balik memanggil dokter, entah kemana perginya. Sebelum aku beranjak untuk bercermin, aku mengusap sekilas, lalu menatap ke salah satu pria asing yang berada di cermin tersebut. "Hei! Siapa kau? Apakah kau teman lelaki tua tadi?!" Tanyaku dengan nada sok berani.Ada yang aneh. Inikan cermin, tapi kenapa aku melihat orang asing di cermin tersebut? Dia adalah pria yang memiliki paras cantik, rambutnya pun berwarna merah jambu dan biru muda seperti perempuan karena mencapai bagian lehernya. Dan gerak-gerik pria ini sama halnya dengan gerak-gerik diriku.
Akupun mencoba untuk menggerakkan salah satu lengan keatas, dan dia mengikutinya. Saat itu pula aku sadar bahwa lenganku juga ikut berubah, yang dulunya memiliki kulit sedikit kecoklatan dan kasar, sekarang menjadi putih dan lembut. Dan disaat itu pula aku menyadari bahwa lelaki yang di cermin bukanlah orang asing, melainkan....
"Bangsat, apa yang sudah terjadi dengan tubuhku?!" Aku memegang wajah cantik ini dan meremas-remasnya tidak percaya, lalu meraba ke tubuh milik pria ini yang terbilang cukup ramping. Kenapa tiba-tiba saja aku berada di tubuh orang lain?! Yang bahkan dirinya saja sama sekali tidak aku kenali. Apa yang telah terjadi dalam hidupku?
"Tuan Muda Taeyomi! Aku membawa kan dokter untuk memeriksa kesehatanmu! Tolong tidur kembali di atas kasur" Lelaki tua itu akhirnya kembali, ia mengayun-ayunkan tangannya menyuruh aku untuk kembali ke kasur, namun aku tidak menurut kepadanya, melainkan berteriak cukup lantang hingga terdengar ke luar ruangan VIP ini.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
——————— Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & My Other Body | Jaeyong
Fanfiction[SLOWBURN] Suatu hari, aku mengalami kecelakaan hingga menyebabkan berpindah jiwa dengan tubuh seseorang, tubuh yang sama sekali bertolak belakang dengan sifatku. Namun, seiring berjalannya waktu aku ingin membantunya untuk mengungkapkan apa yang te...